18

713 149 58
                                    

Brak

Yerim tak terkejut ketika ada yang memasuki apartementnya dengan begitu kasar. Itu adalah Roa. Terlihat aneh karena Nampak seperti wanita penggoda. Namun, Yerim tak ingin mempermasalahkan itu karena ia yakin jika sosok seperti Roa adalah sosok yang bebas dan tak ingin urusannya dicampuri orang lain.

Tetapi, lain Yerim, lain pula nenek Shin. Bukan nenek Shin jika tak suka mencampuri urusan orang lain. Ia terlihat memberikan perhatian penuh pada Roa yang baru saja masuk ke dalam unit milik Yerim.

"Aku sudah selesai melakukan tugasku."

Roa berjalan menuju sofa tempat Yerim dan nenek Shin duduk saling berhadapan. Ia duduk di sebelah nenek Shin.

"Lancar?" Nenek Shin menoleh pada Roa.

Ia mengangguk. "Sangat lancar. Aku khawatir karena kemampuanku tidak begitu bagus. Aku khawatir jika dia akan melihat orang lain."

"Apa yang kalian bicarakan?" Yerim akhirnya mengalah. Ia kali ini penasaran. Roa dan nenek Shin terlihat akrab.

"Aku menyuruhnya untuk mengalihkan Hwang Minhyun," nenek Shin menjelaskan sangat singkat.

"Aku memiliki kemampuan memanipulasi penglihatan. Hipnotis? Atau semacamnya. Jika di pikiran pria yang mengejarmu itu adalah dirimu, maka sosok yang akan muncul di hadapannya akan berubah penampakannya seperti dirimu, kak. Di matanya akan terlihat begitu, aku khawatir akan gagal. Tapi, aku salah."

"Berarti Minhyun tak melihatku? Siapa yang ia lihat?"

"Wanita bernama Kim Jisoo. Aku tak mengenalnya. Aku tak tau kak. Cobalah cari tau sendiri," sahut Roa membuat Yerim mendecih kesal.

"Mungkin kekasih hatinya. Orang yang tak pernah ia lupakan, sama sepertimu yang terjebak pada masa lalu."

Yerim mendelik kesal. Ia menatap tajam kearah nenek Shin. "Masa lalu. Tunggu, tadi kau bilang, melenyapkan?"

Nenek Shin mengangguk.

Mendadak Yerim berdiri. Ia berlari meninggalkan Roa yang kebingungan, dan nenek shin yang mengukir senyum.

*COLD BLOOD*

Yerim berusaha membuka sebuah peti yang tersimpan dalam lemari bajunya. Peti itu terkunci begitu rapat dengan sbeuah gembok berukisan emas. Tidak menggunakan kunci untuk membuka gembok itu, melainkan Yerim hanya perlu menempelkan ibu jarinya pada gembok tersebut seperti alat pemindaian sidik jari.

Seketika kotak tersebut terbuka. Keluar seperti sebuah pintu yang terlihat seperti air. Itu adalah sebuah portal. Hanya Yerim yang memiliki kemampuan untuk melewati portal tersebut. Bisa dibilang hal itu adalah kelebihan Yerim. Ia memikirkan tempat yang akan ia tuju. Menggenggam sebuah kunci emas yang bisa membawanya untuk kembali ke apartement miliknya.

Seolah tersedot masuk ke dalam sebuah kumparan air, Yerim menghilang dan peti menutup. Yerim terlempar pada sebuah halaman yang luas.

Bugh

Jatuhnya Yerim membangunkan alarm keamanan yang terpasang di rumah besar tersebut. Yerim tidak bodoh. Ia tau jika alarm itu membuat para penjaga terbangun dan mulai mengecek keadaan. Tak mau membuang waktu lebih lama lagi, Yerim segera melompat kearah balkon. Ia melirik disana ada sebuah cctv.

"Aku yakin kamarnya disini," gumam Yerim yang menggunakan intsing sekaligus hidung yang mampu membau dengan tajam. Ia mampu mengenali aroma orang-orang di sekitarnya.

"Kau ceroboh sekali tidak mengunci pintu balkon," komentar Yerim yang dengan mudah membuka pintu balkon dan membuatnya berada pada sebuah kamar.

Kamar bernuansa abu-abu yanhg terlihat begitu maskulin. Suara berisik terdengar, Yerim segera menutup pintu balkon dan tentu tirai sehingga tak ada penjaga yang bisa melihat dari bawah.

Cold Blood √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang