KHUA PULUH TELU

443 59 7
                                    

Jisoo menatap ponselnya dengan tatapan tidak percaya. Sudah enam kali panggilannya ditolak oleh Jung Chaeyeon. Junior semasa kuliahnya tadi hanya pamit membeli beberapa camilan di luar gedung apartemen, namun sudah satu jam gadis itu tidak kembali. Tidak biasanya Chaeyeon pergi tanpa berpamitan seperti ini.

Bukannya berlebihan, tetapi tidak ada salahnya jika ia mencari keberadaan Chaeyeon. Gadis berparas cantik itu segera mengambil kardigan yang menggantung di lemari lalu berjalan keluar. Siapa tahu terjadi suatu hal pada gadis yang sudah dianggap seperti adiknya sendiri itu.

“Ke mana perginya artis itu?” gumam Jisoo sambil melihat ke sekeliling restoran di sekitar apartemen. Ia masih berusaha menghubungi nomor Chaeyeon, berharap gadis itu mengangkat panggilannya.

Sembari menunggu panggilan teleponnya dijawab, Jisoo berjalan ke sekitar. Pada akhirnya, Jisoo menghela napas kesal ketika matanya menemukan sosok yang dicarinya. Dilihatnya Chaeyeon sedang duduk di salah satu kursi dalam restoran sambil menyeduh minuman.

“Bagus sekali. Kau menolak panggilanku dan malah menikmati secangkir kopi panas di sini.” Jisoo bersedekap dada.

Chaeyeon langsung mendongakkan kepalanya kala mendengar suara Jisoo. Aktris itu hanya tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya sebagai jawaban. Siapa sangka Jisoo akan mencarinya seperti ini.

Melihat Chaeyeon yang merespon orang berbicara di belakangnya, membuat Jaehyun menoleh. Pria itu lalu kembali menatap Chaeyeon, meminta informasi tentang wanita itu lewat matanya.

“Ah, ini Unnie yang kubicarakan tadi,” kata Chaeyeon memperkenalkan Jisoo.

Jaehyun kembali menoleh ke belakang dan berdiri untuk menyapa Jisoo. “Annyeong haseyo. Jaehyun imnida,” kata Jaehyun sambil menundukkan bahu dan kepalanya sekilas.

“Oh, annyeong haseyo. Jisoo imnida,” balas Jisoo. Sebenarnya, Jisoo tidak menyangka jika Chaeyeon akan bertemu dengan Jaehyun. Jika tahu begitu, tentu dia tidak akan repot-repot menyusul.

“Kau bisa bergabung. Silakan duduk.” Jaehyun mempersilakan gadis di belakangnya untuk duduk.

Lewat ekor matanya, Chaeyeon meminta penjelasan Jisoo tentang keberadaan gadis itu. Bisa-bisanya Jisoo datang ketika ia sedang bersama crush-nya. Sedangkan Jisoo, ia hanya meminta maaf melalui sorotan matanya juga. Ya, kekuatan dari orang yang kenal dekat. Bahkan hanya saling menatap saja, mereka bisa berkomunikasi.

“Ingin kopi, Jisoo-ssi?” tanya Jaehyun.

Aniyo. Aku sudah memilikinya di kamar,” jawab Jisoo.

“Baiklah,” balas Jaehyun.

🍃

Park Si Yeon masih memainkan ponsel pintarnya meskipun seharusnya ia berolahraga. Alih-alih menghasilkan keringat, gadis cantik itu malah duduk santai di pinggir lapangan. Jari tangannya asik menggulir layar ponsel menikmati laman sosial media.

“Tidak ikut bermain?” tanya seseorang yang tiba-tiba duduk di samping Siyeon.

“Kelihatannya bagaimana?” jawab Siyeon tanpa menoleh sedikit pun.

“Yah! Kau lebih cuek dari sebelumnya,” balas Jeno. “Aku membeli dua minuman, kukira aku sangat kehausan sehingga kubeli dua sekaligus. Tetapi ternyata, satu botol sudah cukup untukku,” lanjut Jeno sembari meletakkan satu botol minuman di samping Siyeon.

Siyeon hanya melirik minuman di dekat kakinya itu. “Gomawo,” balasnya kemudian.

“Aku pergi,” kata Jeno sambil tersenyum.

Sepeninggal Jeno, Siyeon masih terus memainkan ponselnya. Bermain game di ponsel lebih seru hari ini, dibandingkan ia benar-benar berada di lapangan dan berkeringat. Siyeon terlonjak kaget saat seseorang menepuk pundaknya hingga membuatnya hampir menjatuhkan ponsel.

“Kau gila? Bagaimana jika ponselku jatuh?” Kesal Chaeyeon pada Eunbin yang menghampirinya tiba-tiba.

“Tapi sayangnya tidak sampai terjatuh,” balas Eunbin lalu mengambil botol minuman yang berada di dekat Siyeon. Eunbin kemudian membuka tutup botol dan berniat meminumnya namun botol itu langsung direbut Siyeon.

“Ini milikku,” kata Siyeon lalu meminumnya.

“Sepertinya tadi ada yang tidak peduli dengan botol ini. Ternyata ada yang jual mahal,” balas Eunbin terkikik geli.

Siyeon melirik tajam. “Apa maksudmu?”

“Jeno sedang mendekatimu, bukan?” ujar Eunbin yakin. “Jeno tampan, kenapa kau malah bersikap cuek dengannya?”

“Karena aku tidak mau,” jawab Siyeon sembari menutup kembali botolnya. “Dia memiliki banyak penggemar hingga setiap pagi lokernya penuh dengan hadiah.”

“Kau tahu dari mana jika loker Jeno selalu penuh?” selidik Eunbin.

“Hal seperti itu sudah diketahui banyak orang. Hampir setiap hari aku mendengarnya,” jawab Siyeon sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Baiklah! Sebagai manusia yang terlahir cantik, kau memang berhak menerima atau menolak.” Eunbin menepuk-nepuk pundak Siyeon.

“Kya! Hentikan!” Siyeon menghindar dari tepukan Eunbin yang semakin keras hingga membuat pundaknya panas.

🍃

Chaeyeon bersiap pergi untuk makan siang bersama Yoona dan Yena di sebuah restoran. Dengan rambut digerai dan memakai pakaian rajut, Chaeyeon mengendari mobilnya sendiri. Tidak perlu repot meminta bantuan Dongho karena ia yakin manager-nya itu juga sedang menikmati waktu libur.

Gadis cantik itu langsung memasuki restoran dan dilihatnya Yena sedang sibuk memilih menu, sedangkan Yoona hanya melihat tingkah putrinya itu. Chaeyeon yakin jika mereka belum lama datang.

Unnie, annyeong haseyo,” sapa Chaeyeon lalu menempelkan pipinya di pipi Yoona. “Bebek, annyeong!” lanjutnya sambil mengacak rambut Yena hingga membuat empunya mempautkan bibirnya kesal.

Eomma!” Adunya pada Yoona.

Yoona hanya menahan tawa. “Chaeyeon-ah! Hentikan!” ucapnya dengan tegas, seolah membela anaknya. “Sudah menemukan menu yang kau inginkan, Bebek?” lanjut Yoona hingga membuat Chaeyeon tertawa puas dan Yena menutup buku menu dengan kasar.

“Aku pulang duluan!” Ancam Yena lalu berdiri.

“Sana-sana. Pergi jauh-jauh!” balas Chaeyeon mengibaskan tangannya, bermaksud mengusir.

Aigoo! Apa putriku merajuk?” Yoona menarik tangan Yena hingga putrinya itu kembali duduk. “Cepat pesan makananmu, kau harus les setelah ini.”

“Yena les?” tanya Chaeyeon.

Yoona mengangguk. “Dia yang meminta.”

Akhirnya ketiga wanita berbeda usia itu menentukan makanan yang mereka inginkan. Lalu segera memakannya setelah makanan itu tiba. Sambil berbincang-bincang, mereka menikmati makan siang yang jarang terjadi itu. Tentu saja karena kesibukan masing-masing.

Chaeyeon menghentikan makannya ketika ponselnya berdering dan menampilkan nama Jichu Noona sebagai penelpon. Tanpa berlama-lama, Chaeyeon langsung menggeser ikon hijau dan menempelkan ponselnya di telinga.

Yoboseyo, Unnie.”

Nanti jangan lupa kembali ke apartemenku. Ambil kue dan bunga yang kau tinggalkan tadi malam. Jangan membuatku dan Jinyoung Oppa salah paham karena hadiah dari Jaehyun itu.”

Chaeyeon tertawa pelan mendengar omelan Jisoo.

Arraseo! Aku akan mengambilnya nanti.”

“Jangan berani memakan kue yang diberikan untukku, Unnie.”

“Tidak akan!”

“Aku tutup teleponnya.”

“Bawakan makanan untukku nanti. Aku malas memasak.”

Oke-oke.”

Chaeyeon kembali meletakkan ponselnya dan meneruskan makan.

“Jisoo?” tebak Yoona.

Nde,” jawab Chaeyeon.

“Siapa yang memberimu hadiah? Aku mendengar namanya, Jaehyun?” tanya Yoona lagi.

“Apa dia tampan?” Yena ikut berbicara.

Chaeyeon gelagapan, lalu menggeleng dengan cepat. “Aniyo! Kalian salah dengar.”

“Ajak dia makan siang bersama kita lain kali,” ucap Yoona yang menggoda Chaeyeon.

Tanpa sadar Chaeyeon mengangguk, lalu dengan cepat ia mengubah reaksinya menjadi menggeleng. “M-mwo?”

🍃

Thanks for read!
310520

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


I JUST [JAEHYUN X CHAEYEON] ✔️Where stories live. Discover now