BAB: Satu

107 7 3
                                    

     Wajah itu terlihat samar-samar. Lelaki kecil itu bermain bersama teman lelakinya dan berlari kesana kemari mengejar satu sama lain itu, lalu mereka berjalan untuk memasuki salah satu toko mainan tempat favorit mereka. Mereka bercanda dan lelaki kecil nakal itu mendorongnya dengan tenaga yang kuat sehingga menjatuhkan teman kecil tersebut.

Lelaki itu hanya tertawa disambar lelaki nakal kecil itu pun juga ikut tertawa seakan tak bersalah. Mereka mengambil sepedanya masing-masing dan mengayuhnya. Lelaki kecil itu mengayuh sepedanya dengan kecepatan tinggi dimaksudnya untuk mengejar anak nakal kecil itu.

     Ia pun melajukan sepedanya kencang agar lelaki kecil itu tidak bisa mengejarnya. Saat lelaki kecil yang nakal itu menengok kebelakang untuk memastikan ia tidak dikejar oleh temannya itu akan kewalahan dan tidak akan mengejarnya, namun lelaki kecil itupun berteriak "NI.. AWASSS" nama yang diucapkan lelaki itu terdengar samar. Namun saat lelaki kecil nakal itu membalikkan badannya terdapat mobil besar yang menabraknya.

Lelaki kecil itupun berlari kencang dan ingin menolongnya namun lelaki kecil itupun mental hingga membenturkan kepalanya di aspal jalan tak sadarkan diri. Supir mobil yang mabuk tidak bisa menyadarinya bahwa ia telah menabrak dua anak kecil yang malang.

Nio terbangun dari mimpinya, tubuhnya gemetar, keringatnya bercucuran, dan napasnya yang menderu. Mimpi itu selalu saja datang di dalam tidurnya. Nio mengusap wajahnya kasar.

     Badannya masih gemetaran. Dengan cepat Nio bergegas ke kamar mandi untuk mencuci mukanya, ia menatap wajahnya di kaca setelah mencuci wajahnya. Nio menghentakan kakinya untuk mengambil handuk dan segera mandi lalu berangkat menuju sekolah.

Waktu menunjukkan pukul 7 pagi, Nio akan terlambat. Ia memasukkan bukunya asal dan berangkat ke sekolah.

"Bu, Yah, Nio berangkat" namun tak ada jawaban dari Robert dan Lily.

     Sesampainya di sekolah, Nio memutuskan untuk tidak memasuki kelas dahulu melainkan ke perpustakaan untuk menangkan diri sejenak dengan membaca buku.

Perpustakaan adalah tempat dimana Nio mendapatkan ketenangan karena mimpi itu yang terus mengusik Nio, entah mimpi itu selalu datang pada dirinya

     Nio mengambil sebuah buku dan segera duduk di salah satu tempat duduk yang kosong. Saat sedang membaca, sinar matahari pun gelap Nio rasa ada yang menghalanginya. Ia tidak ingin mendongak untuk melihat siapa yang menghalanginya.

"Minggir" ucap Nio, namun orang yang menghalanginya itu tidak segera minggir dan masih berada disana.

"Minggir" ucap Nio lagi, orang itu pun minggir dan duduk di depan Nio.

"Lo Arsenio anak kelas 11 Ipa 2 bukan?" ucap seseorang yang berada di hadapan Nio, dan suara nya menunjukkan bahwa yang berada di hadapannya adalah perempuan.

Nio tidak berniat ingin melihat wajahnya, ia terus membaca bukunya acuh.

"Mau apa lo?" tanya Nio.

"Gue Asenia Grizelle, lo bisa panggil gue Grizelle" Nio hanya terdiam.

"Kok diem? Lo Arsenio kan? Anak 11 Ipa 2 yang punya kepribadian ganda?" tanya Grizelle, sukses membuat Nio mendongak.

"Tau darimana lo?"

"Lo inget gue ga?" tanyanya balik.

Nio menggelengkan kepalanya dan melanjutkan membaca bukunya, grizelle hanya tersenyum dan meletakkan buku kimia yang hendak ia baca di meja tersebut.

"Gue tetangga yang dulu main sama lo, inget? Lo sama kok kayak gue, sama-sama punya penyakit psikologis. Tapi lo kepribadian ganda sedangkan gue Bipolar" Nio mengingatnya dan ia mendongak serta menutup buku yang ia baca. Betul saja, tetangganya yang dulu sering bermain dengan Nio dan sempat dikurung karena penyakit bipolarnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 01, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ARSENIOWhere stories live. Discover now