Part 5 [ PERAHU PENDAYUNG HATI ZENA ]

51 6 0
                                    

[JANGAN LUPA VOTMENT NYA GUYS! TERUS DUKUNG AUTHOR YA!]

5. PERAHU PENDAYUNG HATI ZENA.

-Happy Reading!-

Sesuai apa yang dikatakan Dino tadi, kini Zena, Gino dan Dino sudah ada di kantin, dan jangan lupakan juga sahabat Zena, Keyla.

Sedari tadi gadis bernama Keyla itu tak henti-hentinya menatap Dino, alis tebal, rahang tegas, bibir ranum berwarna merah chery, 'aish, sempurna sekali kakak kelas nya ini,' pikirnya.

"Ratu Penyu, lo gak boleh nyerah ya buat hatinya Zino, dia emang gitu," ujar Gino memberi sedikit dorongan agar Zena tak menyerah.

"Tentu aja, Zena gak bakal nyerah, sampai kapanpun!" antusiasnya.

"Zena kan punya perahu yang siap menyusuri hati sungai amazon punya nya Zino, jadi Zena gak akan pernah nyerah," tambahnya.

"Itu baru semangatnya Ratu Penyu,"

***

Seorang lelaki jangkung tengah menyusuri lorong yang ramai akan siswa-siswi yang lain, mata para hawa tak pernah lepas dari tampan nya sang Ketus Osis SMA Delta Saranaya.

Laki-laki itu sedang mencari kedua sahabatnya, tadi pagi dirinya sudah bilang untuk menunggu, namun mereka sepertinya meninggalkan dirinya, jahat sekali.

Zino memilih pergi ke kantin sendiri, karna ia yakin, keduanya ada disana.

Satu langkah lagi, sepatu hitamnya akan menempel di lantai Kantin, tiba-tiba seseorang menubruknya hingga ia terlentang, gadis yang tadi menabrak dirinya, sepertinya ada pada atas tubuhnya, terbukti sekarang beban di atas tubuh Zino bertambah.

"To...long, lo berdiri, ber...at," tuturnya sebari sedikit mendorong bahu gadis itu.

Belum sempat gadis itu berdiri, segerombolan siswa-siswi keluar dari kantin untuk melihat adegan ini. Termasuk juga---

ZENA

Gadis yang tadi terjatuh menimpa Zino segera bangun, dan mereka dapat melihat siapa itu, dia Dea.

Bukannya kecewa, Zena malah mendekati Zino dengan pandangan khawatir.

"Zino gapapa? Ada yang luka? Ke UKS yu, takutnya Zino ada yang luka, ayo!" belum sempat Zino membantah, Zena sudah membawanya ke ruang UKS.

Gino melihat itu ternganga di tempat nya berdiri.

"Keren bro," tutur Gino tanpa sadar pada Dino.

"Iya," sahut Dino singkat.

"Au ah! Ngomong sama lo aneh, ngomong salah, gak ngomong juga salah! Gak sama lo gue kudu ngomong sama siapa Aldino? Kutu kupret, buku kupret, kutu buku, kulkas es! Ahhh kesel-kesel, adek kesel bang kesel!" teriak Gino frustasi.

Dino yang ada di dekatnya saja malu, ia memilih membawa Keyla pergi agar terhindar dari mahkluk kurang belaian seperti Gino.

"Aldinooo! Tunggu guee Kulkass!" teriak Gino dan berlari menyusul Dino.

***

"Makanya, kalo jalan tuh liat-liat, Zino," gerutu Zena sebari menempelkan kapas berisi alkohol pada siku Zino.

"Sejak kapan lo berani ngomel-ngomel sama gue?" tukas Zino jutek.

"Hari ini," balasnya santai.

"Zino sengaja jatuh biar peluk-pelukan sama Dea kan? Ngaku!" Zena sengaja menekan kapas nya pada luka Zino.

"Sst, au. Sakit bodoh!" makinya sebari meringis pelan.

"Iya-iya maaf, Zino." balasnya sebari menunduk. Zino mengangkat dagu Zena dengan telunjuk nya, hati Zena berdegub kencang, sungguh. Zena bahagia!

"Lo cemburu?" tanya Zino menatap manik mata indah milik Zena, mata itu adalah mata yang beberapa hari ini membayangi pikirannya.

"Ya iyalah! Kan Zena udah ngomong ribuan kali sama Zino, kalo Zena tuh suka sama Zino, gimana sih, gitu aja gak peka-peka." rajuknya dan merapihkan kotak P3K, ia beranjak akan pergi, namun sebuah tangan mencekalnya dan mendekap kepala mungilnya.

'Gue juga suka lo, Zena,'

***

Zena memasuki kelas dengan perasaan sumringah, ahhhh kejadian di UKS tadi adalah kemajuan pesat yang Zena miliki sekarang.

Keyla yang melihat itu bergidik." Kenapa lo? Kesurupan setan?" suasana kelas sepi, wajarkan jika Zena kesurupan?

"Iya, kesurupan setannya Zino." jawabnya ngawur. Senyumannya masih merekah di wajahnya.

"Astagfirulloh, ya Allah, bukakanlah pintu hati hamba mu yang satu ini ya Allah, agar dia bisa mengerti, bahwa ada kalanya manusia menyerah pada takdir, aamiin," tangan Keyla seperti seseorang sedang berdoa.

"Aamiin, semoga hati Zino buat Zena ya, Keyla," ujar Zena lagi, kali ini lebih polos dari sebelumnya.

"Gue garok lo baru tau rasa!"

"Jangan marah-marah dong Keyla, tadi Zena abis sama Zino. Arhhhh, pokonya bahagia banget, nget, ngettt!"

Keyla melihat itu hanya bisa mengelus dada. Mengapa sahabatnya ini sangat tergila-gila pada laki-laki bernama Zino Aladrick itu?! Tau ah, Keyla juga pusing.

***

Zino masih diam terduduk di kasur UKS, menatap balutan menutup luka hasil dari sang pengganggunya. Zena.

Perlahan lengan yang satunya mengelus sikunya, matanya terpejam merasakan setiap inci kulit Zena tadi menyentuh kulitnya.

Kedua sudut bibir milik laki-laki itu terangkat. Membentuk sebuah bulan sabit yang indah. Laki-laki itu tersenyum.

Ooh ya Tuhan. Jika Zena ada disini, Zena bisa pingsan dengan mimisan di hidungnya.

'Terimakasih,'

-Selamat Membaca-
______________________________________________

GIMANA-GIMANA?

KOMEN 'NEXT' UNTUK PART SELANJUTNYA!

VOTMENT DARI READERS SANGAT DI TUNGGU SAMA AUTHOR!

JIKA ADA SALAH, KRITIK TERBUKA LEBAR UNTUK KALIAN!

THANKS!
______________________________________________



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang