03. Doain gue

34 5 0
                                    

Suatu hari, Taeyong menemukan sosok Doyoung sedang berada di pojokan dekat loker karyawan. Dia agak ketakutan tapi Taeyong menduga pasti Doyoung lagi akting.

Doyoung masih sama, memakai baju, celana, sepatu, tapi apa permasalahannya? Taeyong mendekati Doyoung sambil memfikirkan ribuan pertanyaan untuknya.

"Heh ngapain lo?" tanya Taeyong.

Doyoung menoleh, "Heh sana pergi! Gue lagi fukos!"

"Fukos apaan? Temennya permen davos?"

Plis Taeyong, gaada hubungannya!

"Typo bjir. Fokus! Udah lo suka ganggu kalau gue lagi gini!" Doyoung memukul Taeyong dengan kertasnya.

"Kenapa sih, gue makin kepo sama lo!" Taeyong tidak mau kalah, ia memukul Doyoung dengan sepatunya, berharap agar Doyoung menceritakannya.

Doyoung akhirnya menyerah, "Jadi gue diminta sama Teteh IU,"

"Kenapa?"

"Ya sabar anjir belum beres ngomong!"

"Hari ini gue ketemu sama Direktur Utama buat nyerahin laporan. Teteh IU lagi keluar buat ngurus hal lain,"

"Terus?"

"Yaudah gitu,"

"Terus?"

"Hmm... doain gue bego! Udah diceritain juga!"

"Ya Allah semoga Doyoung bego!"

"Bukan bego goblok!"

"Ya Allah semoga Doyoung goblok!"

Doyoung menahan amarahnya. Ia merasa rugi meminta doa kepada Taeyong. Ia menghembus dan mengeluarkan nafasnya perlahan, "Lo tahu ga perbedaannya Kera Inggris sama Kera Indonesia?"

Taeyong berfikir sejenak, "Taunya persamaan,"

"Nah lo ngaku juga kalau lo sama, bye!" Doyoung berdiri dan menepuk pundak Taeyong. Ia merasa bangga walaupun sebenarnya Taeyong tidak mengerti maksud perkataan dari Doyoung itu.





inspired by nrmy_ny
28 Mei 2020

RT Entertainment [FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang