51. My Ex-Wife

2.7K 331 51
                                    

Jensoo💙

Happy Reading

Dua hari sudah berlalu namun belum ada tanda-tanda bahwa Jisoo akan sadar. Laki-laki itu terlihat masih betah untuk menjadi pangeran tidur, dan terlihat betah menjadikan ruang ICU sebagai kamar baru baginya. Beruntung bahwa keadaan laki-laki itu tidak terus memburuk.

Semua keluarga masih dengan setia datang dan pergi untuk menjenguknya. Seulgi, Jennie, dan Lio bahkan tidur di rumah sakit selama 2 hari tersebut. Jennie yang dengan keras kepala ingin tinggal di sana, membuat Lio mau tidak mau menemani gadis itu.

“Jen, aku ingin tidur sebentar.” Kata Lio sembari meletakkan kepalanya pada bahu kecil Jennie.

Jennie baru saja keluar dari ruang ICU, setelah puas melihat Jisoo.

“Sebaiknya kau pulang dan tidur di apartement saja, oppa.” Ujar Jennie.

Wajah Lio terlihat sangat lelah dan Jennie sangat tidak tega melihatnya tidur dalam posisi tidak nyaman seperti ini. Semalam laki-laki itu menyelesaikan pekerjaannya pada pukul setengah satu malam. Lalu pukul 7 pagi tadi Lio sudah mendapat telepon dari manajernya, dan harus segera berada di kantor agency–nya.

Setelah habis makan siang, barulah Lio memiliki waktu luang sehingga ia bisa kembali menemani Jennie di rumah sakit. Seulgi harus berada di kantor Jisoo untuk bekerja, Wendy harus mengurusi pasien-pasiennya, sedangkan Sooyeon dan Tiffany sedang beristirahat di rumah. Tidak ada yang menemani Jennie di sana.

“Lalu siapa yang akan menemanimu disini?” Tanya Lio setelah memejamkan matanya.

“Aku baik-baik saja jika harus disini seorang diri. Nanti eomma dan eommonim juga akan datang.” Jawab Jennie.

“Aku tidak akan meninggalkanmu seorang diri. Mengingat saat kau menangis beberapa hari yang lalu benar-benar membuatku takut. Selama aku mengenalmu, kau tidak pernah menangis hingga seperti itu. Bahkan saat pertama kali Jisoo membawamu bersamanya, kau tidak setakut itu, Jen.” Kata Lio membuat Jennie tersenyum kecil.

Jennie tidak tau apakah ucapan Lio benar atau tidak. Karena Jennie tidak mengingat bagaimana dirinya beberapa hari yang lalu. Ia tidak mau mengingat kenangan buruk saat itu. Ia ingin melupakan semuanya dan berharap yang terbaik untuk Jisoo saat ini.

“Apa aku benar-benar seperti itu?” Gumam Jennie.

“Kau sangat mencintai Jisoo, Jen?” Tanya Lio pelan.

Jennie terdiam mendengar pertanyaan itu. Lio menanyakan sesuatu yang laki-laki itu sendiri sudah tau jawabannya.

“Ya, oppa.” Jawab Jennie. Lio menghela nafas panjang.

“Aku juga ingin jatuh cinta.” Ucap Lio membuat Jennie tertawa pelan.

“Kau pasti berteman dengan banyak wanita cantik sekarang. Kau bisa memilih salah satu dari mereka, oppa.”

“Tidak semua yang cantik dan tampan dapat membuat seseorang jatuh cinta, Jen. Kau beruntung karena jatuh cinta pada pria yang tampan seperti Jisoo.”

“Kau juga tidak kalah tampan darinya, oppa.”

“Aku tau, Jen.”

Jennie mencibir mendengar ucapan Lio yang penuh percaya diri. Tiba-tiba pintu ruang ICU terbuka. Seorang perawat–yang pernah mengusir Jennie –keluar dari sana dan menghampiri Jennie serta Lio. Melihat itu, Jennie memberitahukan Lio dan mereka berdua segera berdiri.

“Ada apa, suster?” Tanya Lio.

“Tuan Kim sudah sadar, nona, tuan.” Jawab perawat tersebut.

That Painful Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang