Bagian 5

36 4 0
                                    

Saat membuka mata, aku langsung menghela nafas. Kejadian semalam benar benar membuatku sedikit terkejut. Dan kini, tubuhku terasa sedikit aneh.

Tok tok tok.

"Masuk"

"Ohayo gozaimasu," dia, Arion masuk, membawa troli berisi set teh, dan kudapan ringan sebelum sarapan.

"Ohayo."

"Silahkan, lady" ujarnya.

Ku sesap perlahan teh yang masih mengeluarkan uap panas.

"Bacakan jadwal ku hari ini."

"Baik. Pukul 09.00 ada pertemuan dengan Mr. Janshon. Pukul 13.00 mengisi acara pendanaan di panti asuhan. Dan terakhir, pukul 16.00 les musik dengan Mrs. Jessica."

Sekali lagi, aku menghela nafas.

"Nee, Arion."

"Yes, lady?"

"Dimana orang tuaku?"

"Oh, mari ikut saya lady," dia mengulurkan tangan, membantu ku turun dari atas ranjang.

Dia membawaku pergi ke belakang mansion, dan terlihatlah olehku, 2 gundukan tanah tanpa nisan. Aku langsung terduduk di antara ke dua nya.

"Ayah, ibu,...."

Mati matian kutahan air mata yang tau tau sudah menggenang di pelupuk mataku. Jujur saja, aku tak suka terlihat lemah di depan orang lain. Berfikir cepat, tak ada guna nya meratapi hal yang sudah tak bisa kembali lagi bukan? Aku harus bertindak.

" Arion. Ayo"

"Yes, lady"

Sesampainya di kamar...

"Ah, lady, gomennasai. Apakah anda, merasa sedikit tidak enak badan?"

"Hm, iya. Sedikit."

"Setelah saya melakukan hal itu semalam, tubuh anda perlu penyesuaian selama beberapa hari. Mungkin, anda akan merasa demam sehingga mungkin saya perlu membatalkan seluruh acara pada hari ini?"

"Tidak. Aku tak apa apa"

"Tapi anda perlu istirahat yang--"

"Hentikan Arion. Aku tak bisa begitu saja membatalkan pertemuan dengan pak tua itu"

"Oh, lady. Tak sopan berbicara seperti itu."

"Sudahlah, aku mau mandi"

"Baik. Saya bantu"

Beberapa saat kemudian...

"Haaaah, selalu menyenangkan berendam seperti ini" ucapku menghela nafas.

"Permisi nona"

Arion mulai menggosok punggungku, sebisa mungkin menghindari luka luka memanjang di sana.

"Bagaimana dengan tanda kontrak di mata kanan anda nona? Apakah anda ingin menutupi nya dengan sesuatu?"

"Eye path hitam"

"Baik nona, akan saya carikan."

Hening beberapa saat,...

"Manusia memang tak pernah puas dengan apa yang di miliki nya. Benarkah begitu, nona?"

"Apa maksud mu?"

"Manusia, saling menindas satu sama lain, menggunakan cara cara keji untuk mencapai segala sesuatu yang di inginkan nya."

Tangan nya yang menggosok punggung ku terhenti sejenak.

"Dan terus begitu, hingga mereka mati oleh ketamakan diri mereka sendiri." sambungnya.

My butler, Arion adalvino. Where stories live. Discover now