02

2K 166 11
                                    

Yoongi kembali bekerja keras pada kehidupan yang dipilih olehnya sendiri, mencoba untuk tidak menyentuh lebih jauh kasus yang kini ditangani oleh Seungwoo.
Lalu, memberikan tatapan tajamnya pada Woojin yang selalu membuka mulutnya hanya untuk membahas bisnis Guanlin.
Namun, usahanya itu justru membuat aura seorang Min Yoongi, sang pemegang rantau kehidupan dunia mafia menguar secara kurang ajar.
.
.
.

"Aku akan pulang sebelum matahari terbit."

Taehyung melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamar, dengan terburu-buru.
Meninggalkan sesosok mayat- Ah, tidak. Jeon Jungkook belum mati, hanya mengalami luka lebam dibeberapa bagian tubuh dan wajahnya.
Siapa yang melakukannya? Jelas, Kim Taehyung. Pria yang Jungkook yakini sudah berubah setelah dua tahun ia ajarkan sopan santun.
Tubuh lemah itu lalu meringkuk secara perlahan, kemudian mata itu mulai berair setelah suara pintu utama ditutup cukup keras oleh Taehyung.
Entah bagaimana mulainya, Taehyung berubah menjadi jauh lebih buruk dari dua tahun yang lalu. Kemarin, ia masih memperlakukan Jungkook dengan penuh cinta, menghujaninya dengan ciuman sebelum tidur.
Tetapi, malam ini mimpi buruk yang pernah Jungkook alami kini menjadi kenyataaan.
Dimana Taehyung memukulnya seolah ia bukanlah Jeon Jungkook, melainkan samsak tinju.
Biasanya Jungkook akan dihadapkan oleh aksi diam Taehyung ketika ia lagi-lagi mengatakan 'tidak' atas keinginannya untuk bekerja pada Guanlin.
Tapi kali ini tangan yang biasanya membelainya dengan sayang justru memukulinya secara bertubi-tubi.
.
.
.
Mengobati rasa penasarannya akan bisnis Guanlin, Woojin pada akhirnya menyempatkan diri untuk berkunjung pada restorannya yang tentu saja berubah operasi pada malam hari ini.
Restoran yang selalu saja sepi pelanggan itu kini penuh oleh pria-pria berjas rapi, melihat-lihat para wanita dan pria yang berada didalam kandang dengan keadaan telanjang, seperti hewan.

"Kopi hitam."

"Maaf, tapi kami hanya menyediakan minuman beralkohol."

Woojin tertawa, menanggapi seorang pelayan yang juga berganti saat malam hari.

"Menu makanan juga ikut berubah, huh?" tanyanya, masih dengan tawa.

"Baiklah, vodka saja," putusnya.
Kepalanya lalu menoleh kesana-kemari, mencari keberadaan Guanlin yang masih saja belum juga kelihatan batang hidungnya.

Tetapi, tatapannya justru jatuh pada seseorang yang masuk ke dalam restoran, mengekori orang-orang berjas yang juga baru saja masuk.
Orang itu terlihat kontras, karena hanya dia sendiri yang memakai kaos dipadu oleh jaket, Woojin saja memakai setelan jas hitam.

"Sedang apa dia disini." Woojin dengan panik lalu berdiri dari duduknya, ia bahkan tak memperdulikan pelanggan yang memanggilnya karena pesanannya sudah tiba.

"Apa, hah?" tanya Woojin pada pria yang terlihat seperti bodyguard dengan aerphone ditelinganya.
Pria itu menahan dada Woojin, menghalangi langkahnya.

"Heh, Kim Taehyung," panggil Woojin, Taehyung menoleh tapi tak membuatnya berhenti mengekori seorang pria yang juga memakai setelan jas.
Terlihat paling rapi dari semua pengunjung restoran, termasuk dari Woojin sendiri.

Woojin terkejut melihat Taehyung hanya mengabaikan panggilannya, tapi Taehyung yang berada ditempat seperti ini ssebenarnya jauh mengejutkannya.
Sialnya, Guanlin belum kelihatan juga, dan pria yang diekori oleh Taehyung sama sekali tidak Woojin kenali.

"Kau tak mendengarkanku, hah!" Kali ini Woojin berteriak, menarik semua perhatian pengunjung, bahkan pria yang diekori oleh Taehyung.

"Kau mengenalnya?" tanyanya pada Taehyung.

"Ya," jawab Taehyung dengan cepat sembari mengalihkan tatapannya dari Woojin.

"Tuan Choi, Guanlin dalam perjalanan kemari." Pria yang sedari tadi menghadang langkah Woojin berbicara pada pria yang ia panggil Tuan Choi.
Tuan Choi yang tak lain adalah pria yang diekori oleh Taehyung itu tersenyum, kemudian dengan ramah akan menunggu diruangan Guanlin saja.

Slave:ComebackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang