[18] Kabar Baik Dan Buruk

69 28 1
                                    

Kini Auliya sedang berada di dalam kelas ujiannya, dengan bulpoin di tangan nya di ketukan di atas meja, dan dengan tatapan kosong Auliya menatap papan tulis di depan nya.

Kelas saat ini sangat sepi, karna Auliya berangkat lebih awal, namun gimana dengan Syifa? Syifa tadi saat berangkat sama Auliya ke sekolah tetapi Syifa di panggil oleh ustadzah zaenab, entah kenapa.

Auliya masih terus saja memandang papan tulis itu, dan memikirkan sesuatu di otaknya, omongan syifa semalam lah yang terus melintang di benak pikiran nya.

Hanya karena sebuah ucapan yang dapat di artikan tidak ada apa-apa nya, tetapi bagi diri Auliya, itu susah untuk tidak memikirkan nya, sesampainya Auliya tadi malam tak bisa tidur hanya saja memikirkan seorang laki-laki yang jelas-jelas bukan mahrom nya.

"Apa iya kamu suka sama aku Haikal?" Batin Auliya dan terus saja menatap papan yang ada di depan. "Tetapi seperti nya tidak mungkin, aku terlalu berharap untuk itu" lanjut Auliya dan menghela napas kasar dan membuyarkan lamunannya.

Tokkk tokkk tokk! "Assalamualaikum" Auliya yang mendengar ada yang mengucapkan salam di depan pintu, "waalaikumsalam" balas Auliya dan melihat siapa yang baru datang.

"Ngelamunin apaan sih sampai segitunya?" Tanya Syifa dan duduk di bangku sebelah Auliya. "Heum.. enggak kok, siapa juga yang ngelamun" balas Auliya menutupi kebohongan nya.

"Heum... Kirain ngelamunin apaan" ucap Syifa, "oh iya, tadi kamu di panggil sama ustadzah zaenab kenapa? Ada masalah?" Tanya Auliya.

"Oh iya, aku sampai lupa memberitahukan berita gembira ini sama kamu," Syifa pun melentangkan senyumnya di setiap sudut bibirnya. "Berita gembira?" Kaget Auliya dan di balas anggukan oleh Syifa.

"Berita gembira apa?" Lanjut Auliya dan mengikuti senyum Syifa, "berita nya adalah......-" ucap Syifa sambil menggantungkan ucapan nya. "Selesai ujian kita di liburkan dan kita bisa pulang" lanjut Syifa, Auliya yang mendengar itu bukanya ikut bahagia malah raut wajah sedih yang terlintang di wajahnya.

Syifa yang melihat itu mengernyit heran, "kamu kenapa? Kok muka nya nggak seneng gitu?" Tanya Syifa, "aku sih seneng, tapi aku nggak mau pisah sama kamu syif" ucap Auliya lirih.

"Ouh... Gapapa dong ya, besok kalo kita di Jakarta, aku bakal sering-sering main ke rumah kamu kok, sama papa dan mama aku" ucap Syifa dan berhasil mengejutkan hati Auliya yang sedih.

"Beneran kamu syif?" Ucap Auliya yang kini juga merasa bahagia di hati nya. Syifa pun mengangguk cepat, Auliya yang melihat itu langsung mengambil tangan Syifa dan di tariknya kedalam pelukannya.

Syifa pun membalas pelukan auliya, dan tak lama kemudian Syifa pun perlahan melonggarkan pelukannya dan melepaskan nya.

"Astaghfirullahalazim, aku lupa, aku kan piket kelas" ucap Syifa dan perlahan menepuk kepalanya. Syifa beranjak dari duduk nya dan mengambil sapu dan sekrop, dan mulai menyapu dari bagian belakang kelas nya.

Auliya yang melihat Syifa piket sendirian, Auliya merasa kasian dengan Syifa, Auliya beranjak dari duduknya dan mengambil alat yang bernama sapu dan membantu Syifa menyapu kelasnya.

Dan akhirnya mereka menghentikan aktivitas piket mereka karena sudah selesai dan pergi duduk di bangku mereka masing-masing.

Syifa melihat ke arah Auliya yang masih sama seperti ia lihat seperti tadi ia masuk kelas, Auliya masih saja melamun dengan menatap papan kosong di depannya.

"Liya? Kamu kenapa?" Tanya Syifa. "Enggak, aku gapapa" balas Auliya gugup. "Kalo kamu ada masalah ngomong saja, insyaallah selagi aku bisa membantu, pasti akan ku bantu" ucap Syifa menenangkan Auliya.

GADIS IMPIAN✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang