Bab VII

299 57 28
                                    


Hari ketiga Sehun menginap di rumah ku jatuh pada hari minggu. Baekhyun libur, jadi Aku memutuskan bahwa kami sekeluarga akan berjalan-jalan dari pagi bersama Sehun. Lebih ramai terasa lebih baik.. Seperti sedang berjalan bersama keluarga besar. Ehm.

Pagi-pagi sekali aku bisa mendengar suara kesibukan di dapur. Karena ini hari Minggu, aku yakin Baekhyun lah yang pasti sedang membuat keributan di dapur itu.

Aku memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, sedangkan Sehun memilih untuk menunggu di ruang tengah. Tapi saat aku akan memasuki kamar mandi, bisa kudengar suara Sehun yang berseru heboh, merasa takjub melihat Baekhyun memasak. Aku menggelengkan kepala. Aku yakin Baekhyun pasti akan besar kepala dan bicara melantur membanggakan dirinya sendiri dan juga masakannya.

Kemudian aku mulai mandi, membiarkan Sehun heboh di dapur bersama Baekhyun.

Setelah aku selesai mandi, kemudian gantian Sehun yang mandi dan aku ke dapur, mengontrol apa saja yang Baekhyun masak.

***

Setelah berkutat beberapa waktu di dapur, Baekhyun akhirnya siap menyajikan masakannya: nasi putih, haemul pajoen, mul kimchi, serta tangsuyuk. Sehun dan eomma pun sudah siap dan rapih di ruang makan. Hanya Yoora noona dan kedua keponakanku yang belum keluar dari kamar, sepertinya mereka masih mandi.

Aku, eomma serta Sehun sudah duduk manis di meja makan. Mulai menikmati hidangan yang Baekhyun buat. Tapi ada yang aneh, Baekhyun tidak ikut makan dengan kami.

"Baek, kau tidak makan? Duduklah." Aku berkata. Tapi Baekhyun justru menggeleng.

"Nanti saja. Mau menunggu Yoora dan anak-anak dulu. Kalian duluan saja. Selamat menikmati masakan Baekhyun yang tiada bandingan lezatnya."

Aku terkekeh. Tumben sekali si bebek ini mau menunggu istrinya. Biasanya dia langsung gas kalau sudah selesai masak. Ternyata dia pandai jaga image juga di depan Sehun.

"Wah, tumben sekali kau mau menunggu istrimu, Baek. Atau jangan-jangan kau hanya pencitraan karena sedang ada Sehun disini?" Ledek ku. Baekhyun mendengus.

"Sembarangan. Sudah makan sana."

Aku tidak akan pernah bosan mengganggu iparku itu. Dan dapat kulihat juga kalau Sehun tersenyum manis setiap mendengarkan adu mulut antara aku dan Baekhyun. Apakah dia merasa terhibur dengan tingkahku? Hmm.. Mudah sekali membuatnya senang.

***

Hari itu, sesudah sarapan, kami bersiap untuk pergi ke 화려한 해변 (Hwaryeohan Haebyeon/ Pantai Cantik) dan berenang disana. Kami masing-masing sudah membawa baju ganti dan alat mandi. Bahkan aku dan Baekhyun sudah menyiapkan tenda supaya jika memang dibutuhkan, kami bisa memasangnya di tepi pantai. Kemudian, karena motor di rumahku hanya ada dua, aku pergi meminjam motor sepupuku supaya semua orang yang ada di dalam rumah bisa ikut pergi.

Kemudian kami berkendara beriringan: aku membonceng Sehun dan Naeun, seperti biasa. Kemudian Yoora Noona membonceng Gunhoo, dan Baekhyun membonceng eomma. Kami benar-benar terlihat seperti keluarga besar yang berbahagia.

"Baek, kita pergi ke air terjun dulu ya." Aku berkata kepada Baekhyun saat kami baru saja menaiki motor. Menurutku, jika air di air terjun banyak, akan lebih menyegarkan kalau kami mandi disana daripada di pantai. Apalagi di cuaca sepanas ini. Lagipula, bukankah dari awal juga Sehun lebih tertarik untuk pergi ke air terjun dibandingkan ke pantai? Aku harus menuruti keinginannya agar dia tidak kecewa.

"Ke air terjun mana?"

"남편의 폭포 (Nampyeon-ui phogpho/ Air Terjun Suami)"

"Sudah lama tidak turun hujan, Chan. Jangan-jangan air terjunnya tidak mengalir." Baekhyun mencoba memberikan pendapat. Tapi seperti biasa, aku sulit goyah dengan pendirian ku.

Special Guest (Vacation Chanyeol's POV)Where stories live. Discover now