Berani Melangkah

43 15 2
                                    

Paginya seperti biasa Jingga datang kecafenya. Ternyata disana sudah ada Galih dan Desti
“Hai Gal, Des” sapa Jingga
“Eh jingga, udah liat didepan belum?” tanya Galih
“apaan?”
“udah cek aja dulu” kata Galih
Jingga pun keluar dan sangat kagum dan terharu melihat dinding cafe nya ada gambar mukanya, dibawah nya juga ada satu kalimat.
Initially I had a reason to stay,
It was wrong.
Sepanjang hari Jingga melamun memikirkan Juang yang telah pergi, akhirnya Jingga pulang duluan hari ini. Sesampai dirumah Mama Jingga melihat Jingga sangat kusut
“Kamu kenapa sayang?” tanya mama Jingga
“gapapa ma”
“Jingga kamu bisa cerita sama mama”
Jingga hanya terdiam lalu mengajak mama duduk dikursi ruang keluarga.
“ma kalo aku gak jadi sama Rafi gpp ya ma?
“gapapa sayang, mama selalu ngedukung apapung yang terbaik buat kamu. Keputusan ada ditangan kamu”
“Maafin Jingga ya ma, ngecewain mama”
“mama gak kecewa, mama lebih kecewa kalo kamu gak bahagia”
“makasih ya ma” Jingga memeluk mamanya
Selesai bicara dengan mamanya Jingga langsung kekamar , mengambil handphone nya lalu mengirim pesan ke Rafi “Besok pagi dateng kecafe ya, ada yang mau aku omongin”
Selesai mengirim pesan, Jingga langsung mandi dan tidur.

“Fi aku mau minta maaf, sebenernya aku.....” ucap Jingga ragu
“kayaknya aku tau deh kamu mau ngomong apa” Potong Rafi
“Jingga, aku paham dan aku juga ngerti segala sesuatu yang dipaksakan itu berujung gak baik.. kamu punya hak untuk memilih jalan hidupmu. Gapai mimpi mu. Kamu harus memilih apa yang menurutmu baik. Intinya kamu harus ikutin kata hatimu” Jelas Rafi penuh pengertian pada Jingga
“Makasih ya Fi kamu bisa ngertiin aku” akhirnya Jingga bisa tersenyum lega
Siang hari itu juga Jingga bersiap-siap keterminal, harini ia akan berangkat ke Jogja untuk menemui Juang. Ia tau Juang akan kemana jika sudah berada di Jogja
Selama perjalanan ia terus memikirkan Juang. Ia merasa sangat senang karna akan bertemu Juang. Setelah sampai di Jogja Jingga langsung menuju rumah sepupunya yang kebetulan sedang kuliah di salah satu Universitas di Jogja.
Keesokann Jingga meminta kepada sepupunya untuk mengantarnya kesebuah tempat, sekalian sepupunya berangkat kuliah. Iya tempat itu adalah Hutan Pinus Mangunan yang sangat terkenal keindahannya. Sesampai disana Jingga berterimakasih kepada sepupunya dan langsung masuk ke hutan pinus itu, setelah berkeliling-keliling mencari Juang sambil menikmati asrinya hutan itu. Akhirnya Jingga melihat sosok Laki-laki yang ia cari,Juang. Juang sedang duduk dikursi kayu sambil memegang pensil dan buku gambarnya.
“You haven’t said goodbye properly, Juang”
Juang terkejut mendengar suara yang sangat ia kenal, Juang terpaku melihat Jingga
Lalu Juang hanya menjawab “ Welcome back Jingga” dengan menatap tajam mata Jingga. Jingga langsung memeluk Juang dengan erat.
Juang tidak pernah mengira ia bisa bertemu lagi dengan Jingga.

Inilah saat yang tepat, kita perlu jeda untuk banyak hal.
Jangan pernah mengaku sepi jika rindu masih punya nama untuk dituju.
Bahagia itu dikejar bukan ditunggu apalagi dinanti.

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Jun 01, 2020 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

Juang Astra, JinggaOnde histórias criam vida. Descubra agora