Berlian

18 1 0
                                    

Aku, Kau, dan Dia. Tiga kata yang menyesakkan dada. Aku bahagia mengenalmu. berada di dekatmu, tertawa bersamamu, dan bersandar dipundakmu kala badai menghampiriku. Kau segalanya untukku. Ya, segalanya. Tapi itu dulu. Setelah kau mengundang dia semuanya berubah. Kau tak lagi ada kabar, kau tak lagi menjadi sosok yang selalu mencariku dan kau sudah tak pernah peduli lagi kepadaku sekalipun aku bahagia, lantas bagaimana jika aku terluka? Hah bodoh, aku bahagia saja kau tak peduli apalagi saat aku terluka. Jika aku ingat semuanya terasa lucu namun bodoh. Aku pernah terjebak sekali dalam kisah penuh tanda tanya ini dan bodohnya aku kembali terjebak di dalamnya. Aku terjebak bukan tanpa sadar. Dan aku berharap suatu saat aku menemukan jalan yang pasti bersamamu.

Dia. Sosok tersembunyi yang menjadi kebanggaan dibalik tawamu. Aku pernah bermimpi dan berharap bisa menjadi sosok yang kau banggakan. Tapi sayang bukan aku yang kau pilih. Tapi Dia. Miris. Aku terlalu naif untuk menyembunyikan itu. Dia sosok yang cantik, berbadan mungil, putih, bermahkota surga, dan bergigi gingsul hmm menambah rasa manis ketika dia tersenyum. Pantas saja hatimu dibuat meleleh karenanya. Mungkin untuk saat ini dia yang paling sempurna dan sedang bertahta dihatimu. Aku tahu itu. Tapi ada satu hal yang masih menjadi tanda tanya dalam benakku, apakah aku masih menjadi berlianmu seperti yang sering kau ucapkan dulu?”

Hai kenalin gue Joan. Gue mahasiswi tingkat akut yang lagi sibuk ngotak ngatik skripsian or tugas akhir dan apalah itu. Oh God betapa pusing dan rungsingnya kehidupan mahasiswa tingkat akhir. Rasanya ingin berteriak sekencang mungkin dan menangis sejadinya. Siang ini gue bakalan ketemu sama dosen pembimbing gue, Pak Yono namanya. Dosen yang sangat baik, perhatian,cerewet sebagai tambahannya tapi sangat disayangkan karena mendapatkan mahasiswi seamburadul gue. Hari ini adalah kali kedua gue bimbingan bareng Pak Yono setelah two week ago gue menghilang bak ditelan bumi. Hehehe. Gue nggak tahu lagi apa yang bakal terjadi ketika gue menampakkan batang hidung gue dihadapan beliau.

“Bagus ya kamu Joan baru bimbingan lagi, kemana aja kamu selama dua minggu ini ?” tanya Pak Yono. Gue cuman nyengar-nyengir kayak kuda. Selama bimbingan gue banyak diberikan nasihat untuk kepentingan gue dimasa depan. Eitss tapi itu rahasia nggak bakal gue ceritain.Pelit yah. Nggak papa yah sekali-kali jadi jahat. Sudah terlalu banyak orang baik didunia ini yang pada akhirnya tersakiti. Haha. By the Way setelah dua jam bimbingan akhirnya gue bisa rebahan di kosan. Kamar adalah tempat ternyaman buat gue. Kringggg!! HP gue tiba-tiba berdering. Gue tersenyum kegirangan melihat nama yang tertera di layar hanphone. Gue ditelpon sama si doi hehe. Namanya Alex. Dia mahasiswa kedokteran di Jerman. Dia sahabat gue tapi rasa pacar. Dia baik, perhatian, dan gak neko-neko. Gue dianggap berlian sama dia karena kata dia gue berharga. Ciahh. ” Gimana bimbingan hari ini ? “. ” Hmm ya gitu-gitu aja sih”. Alex selalu ngasih gue semangat biar gue nggak malas-malasan buat selesaikan kuliah karena kita berdua punya mimpi untuk bisa jalan-jalan bareng keliling dunia dan hanya berdua.

Sebulan telah berlalu, tak terasa sedikit lagi gue akan menghadapi ujian neraka eitss ujian sidang akhir dong. Gue mulai pusing bukan main. Deg-degan, panik, resah, semuanya bercampur aduk jadi satu. Gue terus berdoa dan berdoa dan memohon kepada Tuhan biar sidang gue bisa berjalan dengan lancar. Gue mohon doa ke orang tua bahkan adik-adik gue sekalipun. Alex. Ya kemana Alex disaat gue lagi panik dan deg-degan seperti ini dia gak ada kabar sama sekali. Hmm mungkin dia lagi sibuk ngerjain tugas kuliahannya. Positive thinking aja.

Kring!!!! tiba-tiba hp gue berdering dan gue bergegas mengangkat telpon dari Alex. ” Hallo, jo kapan jadwal sidang akhir kamu?”. Seketika rasa resah gue hilang pas ngedenger suara Alex. ” jadwal sidangnya senin, Lex”. Alex terus memberikanku semangat dan juga perhatiannya. Meskipun jarak memisahkan kita tapi kita tetap selalu bahagia dan selalu saling mengingatkan nengenai hal-hal positif dan ngeshare cerita-cerita kita disela waktu berdua. Sampai pada akhirnya gue sidang. Gue bahagia dan bersyukur segalanya berjalan dengan lancar dan hasilnya pun sangat memuaskan. ” Congratss yah my dear diamond”. Uhhh gue bahagia banget bisa diucapin selamat sama Alex. ” Makasih yah Lex”. Kita berbincang panjang, bercanda, dan tertawa bersama via telepon. Gue berharap hal ini terus terjalin sampai tua nanti.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 17, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BerlianWhere stories live. Discover now