Chapter O4

1.3K 211 11
                                    

Mendengar bunyi pintu apartemen yang dibuka, Minho melempar sembarang sapu yang tadinya tengah ia pegang. Ia lari lalu menghambur ke pelukan Chan dengan mata yang berair.

Minho. Memeluk. Chan.

Suasana hati Chan yang sedang tidak baik kini mulai menghangat begitu merasakan isakan Minho ditengah pelukannya.

"What's wrong? Kenapa nangis?" Tanyanya sembari mengelus rambut Minho.

"A-aku hiks... Maaf tuan m-makanan tadi pagi hikss aku b-bodoh sekali..." Rengeknya sambil menenggelamkan kepalanya di leher Chan.

Tahan Chan tahan...

"Oh? Enak kok."

"Jangan bohong begitu, aku makin sedih hiks... Rasanya saja seperti air laut." Minho merenggangkan pelukannya, menatap Chan yang tersenyum tenang. Senyum yang jarang Minho lihat.

"Berhenti menangis," Chan hapus jejak airmata Minho. "Belajar masak dari internet, setelah itu baru aku maafkan."

Minho menatap Chan dengan mata berkaca-kaca dan siap untuk menangis lagi. "Menangis lagi maka kau ku buang, kucing." Ancamnya. Ia tidak tega melihat wajah sedih Minho, ia tak mau Minho menangis, apagi menangis karenanya.

Perasaan ingin menjaga Minho tiba-tiba muncul begitu saja, membuatnya bertanya-tanya sekaligus menikmati. Karena perasaan seperti ini dirasakan Chan terakhir kali lima tahun yang lalu. Masalahnya kala itu Chan merasakannya selama berpacaran dengan Seungmin, mantan kekasihnya.

• • •

"Inoo!" Teriak Chan dari ruang keluarga. Minho dengan kaus putih polos dan celana selututnya keluar menemui Chan.

"Yaaa?" Minho memiringkan kepalanya sambil menatap tuannya.

Bisa tidak kepalamu lurus saja jangan miring begitu?

Chan menghela napas, ia tepuk karpet di sampingnya bermaksud menyuruh Minho duduk di sana.

"Lukamu mau ku obati, duduk sini!" Ekor Minho langsung tegang begitu mendengar ucapan Chan. Bulu-bulunya berdiri, kedua tangannya memeluk tubuhnya sendiri sambil menggoyangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri.

"Tidak mauuu..." Bibirnya mengerucut bermaksud menggoda Chan agar pria itu tidak jadi mengobatinya.

Chan menggertakkan giginya diam-diam karena gemas. "Kemari...setelah ini ku temani belajar memasak." Ucapnya.

Mata Minho berbinar begitu saja, cepat-cepat ia duduk di samping Chan dan melepas kausnya membuat Chan agak terkejut. Chan memandangi tubuh Minho yang terdapat banyak luka, sialnya fokusnya malah teralihkan ke puting Minho yang memerah.

"Yang ini sudah kering..." Telunjuknya menunjuk ke luka yang ada di bawah tulang selangkanya. "Jadi tidak perlu diobati. Terus yang ini cuma lecet sedikit." Ia menunduk menunjuk luka yang ada di atas pusarnya, lalu matanya melirik Chan yang dari tadi malah memperhatikan dada Minho sambil menggigit bibir bawahnya.

"Tuan.. bibirmu sakit?" Tanya Minho. Chan tersadar dari lamunannya, "tidak, entah kering, baru, atau luka kecil, aku akan mengobatinya."

Chan mengambil kapas bersih dari kotak pertolongan pertama miliknya dan menuangkan sedikit antiseptik di kapas itu. Dengan lembut ia bersihkan luka Minho satu persatu.

Canoodle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang