Prolog

30 0 1
                                    

"ambillah ini, lain kali kamu bisa mengembalikannya padaku. cepat, sebelum semuanya terlambat.... Scarl."

ucapnya sambil memberikan senyuman. aku tak tahu apakah senyuman itu tulus atau tidak.

"t..terimakasih, kak." ucapku bergetar.

aku segera membalut lukaku dengan sapu tangannya yang ia beri.

ia memandangku kasihan.

"maaf, saya harus kembali." tanpa berkata apapun, ia pergi.

aku tak tahu ia pergi kemana.

dan aku tidak menyangka, pada saat itu juga ia pergi selamanya dari kehidupan ku.

**

"lagi lagi, kamu pasti mikirin kakak itu,"

"udahlah, Claire. ia pasti juga sudah melupakan mu. it is useless."

"udah bertahun tahun,Claire! mau nunggu sampai kapan?!"

yap.

itu semua perkataan sahabat-sahabat ku.

ya, mereka memang bawel. tapi setidaknya, mereka selalu berada di samping ku.

oh ya, hai.

namaku Claire.

Claire Scarlett.

semua orang memanggilku Claire. atau Air.

yah...kecuali dia.inilah kehidupanku.

aku bersekolah di Easton Junior High School.

duduk di bangku kelas 3 SMP.

"hey, hey, dengerin dulu dong!" semua sahabatku melirikku.

"pertama, Skylar Zoe yang imut, ya. aku sedang memikirkan kakak itu. kedua, Emily Kennedy yang cantik, aku tidak terlalu yakin ia melupakanku. karena, ya...kurasa ia ingat jelas karena saputangan nya masih di genggamanku. ketiga, Leah Harper yang cablak, i will wait for him for a thousand years,"

yap, aku serius.

"bentar lagi kita lulus lho,Air. kamu bakalan SMA di London kan? disana juga banyak yang lebih ganteng dan baik dari kakak itu!" jelas Leah.

"aduh, Leah. kamu nya aja gak tau! dia ini ya, ganteng banget! idaman para wanita. rambutnya bagus banget. matanya...sparkling! lumayan tinggi. ia juga baik. humble! coba deh kamu cari yang kayak gitu! ada gak? ga ada kan!"

semua temanku terdiam.

duh, aku gelisah.

seolah olah ada yang sedang memperhatikanku.

sungguh.

aku memandang sekitar kantin.

kantin ini terlalu ramai, tidak mungkin aku akan memperhatikan satu satu orang yang sedang melihatku.

tapi, sungguh, aku dapat merasakannya.begitu dekat dan matanya tidak lepas dariku.

biarlah, mungkin itu hanya firasatku saja.

"woi, Claire!"

"hmm? sorry, ya? kenapa?"

"ngelamun lagi! haduuh, Claire! ckckck,"

aku terdiam.

tidak berniat menanggapi teman-temanku.

lalu aku kembali makan pasta yang dari tadi ku diamkan di meja.

**

HandkerchiefWhere stories live. Discover now