02. Dari sini

177 17 0
                                    

02. Dari sini

"Trauma masa lalu tidak alan pernah hilang dimakan waktu. Akan terus membayang." -Nanthala Raspati Algibran


"Bi..  Thala Pulang," sambut Nanthala. Sambil merebahkan badannya yang lelah. "Bi..  Air dingin,"

"Ini den," memberikan air dingin dan buah. "Den tadi teh ada tuan kesini," ujarnya takut.

Seketika wajahnya menjadi dingin dan kaku. Menunjukkan rasa marah yang di pendam.

"Ngapain dia kesini?" sambil meneguk air. "Mau suruh, aku pulang?"

"I-iya den. Aden teh di suruh pulang. Ada rapat keluarga katanya,"

"Bibi bilang apa?" mengusap kepalanya. Pusing.

"Bibi teh bilang. Aden teh sibuk pisan. Teu aya waktu panginteun," ucap Bi Irah jujur. (nggak ada waktu mungkin).

"Pertahankan bi! Bagus," puji Nanthala. "Besok-besok kalo dia kesini bilang akunya lagi ngitung dosa,"

"Akh! Aden mah aya-aya wae! Bibi teh takut dosa atuh kalo boong wae mah!" (aden suka ada-ada aja. Bibi takut dosa kalo boong terus).

"Dosa bibi biar Mang Jajang yang nangung ya.. Jangan bawa-bawa thala," senyuman tulus terukir disana. "Thala mau tidur bi, bangunin kalo makanannya udah siap. Kalo ada yang tanyain thala lagi bilang kalo thala lagi itung dosa di kairo,"

"Aden mah heureuy wae!" (Aden bercanda terus). "Nanti bibi masakin kesukaan aden. Spesial lah!"

"Ekh..  Bilang aja gitu. Gak pa pa. Sip lah bi bikin yang enak sejagat raya! Nuhun bibi geulis!" (Makasih bibi cantik). Ujarnya sambil berlalu.

"Kalian masih di tepat yang sama! Papa kangen kalian tau! Di sekolah mah gak boleh bawa seperangkat alat tidur," sambutnya saat telah di kamar. "Kalo boleh nih ya, papa bakalan bawa bantal sama selimut. Apa? Kasur sama guling juga mau di bawa? Gak bisa sayang. Gede banget, berat lagi," dia berbicara seakan-akan mereka dapat berbicara.

"Papa mau tidur. Kalian harus bikin papa melayang ke awan. Apa? Papa bau? Jahat banget si kalian! Ya udah papa mandi,"

Menurutnya itu adalah hal yang menyenangkan, saat dia berbicara pada benda mati. Terutama alat tidur. Benda yang paling disukai nya. Dia akan menganggap benda itu anaknya yang harus diberi kasih sayang.

"Kalian bikin papa nyaman ya! Apa? Cari cewe? Ogah. Emangnya kalian mau di tinggal sibuk sama papa yang ngurus cewe? Enggak kan? Ya udah. Papa kan setia," ucapnya setelah mandi.

1 jam berlalu, Nanthala masih sibuk dengan mimpinya. Tanpa ia sadari Kakeknya terus memperhatikannya dari pintu.

"Bi..  Jangan kasih tau Thala saya ada disini. Saya pulang,"

Nanthala bangun dari tidurnya yang lelap. Sambil mengerjapkan mata ia terus jalan mencari pintu. Tadi ia mendengar seseorang berbicara. Namun, ia tak tahu siapa.

"Ekh.. Aden udah bangun. Tadi bibi teh mau bangunin aden," ucap Bi Irah.

"hmm..  Tadi, ada siapa?" bingung Nanthala.

NANTHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang