07. T U J U H

81 6 0
                                    

Happy reading :)

Clara berjalan menuju kelas, dia sudah tersadar dari pingsannya. Perutnya masih kram membuatnya sedikit mual, dan pernafasannya sudah stabil. Sepertinya belum ada guru yang masuk, dia langsung masuk ke kelasnya dan duduk di kursinya yang berada paling belakang.

Clara langsung meminum air putih, pagi-pagi saja dia udah dibuat kehausan. Sebagian temannya ada yang menatapnya, membuat Clara risih dan juga malu.

Mateen belum terlihat batang hidungnya, berarti ia belum masuk kelas membuat Clara bernafas lega.

Tak lama wali kelas Clara masuk membuat semuanya langsung duduk pada tempatnya.

"Assalamualaikum," ucap Buk Ita, wali kelas baru Clara.

"Waalaikumsalam," jawab semuanya serentak.

"Baik saya wali kelas kalian yang baru, terlebih dulu kita haru baca doa dulu. Siapa yang mau memimpin?" tanya Buk Ita.

"Assalamualaikum," ucap Mateen yang baru masuk kelas bersama dua temannya yang lain. Mateen langsung menyalami tangan Buk Ita.

"Waalaikumsalam," balas Buk Ita.

"Kebetulan kamu terlambat masuk, kamu yang memimpin doa," lanjutnya.

"Saya?" tanya Mateen.

"Siapa lagi kalau bukan kamu," ucap Buk Ita sewot.

"Santai aja jawabnya buk," balas Mateen langsung berjalan duduk ke kursinya.

"Untuk memulai pelajaran sebelumnya kita berdoa terlebih dahulu, berdoa menurut keyakinan masing-masing dimulai," ucap Mateen memimpin doa. Semuanya langsung berdoa dalam hati.

"Selesai," ucap Mateen.

"Oke terimakasih buat kamu yang sudah memimpin doa," kata Buk Ita pada Mateen.

"Simple itu buk," jawab Mateen menyombongkan diri.

"Ibu adalah wali kelas kalian yang baru. Nama ibu Ita Erizal, kalian bisa panggil ibuk dengan Buk Ita," ucap Buk Ita memperkenalkan diri.

"Iya Buk," jawab sebagian murid.

"Ibuk mau kalian juga memperkenalkan diri masing-masing, cukup memperkenalkan di tempatnya aja," suruh Buk Ita.

Satu persatu semuanya memperkenalkan diri, kini giliran Clara lah yang harus memperkenalkan dirinya.

"Ha-lo," ucap Clara gugup, dia sedikit malu saat semua murid menatapnya. Karena Clara gugup yang ada semua murid menertawakannya membuat Clara tambah malu.

"Halo," jawab mereka serentak sambil masih tertawa keras. Clara mencoba untuk tidak mempedulikan itu.

"Nama saya Clara Ryder, kalian bisa panggil saya Clara," ucap Clara.

"Kalau gue panggil jelek, gak apa kan ya?" tanya Mateen membuat semua murid kembali tertawa. Clara hanya diam saja tidak mau menjawab.

"Nama kamu bagus," ucap Buk Ita.

"Terimakasih buk," ucap Clara yang kembali duduk. Dirinya lah orang terakhir yang memperkenalkan diri.

"Berhubung ini hari pertama kalian belajar, ibuk akan membagi kalian perkelompok dan satu kelompok isinya dua orang. Tugasnya tentang cara membuat belajar jadi nyaman," ucap Buk Ita, dia langsung melihat absen dan langsung membagi kelompok.

Saat nama Clara disebut, dia berpasangan dengan Anggi. Clara langsung sedikit takut, pasalnya Anggi ini sama saja dengan Mateen suka membully. Lebih baik Clara satu kelompok dengan orang yang belum dikenalnya daripada dengan Anggi yang sudah jelas bar-barnya.

"Clara lo ke sini!!" teriak Anggi menyuruh Clara ke tempatnya. Clara langsung mengambil alat tulisnya dan berjalan menuju meja Anggi.

"Beruntung juga gue satu kelompok sama lo," ucap Anggi sambil tersenyum remeh.

"Ibuk izin ke toilet dulu ya, kalian segera kerjain tugas kelompoknya karena ini nilai awalan kalian," ucap Buk Ita.

"Baik buk." Buk Ita langsung keluar kelas sepertinya dia kebelet.

"Lo yang buat, gue gak ngerti," ucap Anggi yang sudah sibuk memainkan ponselnya. Clara yang tidak terima jika dirinya yang selalu disuruh, langsung saja mengatakan bahwa dia tidak mau.

"Ini kan tugas kelompok, jadi semua anggota harus ngerjainnya," ucap Clara baik-baik. Anggi langsung melihat Clara dengan tajam, dia langsung kesal setelah mendengar ucapan Clara.

"Heh lo!! Gue udah bilang kalau gue gak ngerti!! Lo kan pintar, jadi lo aja yang buat!! Lo masih belum ngerti dengan ucapan gue Hah?!" ucap Anggi keras membuat semuanya langsung menatapnya, semuanya langsung penasaran.

"Tapi ini tugas kelompok, aku bisa ngajarin kamu kalau kamu belum ngerti," jawab Clara.

"Jangan sok pintar deh lo!! Kalau gue gak mau ya gak mau!! Jangan paksa gue anjir!! Lo kan bisa disuruh-suruh jadi lo harus ikutin aja, terima apa yang dikatakan gue. Lo paham?" tanya Anggi.

"Tapi..." ucap Clara menggantungkan ucapannya.

"Tapi apaan? Lo udah beruntung punya teman kelompok daripada lo sendirian!! Atau lo mau pindah kelompok? Santai aja, boleh kok tapi lihat aja apa yang bakalan gue lakuin," ucap Anggi menggebu-gebu, suaranya sangat keras mungkin sampai terdengar keluar. Clara sangat malu sekali, dia dimaki di depan banyak orang terutama di depan teman barunya sendiri. Dia ingin sekali menangis, tapi sama saja dia lemah. Dia tidak ingin menunjukkan air matanya di depan teman-temannya, yang ada dia kembali dibully habis-habisan.

"Aku gak mau pindah kelompok," ucap Clara, akhirnya menyerah saja. Dia tidak memiliki kekuasaan, dirinya lemah sekali tidak bisa melawan mereka yang menindasnya. Dari dulu sampai kini, Clara hanya bisa diam menahan semua yang dikatakan orang untuknya. Tapi lihat saja, Clara akan membeli omongan mereka dengan perubahannya. Mungkin suatu saat nanti.

"Bagus kalau lo gak pindah kelompok, cepat kerjain sana!!" suruh Anggi, Clara langsung menganggukkan kepalanya dan langsung mengerjakan tugas kelompok ini sendirian.

Mateen datang dan berdiri di depan Anggi.

"Udah selesai aja lo maki-maki dia?" tanya Mateen kepada Anggi.

"Udah lah, udah nurut gitu sama gue," balas Anggi tersenyum licik.

"Ah gak asik lo sayang, tambah lagi dong makiannya. Gue suka lihatnya," ucap Mateen seperti menyuruh saja.

"Kasihan sayang, dia masih polos. Ntar yang ada diaduin ke mamanya, kan kita jadi takut," ucap Anggi membuat teman kelasnya tertawa mendengar ucapan Anggi.

"Anak kecil gak boleh buat nangis!! Kasihan!! ntar pipis dalam celana lagi!!" ucap teman sekelasnya yang lain. Clara menundukkan kepalanya, menahan amarah yang ingin dikeluarkannya. Ingin sekali dia marah, tapi dia tidak bisa karena tidak ada yang membelanya.

"Huhu sabar ya sayang," ucap Anggi kepada Clara, dia mengusap rambut Clara dengan lembut. Tapi senyum yang ditampakannya senyum licik.

"Gak asik kamu sayang, dia gak perlu dikasihani!! Seharusnya dia harus dihilangkan dari bumi ini. Musnahin aja orang kayak dia, gak ada gunanya," ucap Mateen melihat Clara tajam.

"Aku gak tega sayang, kapan-kapan deh kita musnahin bersama. Gimana gaes? Setuju gak?" tanya Anggi sambil tertawa pelan.

"Setuju dong," jawabnya serentak. Clara langsung berdiri dan berjalan keluar, perih sekali hatinya ini. Sangat sakit mendengar perkataan mereka yang mencacinya. Clara memang seharusnya tidak ada di bumi ini.

Bersambung...

Jangan lupa like, vote, rate, fav dan komen gaess :)

Jangan lupa follow aku😊

Salam Manis
Dari,

GeminiGirl❤

My Nerd Is Already BeautifulWhere stories live. Discover now