5.Family

1.1K 106 12
                                    


Happy reading🖤

--------

Di meja makan yang cukup besar kini telah terpenuhi dengan segala hidangan dari yang berat sampai yang ringan, hanya keluarga inti yang hadir saat ini, syukuran atas keberhasilan Zahra.

"Ayo silahkan dimakan, ambil sesuka hati jangan sungkan sungkan." umi Maryam menyodorkan semangkuk besar sup ayam yang baru saja dia bawa dari dapur.

Mata Zahra berbinar melihat makanan yang terpampang jelas di depannya, dia sangat rindu masakan uminya, terlebih ada beberapa lauk yang menjadi makanan favoritnya.

"Umi, Zahra makan duluan yah," izin Zahra dengan nada meminta.

"Boleh nak, sini umi ambilin." Umi mengambil piring dan mengisi nya dengan nasi tak lupa beberapa lauk yang menjadi favoritnya, tak perlu ditanya apa makanan favoritnya umi sudah sangat hafal apa yang Zahra sukai dan tidak ia sukai.

"Ra,kembali ke pondok nya kapan?" tanya bang aksa kakak pertamanya.

"Tanggal 20 april bang."

"Ohh, dua pekan liburnya?"

Hanya dijawab anggukan oleh zahra
Yang berarti 'ya'

Sementara kakak kedua zahra bernama marwah masih betah di pesantrennya nya dan sedang menyelesaikan skripsi S1 nya

Anak kecil berumur 3 tahun menghampiri zahra bernama Reza, Reza adalah keponakan zahra putra dari Aksa.

"Anti ara , eza mau itu dong,"

Zahra tersenyum dan mendudukkan Reza di pangkuannya,"Mau apa sayang?"

"Itu yang merah." Tunjuk reza pada buah apel

"Ohh eza mau ini? Ini namanya buah apa coba?" Tanya zahra

"Buah , buah jeruk kan anti?" semua tertawa dengan jawaban dari bocah ini.

"Bukan buah jeruk sayang , ini namanya buah apel." Zahra mencoba menjelaskan

"Ohh buah apel." Reza mengangguk paham dengan gemas.

"Sini anti kupasin apel nya yah? Eza mau kan?" Zahra mendudukkan Reza di pangkuannya sambil mengupas apel

"Iya anti."

"Ri, aku dan istriku pamit pulang ya," ucap kiyai Zikra beranjak dari duduknya.

"Ko cepat sekali , nanti lah sebentar lagi,"

Kiyai Zikra melihat jam yang bertengger di tangan kananya jam menunjukan tak lama lagi waktu Asar, "Sudah mau asar Ri."

"Yasudah kalau begitu, tunggu dulu sebentar," abi Fahri mencari keberadaan istrinya.

"Umi tolong bungkusin makanan nya untuk buah tangan kiyai," perintah Fahri pada istrinya.

"Iya bi"

Tak lama kemudian, Umi Maryam membawa tote bag berisi makanan
"Ini ustadzah sedikit buah tangan nya."

"Masya Allah terimakasih."

,,,,,,,,

Kamar bernuansa sederhana dengan warna cat kalem yakni hitam dan putih tidak banyak furniture hanya ada satu lemari dan satu rak buku kecil berisikan kitab kitab pesantren nya dan beberapa novel saja. Tidak ada gambar oppa oppa korea hanya ada foto momen special dirinya saja.

Kamar yang berada di lantai dua dengan kaca jendela menghadap ke taman belakang membuat suasana kian asri.

Zahra sedang bersandar di bahu ranjang sambil menenteng sebuah buku novel ditangannya tengah asik dan sesekali tertawa sendiri karena kelucuan dari salah satu tokoh novelnya.

Sampai suara dering handphone membuyarkan konsentrasi nya yang sedang asik membaca novel.

Naila ratu kepo is calling.....

"Halo? Assalamualaikum? Ada apa Nai?"

"Hai Ra, waalaikumsalam, gimana nihh kejutannya seru gak?

"Ohhh jadi kamu juga terlibat dalam setingan ini , Jahat ya kamu bohongin aku," gerutu Zahra memanyunkan bibirnya walaupun tak terlihat oleh Naila.

"Ya maaf Ra, aku kan disuruh juga sama kiyai jangan bocorin ini ke kamu,"

"Iya dehh aku maafin, gimana kabar kamu Nai?"

"Alhamdulilah aku baik Ra, kalau kamu? Btw kamu udah kangen belum sama aku?"

"Ya belum lah Nai baru juga se hari , mungkin kalau si Juki udah kangen tuh sama kamu," ucap Zahra dengan nada mengejek , memang Naila dan Juki adalah musuh sejati di pesantren pun tak pernah akur.

"mulai deh, jangan panggil panggil nama si Juki bete ah,"

"Jangan benci benci nanti jatuh cinta dan kalau Allah mentakdirkan kalian berjodoh tau rasa kamu,"

"Ehh i__iya maaf Ra, kalau aku si juki? Kamu apa? Supra X gitu? Biar adil."

Bukan ini bukan ajang untuk endorse produk.

"Ga lucu Nai,"

"Lucuin dong Ra,"

"Ya udah deh ha ha ha," kata Zahra dengan ketawa super garing.

Tut tut tut

Telpon terputus dimatikan sepihak oleh Naila

"Kutu kupret! Kenapa bisa mati si ni handphone!" gerutu Naila dan membantingkan nya ke atas kasur.

____

Zahra keluar kamar, menampakan umi abi nya yang tengah duduk di ruang tengah. Melihat umi abi nya yang tengah saling becanda zahra bersyukur karena berada satu keluarga dengan mereka

"Maka Nikmat tuhan mu mana lagi yang kamu dusta kan,"ucap zahra dalam hati melihat umi dan abinya

"Ehh Ra, sini nak" panggil umi pada Zahra dengan menepuk sofa agar Zahra duduk di sebelahnya.

"Iya mi." Zahra duduk di tengah antara umi dan abi nya

"Udah makan sayang?" Tanya umi begitu Zahra duduk, Umurnya sudah dibilang dewasa namun sikap kedua orang tua nya masih memperlakukan Zahra layaknya anak kecil berumur 7 tahun.

"Udah umi."

____

Jangan lupa vote , satu vote dari kalian sangat berarti untuk author, jadi klik bintang di pojok kiri bawah, Oke?😜

Sesekali komen lah , kesan dan pesan nya kalian baca cerita ini

Menerima kritik dan saran , asal kritik nya jangan pedas kek komenan netizen artis:v wkwk

See youu next chapter guyss

AZZAHRA (On Going)Where stories live. Discover now