End - Beginning

119 13 3
                                    

Teleponnya berdering. Jungkook berteriak histeris, sedangkan aku hanya berdiri di sini memperhatikannya. Dia memanggil nama gadis itu berulang kali dan spontan melompat masuk mobilnya, melaju kencang tak terkendali.

Larinya cepat sekali, seperti diburu waktu saja. Jungkook memasuki kamar putih itu. Kamar rumah sakit. Dengan aroma antiseptik dan dingin yang menyengat, dia menggenggam tangan gadis yang terbaring pucat tak bernyawa.

Rambutnya sudah habis, entah kenapa dia baru mengetahuinya sekarang setelah sekian lama tertutup rambut palsu. Bibirnya putih, benar-benar tidak ada rona merah muda lagi di sana. Jungkook menangis tersedu-sedu. Hidupnya hancur. Gadisnya pergi. Jungkook tidak tahu bagaimana harus hidup lagi tanpanya. Tenang, dia tidak akan menderita setelah ini kok. Aku janji.

Melihatnya seperti ini, hatiku tersentuh. Gadis itu sudah menitipkan hatinya pada Jungkook sebelum dia pergi. Jungkook adalah tempatnya bertahan hidup, setengah jiwanya.

Lihat, ini lah cinta sejati yang aku jelaskan tadi. Sakit dan mengiris, namun indah tak tergambarkan kata - kata. Hingga saat ini Jungkook masih menangisi jasad gadis yang sudah kaku di depannya, dengan mata terpejam dan tangan terlipat rapi. Jungkook merengek, juga dengan air mata yang tak berhenti mengalir.

Sedih sekali sih. Untungnya aku sudah memohon pada malaikat pencabut nyawa agar mengulur waktunya sedikit. Kasihan Jungkook jika dia tidak melihat kekasihnya untuk terakhir kali. Tapi tenang saja, mereka akan bertemu sebentar lagi.

-End-
--
An: Masih Sama anehnya, I know. Akhirnya aku buat cerita gak gantung😂🙃 Yha begitu.

Finally Together // JJK Short Story ✔Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα