1. Halo Pak Dosen

23.5K 2.9K 687
                                    

Suasana di salah satu ruang kelas siang ini tampaknya begitu hening. Hanya ada suara detak  jam dan ketukan satu tangan yang memenuhi ruangan. Biasanya mahasiswa akan sangat bersemangat menuju jam terakhir perkuliahan, namun situasi itu berbeda saat berada di ruangan kelas bernomor RTP-01. Semua perhatian tertuju pada dosen yang sedang mengajar di depan sana.

Untuk sebagian mahasiswa, dosen yang satu ini bisa dibilang dosen yang cukup unggul. Di usianya yang masih muda dia telah mengajar banyak mahasiswa. Walaupun hanya menjabat sebagai asisten dosen senior, setidaknya ini telah menjadi kesempatan karir yang sangat bagus untuknya.

"Cakep sih, tapi sayang suka bikin tegang."

"Setuju. Tapi kalo udah suka pasti bakalan semangat, 'kan?"

"Semangat sih semangat, cuman kalo saingannya banyak yaa... mending mundur aja enaknya."

"Nggak ah, nggak mau mundur. Selagi masih jomblo dan masih bisa dipandang kayak gini bakalan tetep maju."

"Jadi penasaran yang jadi istrinya nanti siapa ya."

"Kayaknya gue deh."

"Halu aja terus iya."

Selain karena kedua poin sebelumnya, ada satu lagi yang membuat pengajar kali ini sedikit unggul. Visualnya yang cukup digandrungi para mahasiswi, bahkan di kalangan para pengajar juga.

"Oke, kayaknya waktu udah selesai. Jangan lupa sama tugas tadi, silakan kirim lewat email saya. Fail berupa PDF." Sang dosen memberi interupsi untuk terakhir kalinya.

Beberapa mahasiswa kembali bersemangat setelah menit-menit yang menegangkan barusan. Namun sebelum pergi, kegiatan mereka tiba-tiba tertahan oleh satu suara yang sama.

"Satu lagi... Jangan sampai saya nemuin tugas kalian yang sama. Nggak boleh ada yang contekan! Kalo sampai ada yang contekan, bobot nilai kalian untuk matkul saya akan dikurangi. Ingat, tugas kalian tadi punya bobot yang besar selain UAS sama UTS. Silakan pulang. Terima kasih untuk kelas hari ini.""

Satu ruangan lagi-lagi terdiam dan satu persatu mereka mulai mengucapkan terima kasih kepada dosen yang mengajar. Semua mahasiswa segera keluar, tugas tadi sepertinya tak akan bisa membuat semuanya benar-benar lega.

Beginilah harinya sebagai seorang pengajar. Hari ini jadwal Mark mengajar telah selesai, ia hanya mendapatkan satu kelas di hari ini  untuk mengajar mahasiswa Teknik Pertambangan  semester tiga. Sekarang ruangan kelas telah kosong setelah semua mahasiswa meninggalkannya, ia baru dapat memegang kembali ponselnya yang telah diheningkan selama dua jam sejak masuk tadi. 

Tujuan pertamanya sekarang adalah menghubungi seseorang dan tak butuh waktu lama untuk panggilan teleponnya dibalas oleh pihak seberang sana.

"Lagi dimana?"

"...."

"Ngapain ke kampus?"

"...."

"Oke, saya ke sana."

Setelah sambungan tersebut berakhir, Mark segera membawa tasnya dan melangkah keluar dari kelas. Sebelum ia semakin menjauh, seseorang tiba-tiba saja menghentikan langkahnya tepat di depan pintu kelas.

"Pak..."

Mark menoleh ke sampingnya dan mendapati seseorang yang tak asing sedang menghampirinya.

"Ada absen baru dari admin sekalian tandatangannya juga, Pak, absennya." Ada mahasiswinya yang kembali menghampirinya saat ini. Selagi absen baru tersebut diberikan, Mark membubuhkan langsung tanda tangannya di kolom bagian dosen pengajar.

"Pak, yang tugas tadi jawabannya boleh cari jurnal, nggak?"

"Boleh. Silakan bilangin ke temen-temen kamu juga."

me after you [TERBIT]Where stories live. Discover now