ᣞ°ᚐ 𝟎 𝟒 ⸙᳞ᐧ

311 76 9
                                    


jongho diminta mengantarkan kue. Padahal jaman sekarang semuanya bisa dilakukan secara online. emang keluarganya terlalu kuno, menurut jongho.

Ia mengantar ke komplek yg sama dengan kompleknya aether. kali ini, bukan hongjoong yg memesan. Jongho mengantar kue itu ke tetangganya, tapi tetap saja ia melewati rumah aether. Karena rumahnya memang di jalan utama komplek ini.

Selesai melakukan kegiatan jual beli kue, jongho hendak langsung pulang karena ia malas bertemu dengan aether. Ia mempercepat langkahnya saat berada di depan rumah aether, dan


'Prang!!'


langkahnya terhenti begitu ia mendengar suara pecahan dari dalam rumah aether. Tak lama, keluarlah gadis bertubuh kecil yg paling malas ia temui itu. Tapi, ekspresinya jauh berbeda dari biasanya. Pipi aether dibasahi oleh air mata, matanya yg masih mengalirkan air membuat hidungnya jadi memerah.

Tanpa menghiraukan jongho, ia terus berjalan melewati jongho yg hanya terdiam. Jongho merasa sangat aneh dengan situasi ini. Bahkan badannya bergerak sendiri dan menarik lengan aether hingga aether berbalik menghadap jongho. Aether menatap jongho dengan mata yg masih basah.

"Jongho--hiks!.. ngapain dateng ke sini..?" Lirihnya

Badan aether semakin melemas, ia terduduk sambil menunduk di hadapan jongho. Badan jongho kembali bergerak sendiri untuk menyamakan tingginya dengan aether.

"..jangan liatin aethe--hiks. Aether gamau kalau jongho liat aether nangis.."

"..aether-hiks! cuman mau jongho liat senyumnya aether."

jongho malah menarik badan aether ke dalam pelukannya. Lalu ia mengelus lembut punggung gadis imut itu.

"J-jjangan.. salah paham. G-gue--"

"Iya jongho, aether ngerti. Aether ga baper. Aether lagi butuh sandaran--hiks! Jongho dateng sebelum heejin.."

".. makasih, jongho."

Aether melonggarkan pelukannya, dan menatap jongho. Jongho balas menatap aether, Dan melihat aether mengulas senyum, padahal air matanya masih terus mengalir. Melihat itu, jongho merasakan sesak di dadanya. Demi tuhan, ini pertama kalinya ia melihat aether menangis.

"Ther.."

"..kenyangin dulu nangisnya, gausah senyum senyum."

Senyum aether memudar, dan ia kembali menunduk. Isakan demi isakan terus terdengar di telinga jongho.




'Apa ini?! Kenapa gue yg sakit ngeliat dia nangis gini?!'



➖➖➖



Jongho menyuruh aether tunggu didepan, dan ia mengeluarkan mobilnya. Setelah itu jongho menyuruh aether masuk ke dalam mobil, dan ia mulai menjalankan mobilnya.

"Jongho, kita mau kemana??" Tanya aether yg masih sesenggukan.

"Alam bisa bikin hati lebih tenang."

"Kita mau ke alam lain?" Tanya aether lagi dengan polosnya.

"Ga gitu, ther . . . Maksud gue tuh-- ah dahlah susah, kita mau ke danau sekarang."

Aether ketawa kecil ngeliat jongho yg kesal menanggapinya.

"Seneng lu bikin gue kesel? Ha??"

Aether berhenti ketawa, dan hanya tersenyum. Lalu melihat ke jalanan, yg lumayan sepi.

"Abisnya jongho lucu kalau lagi kesel.."

30 menit kemudian, mereka sampai di danau yg dimaksud jongho. Ga terlalu banyak orang di danau itu. Airnya bening, udaranya segar, semua itu membuat aether lebih tenang sekarang.

Fajar semakin menurun, dan mulai ditutupi oleh gunung gunung. Jongho dan aether menyaksikan tenggelamnya matahari di sore itu. Cahaya jingga yg dihasilkannya, mmenyinari permukaan wajah jongho dan aether. Melihat aether yg sudah lebih baik, membuat jongho tersenyum.

"Jongho senyum?" Tanya aether tanpa menengok. Jongho buru buru mengalihkan pandangannya.

"Jongho senyum lagi ayo senyum lagii!!" Kali ini aether menatap jongho dengan tatapan memohonnya.

"Ini pertamakalinya jongho senyum setelah satu tahun setengah aether godain jongho. Omaygad!!" Aether menatap lurus kedepan sambil menutup mulutnya.

"Kalo lu cowo, dah gue banting beneran dah, ther."

"Gaboleh kdrt, kdrt itu tindak kriminal, jongho."

"Sumpah, ther. pengen nenggelemin lu di danau." Jongho senyum lebar hingga matanya menyipit.

"Gamau ah, maunya tenggelem di hati jongho aja. Jongho ga cemburu sama danau kalau aether tenggelem di danau apa?"

'Ni anak satu.. baru aja tadi bae bae, udah ngeselin lagi aja.' Batin jongho dibalik senyum lebarnya. Lebih tepatnya, senyum paksaan.



➖➖➖

➖➖➖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➖➖➖

ATMOSPHERE || ⎷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang