tiga puluh lima

1K 42 12
                                    

Tidak. Dia tidak mempertemukan ku dengan Raib, tapi dia punya rencana lain yg lebih mengenaskan, berkat rencana itu masalah baru datang tak terduga oleh siapa pun, termasuk dia sendiri. Kisah ini akan memulai bab baru dan masalah baru nya sendiri.

***

"Ali!!" Siapa yg teriak sepagi ini? Aku masih mengantuk menunggu kabar dari nya semalaman, dan siapa lagi ini?

Aku bangkit dari tidur ku dan melirik jam di dinding. Masih jam 5 pagi. Aku tidak tau jam berapa aku tidur tadi malam, dan ku rasa itu masih sedikit sekali.

"Hei kebo!" Orang itu berteriak tepat di kuping ku. Ada apa masalah nya?
"Plak!" Aku balas menampar mulut nya yg sibuk itu. Hanya sedikit pukulan kecil, dan itu reflek.
"Hei! Beruang kebluk! Kau lebih-lebih nya dari Kukang" dia bersungut-sungut.
Aku Kembali tidur. Menarik selimut ku.

Dia menarik selimut ku.
"Hei!! Ayo! Kau mau ikut tidak?" Aku kembali duduk dan mengumpulkan nyawa.
"Kau tadi malam tidur jam berapa heh!?" Aku mengangkat bahu.
Lima belas menit aku mengumpulkan nyawa. Aku kembali meregang kan otot ku.

"Kemana?"
"Bukan itu pertanyaan nya"
"Aku tidak tau,aku menunggu kabar dari mu hingga mata ku tak sanggup lagi dan.. end" aku pura-pura menyayat leher ku. Kami saling tatap dan tertawa bersama.

"Kau mau ikut aku?--
"Kemana?!" Aku bertanya gemas, dari tadi itu terus yg ditanya-_
"Hmmm yg pasti hal yg spesial" dia tertawa kecil.
"Kau mau ikut?" Aku mengangkat bahu.
"Baik mari kita pergi" dia berseru riang. Mau dibawa kemana aku? Tapi dia orang yg bisa dipercaya.

Dia menarik lengan ku dan kami berteleportasi ke sebuah Padang rumput setinggi lutut. Padang ilalang sejauh mata memandang. Rumput yg hijau, aroma alam menyegarkan tercium Nikmat. Dia berlari menuju entah kemana, aku hanya mengikuti nya dari belakang.

Lima menit berjalan. Dia berhenti. Tidak ada apa-apa? Mata tajam ku menangkap batu kerikil, entah lah sejenis batu akik. Dia masih menikmati aroma alam ini. Aku tidak sabaran.
"Hei!" Dia masih tidak menoleh.
"Hei!" Masih tidak menjawab.
"Hei--
"Kau bisa diam tidak sih! Mulut mu itu Towa mesjid hah!, kau bukan hanya seekor beruang kebluk, tapi mulut mu itu sama saja seperti Batozar yg cerewet dan Miss Selena yg nyaring suara nya!" Dia berseru galak. Aku sedikit salah tingkah.

Kami berdiam diri.
"Maaf" dia memecah lengang.
"Hmm dari mana kau tau itu semua? Kau belum pernah bertemu dengan mereka bukan?" Dia hanya mengangkat bahu dan mengambil batu tadi. Apa yg akan dilakukan nya?

Dia mengusap batu itu dan melemparkan nya ke arah selatan, selatan? Kenapa harus kesitu. Jawaban itu muncul.

Persis batu itu dilempar kan ke arah selatan, batu itu jatuh mengenai sebuah batu besar, lalu pecah. Batu besar itu berlubang di tempat batu kecil itu mendarat dan pecah. Tak lama kemudian muncul akar kecil dari lubang itu. Wow!

Tak cukup sampai disitu kejutan nya. Dia mengambil batu kecil sama seperti yg tadi, beda nya bukan dari tempat yg sama, melainkan dia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku nya dan mengambil batu itu.

"Itu bukan batu biasa, dan ini juga bukan sejenis batu" dia tertawa melihat wajah bingung ku. Dia melempar batu itu persis di sebelah lubang yg keluar akar kecil yg menjalar tadi.

Sama seperti 'batu' sebelum nya. 'batu'itu pecah dan melubangi batu besar itu, dan keluar akar yg sama dan merambat tinggi keatas. Mau kemana kami dengan ini semua? Apa yg dilakukan nya? Tapi dia memang orang yg penuh dengan kejutan. Sesuai namanya "ALL".

i'm sorry the moonWhere stories live. Discover now