[14] Tengah-tengah Koridor

2K 349 83
                                    

Buagh!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buagh!!

Buagh!!


"Udah berapa kali gue bilang, jangan terlalu berlebihan. Kenapa harus sampai buat dia luka segala, hah?!"



Buagh!!

Buagh!!



Suara tinju yang bertemu dengan kulit semakin nyaring saat sang empu mengingat kejadian kemarin malam. Ada rasa marah di dadanya, jari-jari kasarnya yang mengunci kerah seragam diperketat; memberhentikan oksigen secara paksa.



"Uhuk, sorry." Si korban hanya bisa pasrah, kalau bukan karena hutang budi, mungkin ia enggan untuk menuruti suruhan anggota osis di hadapannya ini.



"Bangsat!" Helaan napas terdengar keras, tubuh yang sudah tidak bertenaga itu didorong kencang. Sang empu lebih memilih menyelesaikan pekerjaannya . Lagipula juga percuma, mau ia buat si korban dari tinjunya sampai mati pun, babak belur di wajah pemuda cheetah tidak bisa dihilangkan.

*.·:·.☽✧ ✦ ✧☾.·:·.*

Jeongin mengikat atasan seragam olahraganya di pinggang, kaus oblong berlengan panjang warna biru tua dikenakan dengan nyaman. Poni panjangnya ia jepit ke belakang karena terlalu mengganggu perban di kening dan penglihatan minusnya.



Ke 2 tangannya terbentang lebar, mempersempit area gawang yang terbuka luas. Sesekali matanya menyipit untuk memperjelas arah bola yang sedang digiring musuh menuju kawasan Jeongin berdiri.



Semua indra Jeongin pusatkan ke arah depan, indra pendengaran ia butakan, dirinya hanya fokus pada bola kulit berawarna kuning stabilo yang sebentar lagi ditendang kencang.



Dan,

"GOL!!"



Tim musuh berteriak girang, ada beberapa yang sudah menari seperti orang gila karena kemenangannya. Lapangan sudah dipenuhi dengan pendukung dan pemain dari lawan.



Plakk!!



"Sakit bajingan!" Jeongin mendelik, mengusap belakang kepalanya yang ditampar Seungmin.



"Kenapa enggak lo jaga? Sisi kanan lo masih kosong tadi, bodoh banget sih. Seharusnya lo tuh kayak gini!" Seungmin mengangkat tangannya tinggi-tinggi, tidak lupa ia gerakan ke arah kanan.



"Tau nih Jeongin. Mending dari awal enggak usah jadi kiper."

"Kan sayang taruhan 200 ribu melayang jauh ke kelas sebelah, lumayan buat beli es serut."

𝐛𝐞𝐫𝐚𝐧𝐝𝐚𝐥 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang