prolog

178K 6.9K 112
                                    

Mengawali comeback di tahun 2020 dengan tema cerita pernikahan

Aku tahu ini tema yang sangat mainstream sekali. Tapi aku mencoba keluar dari zona nyaman ku

Yuk absen dulu.....

Semoga kalian suka

Kamu termasuk tim rekomendasi yang mana?
Tiktok?
Instagram?
Wattpad?
Atau dari teman?

Hari istimewa itu akhirnya tiba juga. Hari dimana kedua anak manusia akan mengikat janji suci dihadapan Sang Pencipta dan akan memulai kehidupan yang baru. Kedua insan itu akan memasuki babak baru dalam kehidupan yang tentunya semua orang selalu merasa sangat gugup saat pertama kali mengarunginya.

Tapi hal itu tak berlaku bagi seorang pengantin yang kini tengah menyiapkan diri menjadi istri dari seorang pria yang bahkan kata cinta itu tak tampak. Jika saja keduanya layaknya sepasang calon pengantin pada umumnya yang saking mencinta dan mendamba, mungkin akan beda lagi ceritanya.

Araya, si pengantin wanita melihat tampilan baru dirinya dari pantulan cermin yang ada didepannya. Wajahnya di poles dengan sedemikan rupa sehingga Araya sulit mengakui jika itu adalah dirinya. Wajahnya yang jarang tersentuh make up tebal membuat siapapun yang melihat Araya saat ini memandang takjub dan juga pangling. Dialah si tokoh utama, pengantin wanita yang sangat cantik dan juga membuat kaum hawa menatap iri padanya. Calon pengantin yang menikah tanpa ada unsur cinta didalamnya.

Gaun putih seperti putri-putri di negeri dongeng membungkus tubuh Araya yang tampak sempurna itu. Araya mempunyai tubuh bak model, tubuh langsing dan berisi di tempat-tempat yang sangat tepat. Apalagi Araya telah memantapkan hatinya memakai hijab beberapa tahun lalu yang membuat auranya semakin terpancar. Gaun pengantinnya dipadukan dengan hijab berwarna putih gading menutupi rambut Araya serta tak ketinggalan sebuah tiara tersemat di atas kepalanya.

"Mbak cantik banget, pasti semuanya terpesona entar," puji si penata rias setelah selesai membantu Araya. "Apalagi suami mbak, pasti matanya gak berkedip deh." Penata rias itu tertawa kecil membayangkan adegan malu-malu mesra yang biasanya terjadi pada sepasang pengantin baru.

Araya hanya tersenyum simpul menanggapi pujian itu. Araya pun sebenarnya enggan untuk berimajinasi sekarang, entah seperti apa pesta resepsi pernikahannya nanti.

"Berkat sentuhan tangan mbak yang ajaib makanya saya terlihat lebih cantik," ucap Araya merendah.

Iya, sebelum memasuki ballroom hotel yang telah di sulap semegah itu. Araya menarik nafas dalam-dalam karena setelah ini Araya tak bisa kembali lagi ke masa lalu.

Araya akan menyandang status sebagai nyonya Brata.

***

Suara tawa dan beberapa percakapan terjadi di dalam ballroom hotel yang tengah menyelenggarakan sebuah resepsi pernikahan yang megah. Siapapun tak menampik jika raja dan ratu sehari itu terlihat sangat tampan dan juga cantik jelita. Bahkan beberapa ibu-ibu sampai berdecak mengagumi kecantikan sang mempelai wanita. Sungguh beruntung keluarga Brata memiliki menantu yang sangat potensial seperti Araya.

Tak sedikit yang memuji jika bersatunya dua pebisnis besar yaitu keluarga Hutama dan juga keluarga Brata akan menghasilkan sebuah terobosan terbaru. Iya, pernikahan bisnis ini akan menguntungkan kedua belah pihak tentunya.

Kedua kaki Araya mulai pegal karena sedari tadi para tamu terus menerus bersalaman serta berfoto pada mereka. Araya akui, wedding organizer yang di sewa mampu membuat ruangan ballroom itu tampak elegan dan juga cantik. Bayangkan saja rangkain bunga-bunga besar dan juga segar terlihat di beberapa titik. Harga bunga-bunga itu jelas sangat mahal. Tapi mengingat yang menyelenggarakan pesta sebesar ini adalah keluarga Brata dan Hutama, Araya sangat maklum. Apalagi mamanya jelas tak akan tanggung-tanggung jika menyelenggarakan sebuah hajatan. Nama baik dan reputasi menjadi taruhannya jika menyelenggarakan pesta yang tak megah.

Araya melirik sekilas ke arah suaminya yang masih melayani para tamu. Lidah Araya sedikit aneh mengatakan kata suami walaupun ia hanya mengucapkan tanpa suara. Pria itu, suami nya tengah berbincang-bincang ringan dengan salah satu tamu yang tampaknya teman akrab suaminya. Tak lama kemudian antrian para tamu yang hendak bersalaman pun berkurang. Akhirnya Araya bisa duduk kembali dan bisa merehatkan sejenak kakinya.

"Aku harap kau tetap tersenyum seperti ini hingga akhir," bisik pria yang berada disebelah Araya. Walaupun bisikan itu sarat akan nada penuh ancaman tapi suami Araya mampu menutupi dengan senyum palsu yang sudah tersemat sejak tadi.

Nada suaranya jelas terdengar tak bersahabat di telinga Araya saat ini. Araya sudah menduga jika pria yang menyandang status sebagai suaminya itu bermulut kasar walaupun dihadapan mamanya, Rion pandai bermain peran. Pria bermuka dua.

"Iya," sahut Araya singkat. Dia malas berdebat dengan Rion saat ini.

Araya cemberut, kakinya terasa pegal dan suaminya sama sekali tak peduli padanya. Apalagi acara resepsi ini bakalan lama selesai nya.

Apa yang kamu harapkan, Ray. Perhatian dari suami mu. Buang jauh-jauh impian itu. Bahkan hati Araya pun mencibir agar Araya tak terlalu mengharapkan sesuatu yang lebih.

Rion bukannya tak tahu jika wanita itu tengah menatap kesal padanya. Saia benar-benar tak peduli saat ini. Yang Rion rasakan saat ini adalah perasaan kesal yang sangat luar biasa karena seharusnya bukan Araya yang berada disebelahnya, berbagi tawa dan canda kebahagiaan. Rion sama sekali tak merasakan kebahagiaan seperti pasangan pengantin baru pada umumnya. Karena pengantin wanita yang Rion inginkan bukanlah Araya melainkan wanita lain yang telah mendapatkan tempat di hatinya dua tahun terakhir ini. Wanita yang sangat sempurna, wanita yang kelak akan menjadi ibu dari anak-anaknya. Tapi semua angan-angan itu langsung kandas, ya walaupun Rion tahu konsekuensi yang dia ambil akan memberikan dampak yang sangat parah nantinya. Dia harap, kekasihnya masih mau menunggu dirinya.

Araya yang tengah duduk manis di sebelah Rion hanya mengulum senyum. Senyum lelah lebih tepatnya. Entah apa yang tengah dipikirkan oleh Rion, sedikit banyak membuat pikiran Araya berkelana.

Araya melihat satu persatu tamu yang hadir. Wajah Araya yang cantik mampu menutupi segala keanehan yang telah terjadi jauh sebelum pesta itu diselenggarakan. Araya hanya berusaha semampu yang ia bisa.

Araya beberapa kali sempat menggumam dalam hati jika kebanyakan doa yang ia dapat dari para tamu agar keluarga mereka selalu dilimpahi kebahagian.

Ah, kebahagian. Araya sampai lupa arti dari kebahagiaan itu sendiri karena ia sering mengorbankan dan berkorban atas nama kebahagiaan. Dia sendiri pun merasa pesimis apakah ia bisa merasakan kebahagiaan itu suatu saat nanti??

Ketika Rion menatap kedua mata araya dengan tajam. Araya tersenyum tipis. "Aku masih sangat ingat janji itu, jadi kamu tenang saja," sahut Araya dengan santai dan juga tenang.

Araya tentu berusaha mengontrol emosinya karena Rion sedang berada dalam mode tak bersahabat sama sekali.

Tidak, jangan membuat masalah Ray, bisik hati kecil Araya. Akal sehatnya masih dapat di ajak untuk bekerja sama untuk saat ini.

Rion menatapnya dengan tatapan menyelidik. Yang jelas tatapan yang Rion tujukan pada Araya bukan tatapan memuja. Seharusnya nyali Araya menciut tapi hal itu tak berlaku bagi Araya.

"Bagus, jangan lupakan peran mu setelah pesta ini usai." Rion berbisik lagi.

Araya menatap terang-terangan ke arah Rion yang hari ini jauh kelihatan lebih tampan dari biasanya. Sebelum pernikahan ini dilaksanakan, keduanya beberapa kali berjumpa dan tentunya hanya membahas pernikahan mereka yang membosankan.

"Aku tak akan melupakannya sampai aku mati sekalipun." Perjanjian yang membuat harga diri Araya merasa tercabik-cabik.

Iya, setelah pesta memuakkan ini usai. Segalanya akan berubah dan kehidupan baru Araya pun akan di mulai.

Kebahagiaan seperti apa yang akan Araya dapatkan setelah berkorban sebanyak ini?!

Worst Love (TERBIT)  Versi Wattpad Pindah Ke Innovel Where stories live. Discover now