Bonus Part.

1.3K 107 18
                                    

"Taeyong hyung, cepat bangun ini adalah hari graduationmu, "Jaehyun berkata, sambil menggoyang-goyangkan tubuh Taeyong yang masih terlihat nyaman dalam tidurnya.

Taeyong mendesah kencang, ia menolak untuk bangun. Mungkin ini adalah efek dia melembur sampai jam empat pagi. "Pergilah! bermain sana, hyung masih ngantuk Jaehyun-an. " Taeyong berkata, dengan suara yang terdengar sangat serak.

Jaehyun tampak merengut kecewa. Dirinya sangat ingin datang, menghadiri graduation kakaknya. Dengan langkah gontai, ia pergi meninggalkan kamar Taeyong. Tangannya melepaskan jasnya dari tubuhnya.

"Sayang sekali tak bisa menghadiri graduation Taeyong hyung, " Gumamnya.

Kakinya berhenti berjalan, disampirkannya jas di atas kursi taman yang masih terlihat sangat sepi. Sebuah ayunan tua dengan sedikit karat pada pegangannya, menarik perhatiannya. Langkah kaki kecilnya mengikis jarak antara dia dan ayunan itu.

Dia mendudukkan dirinya di atas ayunan. Kakinya bergerak ke depan, lalu di angkatnya. Perlahan ayunan mulai bergerak, kedua matanya mulai tertutup sempurna menghadap ke langit yang cerah, memberikan sensasi seperti melayang di awan.

Matanya terbuka setelah mendengarkan decihan seseorang dari sampingnya. "Kekanakan sekali, aku tak yakin kau sudah berumur 19 tahun." Winwin menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Jaehyun tak menanggapinya, suasana hatinya yang tidak bagus menolak untuk berdebat dengan Winwin. Ia lebih memilih untuk berjalan menjauhi Winwin dengan jas yang ia sampirkan pada lengannya. Dengan gontai ia melangkah ke arah mobilnya yang terparkir manis.Harapannya memberikan kejutan setelah acara graduation Taeyong pupus sudah, tergantikan dengan perasaan kecewa yang menyelimuti hatinya.

Jaehyun memegang kemudinya dengan erat, kakinya menginjak pedal gas dengan kecepatan penuh. Winwin tersenyum penuh arti setelah melihat mobil Jaehyun membelah jalanan dengan kecepatan tinggi.

"Anak sepertimu sangat menyusahkan, mengapa kau tidak mati saja?" Gumam Winwin, sebelum melangkahkan kakinya mendekati kediaman ayahnya.

Jaehyun terlihat lebih sensitif hari ini, bahkan beberapa karyawannya harus menerima imbas dari suasana hatinya hari ini. Hanya dengan membuat kesalahan setitik bisa membuat mereka mendapatkan amukan besar dari Jaehyun. Ini adalah kali pertama mereka melihat sisi lain dari seorang Jung Jaehyun yang terkenal sangat ramah dan baik pada karyawannya.

Suasana hatinya semakin memburuk saat melihat akun sosial media Winwin yang memposting fotonya yang sedang membawa sebucket bunga dan Taeyong yang memakai toganya. Ia melemparkan ponselnya ke dalam laci yang ada di depannya, lalu menutupnya dan menguncinya.

Untuk mengalihkan pikiran negatifnya ia sengaja bekerja dua kali lipat lebih keras dari biasanya. Dengan menggunakan kacamata bacanya ia membaca tumpukan berkas tersebut dengan penuh ketelitian, sudah menjadi rahasia umum Jaehyun adalah orang yang sangat ambisius dan perfeksionis. Dia tak pernah sama sekali membuat kesalahan dalam bekerja, hal itu membuat Doyoung semakin mempercayainya untuk menjadikan sang adik sebagai direktur muda, tentunya atas permintaan dari sang adik sendiri.

Tok... Tok... Tok...

Suara ketukan pintu terdengar di pintu ruangan Jaehyun. Lelaki itu terlihat sangat kesal, tanpa menaruh berkasnya dari tangannya, ia memekik kencang."Masuk!"

Seorang wanita muda terlihat menunduk dengan tangan yang memegang sebuah map. "Maaf menganggu waktunya tuan, saya hanya ingin memberi tahu sekarang anda harus segera berangkat untuk meeting dengan perusahaan Kim. Mereka ingin tuan Jaehyun yang datang,"

Jaehyun melemparkan berkasnya ke atas mejanya, ia mengusak rambutnya dengan kasar. Wajahnya mengeras, ia paling tidak suka jika harus bertemu tatap dengan orang lain saat sedang dalam suasana hati yang buruk seperti ini.

[END]Bad Brother -LTY . JJHWhere stories live. Discover now