02 - Begitulah Cinta

1K 139 15
                                    

"Reg, kalau misalnya aku kasih tahu soal kamu ke temen-temenku, boleh?"

Regan tersentak sesaat, walau langsung kembali menguasai diri. "Kok tiba-tiba nanya gitu?" tanyanya, berusaha tenang. Memilih melanjutkan makan malam mereka di apartemen tunangannya itu.

Raira menarik napas pendek. Meletakkan sendoknya ke atas piring, lalu menatap Regan dengan lekat. "Lama-lama, aku merasa bersalah. Aku udah tutupin soal kita selama lebih dari dua tahun. Mereka pasti marah nggak sih, kalau tiba-tiba tahu tahun ini kita nikah?"

"Kamu bilang, Syana sama Fiane juga udah punya pacar, tapi nggak pernah kasih tahu kalian, kan?

Tidak ada balasan dari Raira.

"Tahu nggak kenapa?" tanya Regan tenang, lalu ikut menghentikan makan malamnya. "Mereka pasti sadar kalau pasangan mereka emang nggak suka jadi perhatian orang banyak."

Raira semakin terdiam.

"Ra, bukannya aku nggak mau orang-orang tahu soal kita," tambah Regan, meyakinkan. "Tapi dengan popularitas kamu sekarang, akan bikin aku jadi sorotan banyak orang," lanjutnya. "Dan aku nggak suka."

"Tapi kalau kita nikah nanti, mau nggak mau orang-orang pasti akan tahu soal kamu, kan?"

"Iya, tapi setidaknya, nggak akan separah waktu kita masih pacaran," sela Regan. "Kalau kita udah nikah, atensi banyak orang pasti cuma sebentar aja. Mereka nggak akan terlalu peduli soal kamu—soal kita, karena nggak begitu menarik lagi buat cari tahu tentang idolanya yang udah menikah."

Melihat keterdiaman Raira, membuat Regan menarik napas pendek. Lalu perlahan menarik pelan tangan lembut itu dalam genggamannya. "Nggak sampai setahun lagi, kita menikah, Ra," ucapnya, meminta sedikit pengertian. "Kalau publik tahu soal pertunangan kita di waktu deket-deket ini, debut album solo kamu juga bisa terganggu," jelasnya. "Kamu juga tahu kalau aku harus fokus sama pengalihan Fæust Entertainment di tahun ini."

Iya. Raira tahu tentang hal itu. Jika tidak ada halangan, Regan memang mulai diberi kepercayaan untuk memimpin Fæust Entertainment pertengahan tahun ini, karena Om Ardhana memilih pensiun dini dan mulai menyerahkan urusan managemen keartisan pada Regan.

"Ra..?" panggil Regan pelan. "Kamu tahu hal apalagi yang aku takutin?"

Kepala Raira mendongak kecil, menatap Regan.

"Aku nggak mau banyak orang nantinya mulai mikir nggak masuk akal karena kamu tunangan sama aku—"

"Anak pemilik agensi tempat aku bergabung."

Gantian Regan yang terdiam.

"Maaf, ya. Aku cuma.., apa, ya? Merasa bersalah karena bohong sama Killa." Raira menarik napas pendek. "Dia selalu nanya soal pacarku, tapi aku nggak bisa jujur sama dia karena udah janji sama kamu."

"Kamu itu gampang banget kepikiran omongan orang, Ra. Inget waktu kamu sakit gara-gara baca komentar jahat soal CLèine?"

Diingatkan begitu membuat Raira mengerutkan bibirnya. Regan memang memiliki ingatan yang begitu kuat.

"Aku nggak suka kamu sakit kayak gitu." Regan kembali bersuara. "Apalagi kamu mau keluarin album solo tahun ini, bisa-bisa calon istriku sakit gara-gara denger omongan yang nggak enak."

Perlahan, bibir Raira melengkungkan senyum lega. "Tapi.., kamu—you love me, right?"

"Of course!" jawab Regan, yakin. "Aku nggak akan ngajak kamu nikah kalau nggak cinta sama kamu, Ra."

Senyum Raira semakin mengembang. "Tapi kamu sempat minta aku mikir ulang soal nikah tahun depan," rajuknya.

Bibir Regan pura-pura mendengus. Namun tetap melengkungkan senyum kecil. "Karena tahun ini, kamu juga rencana keluarin album solo," jelasnya. "Tapi waktu kamu bilang nggak masalah, ya aku juga jadi oke, kan?"

Here Waiting [Completed] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang