1

2.3K 268 54
                                    

"Hinata!" Sakura datang dengan membanting pintu kelas. Saat itu adalah istirahat siang, dan Hinata-hime sedang menikmati teh yang dikirim langsung dari Inggris saat Neji mengunjungi Ratu Elizabeth. Tuan putri tampak tak terganggu sama sekali, meskipun seisi kelas jantungan karena betapa kerasnya Sakura membanting pintu.

Sakura datang dengan derap langkah menggebu-gebu. Kerumunan penggemar tuan putri segera menyingkir dan membiarkan gadis itu mendekati Hinata. Para penggemar tuan putri masih ada di sana. Sakura berdeham keras mengusir mereka pergi, lalu duduk di bangku depan Hinata.

"Aku melihat Naruto bersama Shion." Kata Sakura. "Rubah keparat! Beraninya mencampakkan tuan putri demi bule yariman* itu!"

Hinata meletakkan cangkir tehnya. Lalu dengan tenang ia berkata. "Itu terlalu kasar, Sakura-chan. Yang bersikap buruk adalah Naruto." Hinata adalah mantan kekasih Naruto, tapi yang paling membencinya adalah Sakura.

Hinata lalu mengeluarkan cangkir teh kosong dari lacinya, lalu menuangkan teh ke cangkir tersebut dan memberikannya pada Sakura. Ia tersenyum pada sahabatnya itu.

"Ini teh favorit Kerajaan Inggris. Kakak Neji mendapatkannya saat kunjungan dengan ratu." Kata Hinata. Sakura mencicipi teh itu dan langsung menyukainya. Apalagi hari ini musim semi terakhir. Semua amarah Sakura langsung lenyap setelah meminum teh hangat itu. "Nanti ke rumahku, ya. Aku sudah pilihkan oleh-oleh untukmu tapi lupa kubawa."

"Baiklah."

Keduanya juga menikmati kudapan biskuit yang dibawa Hinata. Hari ini adalah semester terakhir mereka sebagai kelas 1 SMA. Setelah itu mereka akan memasuki liburan musim panas dan tahun ajaran baru.

Sakura berharap ia dapat sekelas dengan Hinata semester depan. Mereka adalah teman sejak kecil dan menjadi sahabat. Kedua orang tua mereka juga berteman. Karena itulah mereka dekat. Sejak kecil Hinata selalu diganggu, dan Sakura yang sangat berani selalu melindunginya. Sampai-sampai ia dijuluki bodyguard Hinata.

Namun orang-orang yang menjuluki Sakura demikian, selalu mendapat tatapan tajam dari Hinata. Setelahnya orang-orang itu bernasib sial. Entah mendapat nilai buruk, dibuntuti hantu perawan, atau mendapat mimpi buruk selama seminggu berturut-turut hingga tidak bisa tidur. Bagi Hinata, Sakura adalah sahabat terbaik. Ketika orang-orang menjauhinya karena takut dengan kemampuan mengutuk Hinata, Sakura adalah satu-satunya yang tidak takut.

.

Apa yang lebih menjijikkan dari lendir siput, tikus got, dan lintah? Cicak? Sakura tidak tahu hewan apa yang tepat untuk menggambarkan Naruto Uzumaki, karena rasanya hewan yang paling menjijikkan sekalipun terlihat jauh lebih baik dari pria itu. Sementara Sakura menggebu-gebu memancarkan sinar laser dari matanya, Hinata tampak santai melihat Naruto dan Shion terpergok berciuman di toilet wanita.

Toilet wanita.

Artinya Naruto rela masuk ke toilet wanita demi Shion.

Sakura hampir saja menunjukkan bogem mentahnya, tapi Hinata lebih dulu menghentikannya.

"Tidak apa-apa, Sakura-chan. Ayo kita pulang saja."

Kelas sudah selesai dan semua siswa pulang lebih cepat. Hinata dan Sakura kebetulan melewati toilet wanita di lantai tiga dan melihat adegan itu.

"Tidak, sebelum aku membunuhnya." Ujar Sakura. Hinata menahan Sakura untuk mundur. Ia lalu berbicara pada Naruto.

"Tiba-tiba saja aku merasa jijik karena kita pernah berciuman." Kata Hinata. "Sekarang bibir itu digunakan untuk tempat seperti..." Gadis itu melihat sekeliling toilet, lalu berkata lagi. "... ini."

Naruto tidak tahu harus mengatakan apa. Ia sangat lega Hinata tampak tenang-tenang saja setelah mereka putus. Ia memang takut pada Sakura yang sering mengejarnya sambil memabawa golok. Terkadang gadis itu juga membawa pedang dari klub samurai. Namun terpergok berciuman di toilet jauh lebih buruk daripada dibanting Sakura berkali-kali.

Class 2-2 in TroubleWhere stories live. Discover now