Truth

12.4K 1.2K 85
                                    

Baekhyun terlihat mengerjap-ngerjapkan matanya. Tangan kirinya perlahan terangkat untuk memijat pelan kepalanya. Matanya memandang sekelilingnya dengan bingung. Walau ia pengguna kacamata, ia masih bisa menatap dengan jarak sekitar 2m.

Baekhyun terdiam ketika ia sudah menyadari dimana dirinya saat ini. Ia merasakan berat pada tangan kanannya. Ia perlahan menatap seseorang yang tengah tidur dalam keadaan duduk.

"Chanyeol,, kajja pindah. Badanmu nanti pegal." Ucap Baekhyun sembari mengusap kepala Chanyeol dengan tangan kirinya. Sesekali Baekhyun memilih memainkan rambut Chanyeol dengan tangannya.

"Chan~"

"Heng."

"Pindahlah. Tidurmu pasti tak nyaman." Ucap Baekhyun yang masih mencoba membangunkan Chanyeol.

Namja tinggi itu akhirnya mengangkat kepalanya dengan mata yang masih terpejam. Baekhyun yang melihat itu terkekeh geli. Tangan kanannya yang sedaritadi ditindih Chanyeol pun terangkat untuk merapikan rambut Chanyeol.

"Kamu sudah sadar?" Tanya Chanyeol sembari memaksakan untuk membuka mata walau ia masih mengantuk.

"Ne. Pindahlah." Ucap Baekhyun sembari menggeser tubuhnya untuk memberi Chanyeol tempat.

Chanyeol yang mengerti pun segera membaringkan tubuhnya di kasur yang sama dengan Baekhyun. Ia berbaring disisi kanan Baekhyun.

Grep

Baekhyun hanya diam ketika tubuhnya dipeluk oleh Chanyeol. Bahkan namja tinggi itu menelusupkan kepalanya ke ceruk leher Baekhyun.

Baekhyun dibuat menegang di tempatnya. Walau Chanyeol sering memperlakukannya seperti ini, tetap saja ia merasa belum terbiasa.

"Jangan seperti ini lagi. Aku takut." Ucap Chanyeol sembari memeluk Baekhyun erat seolah-olah ia tak ingin namja mungilnya pergi.

"Ne. Mianhae."

Chanyeol yang mendengar itu mengangkat kepalanya. Ia mengecup pipi Baekhyun membuat Baekhyun segera menoleh kearah Chanyeol ketika namja itu sudah menjauhkan wajahnya dari pipi Baekhyun.

"Mau bercerita sesuatu?"

"Em,, Chanyeol,, sebelumnya-"

"Jika kamu masih belum siap tak apa. Aku akan menunggu sampai kamu siap." Ucap Chanyeol sembari mengelus pipi Baekhyun dengan lembut.

Chanyeol sama sekali tak pernah keberatan jika Baekhyun belum mau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Chanyeol akan dengan setia menunggu namja mungilnya siap untuk bercerita kepadanya.

"Bukan begitu. Hanya saja,, itu,, aku bingung mau mulai darimana."

"Mulai lah darimana saja. Aku akan mendengarkannya."

Baekhyun yang mendengar itu menatap wajah kekasihnya lekat-lekat. Ia lalu menggenggam tangan Chanyeol dengan sangat erat. Sebenarnya ia tak siap, hanya saja kekasihnya juga harus tau hal ini. Ia tak mau terus-terusan menyembunyikan hal ini. Sudah 2 tahun Baekhyun menyembunyikannya, dan Baekhyun tak mau hal ini semakin lama.

"Kamu masih ingat saat aku bilang eommaku meninggal saat aku masih kecil?"

"Ya." Ucap Chanyeol sembari mengangguk.

"Saat itu aku berumur 7 tahun. Aku dulu ingin menjadi penulis terkenal suatu hari nanti. Aku sering membaca cerita fiksi pemberian eomma saat itu. Eomma sangat mendukung impianku itu." Ucap Baekhyun sembari tersenyum menatap langit-langit kamarnya. Ia ingat bagaimana sang eomma selalu membelikannya buku keluaran terbaru yang berisi cerita-cerita fiksi yang sangat menarik.

1. My Bad Boy [CHANBAEK] || REVISIWhere stories live. Discover now