14

15.5K 4.1K 2.1K
                                    

"Juyeon!"

"Lee Juyeon!"

"Juyeon bangun!"

Juyeon mendongak ke depan, semuanya buram, suara terdengar samar-samar.

"Juyeon! Lee Juyeon!"

Lama kelamaan, suara mulai terdengar, pandangannya mulai kembali normal. Dia dapat melihat Younghoon dan Jacob berseru panik padanya.

"Juyeon, minggir dari sana atau lo bakal kena bom!" Seru Jacob selanjutnya, membuat Juyeon tersadar dan refleks berlari menjauh dari bagian belakang pesawat.

Pesawat masih menukik tajam, Juyeon dibuat oleng karena pesawat terus berguncang. Beruntung dia berpegangan erat pada kursi dan seatbelt.

Dia melirik arlojinya, waktu bisa dihitung mundur.

"Semuanya, pegangan dengan erat!"

Pesawat mulai terbang dengan stabil setelah menurunkan ketinggiannya, tapi waktu tetap berjalan.

Tiga.

Dua.

Satu.






DUAR!




"AAAA!"

Bom meledak! Bagian belakang pesawat terbuka, ini gawat!

"Berapa waktu lagi kita sampai di bandara?!" Tanya Juyeon keras pada Younghoon.

"Kita bakal sampai di Bandara Reveal tiga menit lagi, semuanya pegangan!"

Asap hitam mengebul di udara, detak jantung berpacu cepat, bagian belakang pesawat mulai terbakar. Takut, panik, pasrah, semua itu bercampur aduk menjadi satu.

Juyeon memejamkan matanya, apakah ia akan gagal menjalankan tugas? Apakah ia tidak akan diterima lagi sebagai seorang detektif?

Tidak, dia tidak boleh gagal, dia harus menyelamatkan semua orang yang ada.

"Karena kondisi tidak memungkinkan, Pesawat Gagak akan mendarat di Bandara Reveal, tujuan terakhir kita, tanpa roda depan."

Pengumuman terdengar, dari nada bicaranya terdengar jelas kalau Kevin begitu takut dan cemas.

"Jacob, mana Hyunjae?!" Tanya Juyeon, si dokter pun menggeleng tanda tak tahu.

Juyeon mengerang di kursi, dia ingin mencari temannya, tapi kondisi sangat tidak memungkinkan.

"Guncangan hebat akan terjadi dalam sepuluh detik. Sepuluh, sembilan, delapan..."

Kevin menggenggam erat kemudinya, dia menggertakan giginya ketika pesawat akan mendarat. Ia harus bisa, ia pasti bisa!



BRAK!



"Ke-Kevin... pasti bisa..."

Kembali ke tempat sebelumnya, guncangan keras tersebut menyebabkan bagian kanan dan kiri pesawat rusak.

Para penumpang semakin panik dan berteriak ketika satu persatu bagian pesawat mulai terlepas, menyebabkan udara menerpa mereka dengan kencang.

"AAA, TOLONG!"

Seorang anak kecil berteriak ketika kursi yang ia duduki perlahan bergerak mundur ke belakang, dinding pesawat di sampingnya mulai terlepas. Juyeon tidak tinggal diam, dengan sigap dia menarik tangan anak kecil tersebut untuk menolongnya.

Tapi seatbelt anak itu masih terpasang.

"Siapapun tolong lepasin sabuknya!"

Jacob selaku yang paling dekat posisinya langsung bergerak sigap melepas seatbeltnya. Sang anak pun berhasil ditarik dan jatuh ke pelukan Juyeon, dan kursi yang diduduki anak itu sebelumnya terpental keluar pesawat.

Reveal | The Boyz ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang