Chapter 10

59.9K 7.5K 1.3K
                                    

"Oh masih ingat rumah?"

Mark dan Jeno yang baru masuk kedalam rumah pun berhenti dan menoleh menatap mami mereka yang tengah berkacak pinggang dengan wajah galaknya.

Sebenarnya semenjak kejadian Mark dan Jeno ngehamilin anak orang, mereka berdua tidak pulang dan menginap dirumah Hyunjin yang setengah hati menampung mereka.

Lelaki cantik, manis, anggun, dan menawan yang merupakan ibu Mark dan Jeno itu bernama lengkap Lee Taeyong alias Jung Taeyong.

Jemari lentik Taeyong bergerak untuk menjewer telinga kedua putranya. "Bagus ya! Kemana aja kalian berdua? Kenapa gak sekalian minggat aja dari rumah nih hah?" Jeweran telinga Mark dan Jeno semakin kuat.

"Aaaakhh! Sakit, mi. Aw!" Mark dan Jeno meringis merasa telinga hampir copot.

Sementara di sofa ruang tamu, Jung Jaehyun atau bisa dipanggil Jeffrey–papi Mark dan Jeno. Dia menonton anak-anaknya dengan santai sambil menyesap kopi hitam buatan sang istri.

"Asal kalian tau, mami hampir aja buang baju-baju kalian berdua kalo kalian gak pulang-pulang juga. Darimana kalian?" Taeyong melepas jewerannya lalu berkacak pinggang menatap anak-anaknya.

Mark dan Jeno mengelus telinga mereka yang memerah kemudian menunduk tak berani menatap sang maung yang tengah mengamuk.

"Maaf, mi. Abang sama adek nginep dirumah Hyunjin." Mark buka suara.

"Ngapain?! Gak betah tinggal disini? Iya hah?!" Omel Taeyong.

"G-gak gitu, mami. Anu.. Ada yang mau adek sama abang omongin. Ini masalah serius, mi." Ucap Jeno dengan muka seriusnya.

Jaehyun yang tadi dengan khidmat minum kopi langsung memasang muka heran. "Masalah apa? Kalian berdua nabrak orang sampe meninggal?"

Jeno berdecak menatap bapak copy-annya itu. "Bukan, papi! Adek belom selesai ngomong."

Alis Taeyong yang tadinya menukik tajam karena mengomel pun perlahan memasang wajah serius. "Kalian berdua duduk sana. Mau ngomong apa adek sama abang emang? Parah banget masalahnya sampe kalian berdua gak pulang-pulang?" Taeyong duduk disamping Jaehyun.

Mark dan Jeno duduk dihadapan papi dan mami mereka kemudian mengangguk mengiyakan.

Mark menatap kedua orangtuanya serius. "Jadi gini, pi, mi. Kita berdua udah ngeha—"

Ting! Tong!

Mark mendengus ketika ucapannya terpotong karena suara bel.

"Nanti aja ceritanya. Mami mau buka pintu dulu." Taeyong bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu utama.

Taeyong membuka pintunya. "Ya siap—" Ucapan Taeyong terhenti dan membulatkan matanya terkejut melihat orang disana.

"Chitta?! Winwin?!" Taeyong berteriak kaget. Lalu memeluk kedua sahabat waktu SMA nya itu.

"Yaampun kangen banget! Kalian berdua kok gak ngabarin sih kalo dateng? Kan kakak bisa siap-siap nyambut kalian." Taeyong melepas pelukan mereka.

"Maap, kak Yong. Surprise hehe." Ten menyengir cantik.

Taeyong mengalihkan pandangan pada Haechan dan Jaemin yang daritadi masang muka cengo karena rumahnya gede banget kek istana.

"Haechan sama Jaemin kan?" Tanya Taeyong memastikan.

Haechan memiringkan kepala lucu. "Eh? Tante tau nama aku?"

Sedangkan Jaemin senyum aja. Karena dia udah pernah ketemu Taeyong dan Jaehyun sekali di Jepang.

"Eh ayo masuk. Ada mas Jeff di dalem." Taeyong mempersilahkan tamu-tamunya masuk.

"Hey yo Jepriii! Apa kabar, brou?" Yuta dengan tak tau diri teriak-teriak manggil Jaehyun.

Jaehyun yang melihat tampang kedua sahabatnya itu pun tersedak kopinya. "Lah Yuta? Johnny?"

Johnny menoyor kepala Jaehyun. "Kagak ada sopan-sopannya ya lu! Gue lebih tua dari lu, kampret."

Sedangkan Mark dan Jeno yang tadinya bingung pun langsung membulatkan matanya ketika tau keluarga Haechan dan Jaemin datang kerumahnya.

"Bentar lagi kita meninggal, bang." Bisik Jeno.

"Bapak Haechan sama Jaemin serem, dek. Siap-siap anu kita bakal ditebas pakai samurai." Bisik Mark sambil menelan ludahnya gugup.

Jaemin yang melihat betapa gelisahnya Mark dan Jeno pun diam-diam menyeringai senang. Dalam hati dia mampus-mampusin dua bersaudara itu.

"Ada apa nih lu berdua kerumah gue, bang? Gak biasanya." Ucap Jaehyun.

Johnny melirik tajam Mark dan Jeno yang membuat mereka berdua pasrah akan ajal yang akan mendatangi mereka. "Kita kesini mau ngomongin soal kedua anak lu."

"Anak gue? Kenapa mereka?" Tanya Jaehyun heran.

Taeyong diam memperhatikan kedua anaknya yang duduk dengan gelisah. Firasatnya tiba-tiba buruk.

Jaemin semakin menyeringai. Sedangkan Haechan menatap mereka berdua prihatin, semoga nyawa mereka tidak melayang.

Yuta terkekeh ketika suasana berubah tegang. "Santai, man. Gausah tegang amat. Gini Jep, anak lu dua-duanya ngehamilin anak gue ama anak Johnny." Ucapnya santai.

"HAH?!!" Jaehyun sama Taeyong membulatkan mata mereka terkejut.

"Jadi ini masalah kalian? Kalian ngehamilin anak orang? Mami gak pernah ngajarin kalian yang engga-engga, Mark, Jeno." Taeyong menatap kedua anaknya kecewa.

Jaehyun memijat pelipisnya. Lelah dengan kelakuan anak-anaknya.

Ten mengusap lengan Taeyong. "Mereka berdua gak salah, kak. Mereka ngelakuin ini karena mabuk, mereka gak sadar. Jangan marahin mereka, kak."

Tatapan Taeyong melunak. "Bener, Mark? Jeno?"

Mark dan Jeno serentak mengangguk. "Iya, mi. Maaf."

"Ada satu lagi yang belum kami omongin." Ucap Johnny.

"Apa?" Tanya Jaehyun.

"Mereka foursome, kita gak tau siapa yang ngehamilin siapa."

"HAH?!!"

Taeyong hampir pingsan ditempat. Tak habis pikir dengan kedua anak sableng nya.

TiBiCi

TiBiCi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Baby Accident | Nomin ft. Markhyuck ✔︎Where stories live. Discover now