#H4.B1__Belajar seharian

231 42 10
                                    

{*Hari Keempat*}

↪°'Bagian 1°↩

Hari ini hari Sabtu. Tapi, sepertinya aku punya panggilan lain untuk hari ini. Yaitu "Hari Belajar Seharian"

Kenapa? karena salah satu oppa-ku tersayang yaitu Kim Namjoon oppa, memberiku beberapa buku untuk belajar. Ah tidak, mungkin lebih tepatnya meminjamkan!

Itu semua dia lakukan hanya karena nilaiku turun sedikit, dan karena aku harus menjalani remidial di pelajaran Kimia dan Matematika.

Memang, aku akui dia sangat baik karena sudah melakukan itu hanya untukku. Tapi, apa maksudnya sampai membawa buku paket di berbagai macam pelajaran lain? Kenapa tidak Kimia dan Matematika saja? Bukan hanya itu, apa dia kira aku sangat bodoh? Sampai aku diberi buku yang bahkan harusnya dipelajari saat SMP?

Bukk

Suara beberapa buku yang ditaruh di meja belajarku benar-benar membuat telingaku terasa tersumpal, tidak ingin mendengar apapun lagi yang berkaitan dengan pelajaran.

"Baiklah permen karet! Aku tidak akan menyuruhmu mempelajari semua buku ini dalam satu hari. Kau tau, aku terlalu baik untuk melakukan itu padamu. Anggap saja, ini salah satu kemurahan hatiku, yaitu meminjamkanmu beberapa buku paket yang aku punya."

Aku hanya diam sambil menatap sebal padanya, tidak ada respon apapun dariku selain beberapa ocehan dan bentuk protes yang sayangnya hanya bisa dilakukan oleh hatiku.

'Beberapa katanya? Bukankah akan lebih pantas jika dia menyebut puluhan?!'

"Jadi, umm... Mungkin sekarang kau hanya perlu mempelajari satu pelajaran. Bagaimana jika Kimia? Kau sangat buruk dalam pelajaran itu. Aku akan mengajarimu, karena kebetulan hari ini tidak ada jadwal kuliah." Ucapnya lagi, kali ini sambil tersenyum.

'Hei! Apa dia sudah lupa apa yang dia lakukan padaku tadi malam?! Dia mengataiku, menghinaku, membentakku dan menyita ponselku! Sekarang, dia bertingkah seakan tidak pernah terjadi apa-apa diantara kami?! Dan sok menjadi oppa yang sangat baik untukku?!'

Buk

Sebuah buku tebal bertuliskan 'KIMIA' di covernya kini berada tepat di depanku. Aku menghela nafasku setelah membaca tulisan besar itu.

"Ayolah oppa... kau tau aku sangat payah dalam pelajaran ini kan?" Protesku. Maksudku, bagaimana bisa buku setebal itu?

"Itulah sebabnya aku akan mengajarimu! Aku akan membuat otak kosongmu ini terisi sedikit." Ucapnya sambil mendorong kepalaku dengan jari telunjuknya. Lagi-lagi, aku hanya bisa menatap kesal padanya.

"Sudahlah... cepat pelajari buku ini." Ucapnya sambil memberikan buku itu padaku. Alhasil buku itu sekarang berpindah tangan.

"Aku akan sekalian mengerjakan tugas kuliahku di belakangmu, jadi kau tinggal bertanya saja padaku kalau ada sesuatu yang tidak kau mengerti." Ucapnya kemudian duduk dibelakangku. Tepatnya di bawahku, karena aku duduk di kursi, sedangkan Namjoon oppa di lantai kamarku. Namjoon oppa kemudian membuka laptop-nya dan mulai fokus pada tugasnya.

🍒🍒🍒

Jam demi jam berlalu, aku terus berusaha memahami buku yang isinya hanya rumus Kimia ini. Kenapa juga pelajaran Kimia harus dipenuhi rumus? bahkan menurutku, rumus Matematika jauh lebih baik daripada rumus Kimia.

"Ayolah oppa, kau tau aku tidak mengerti sama sekali dengan pelajaran ini. Kau bilang kau akan mengajariku, tapi kau terus saja sibuk dengan tugasmu!" Keluhku.

7 Days With My Brothers [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang