Harap ini menghancurkan aku
Dengan kejam
Semua hanya permainan perasaan
Dan tipuan dari pikiran
Putih,
Bagai hamparan salju
Nan membingungkan
Kurasa aku sudah melupakan
Apa itu arah mata angin?
Tulang menggigil, keriput kulit badan
Hilangnya sinar mata
Bahkan tidak akan kau sadari
Bahwa aku telah memudar
Karena harapku yang menginginkan pengakuan ini
Dari kamu,
Manusia
Kesalahanku
Entah kapan terakhir kali kulit ini, disirami wudhu
Menemui-MU, dengan kerendahan hati
Dan
Rasa sesal dan malu yang menggerogoti
Aku mengakui dihadapanmu Ilahi
Dosa diri
Dengan mengharap pengampunan dari MU
Hati ini kembali pada ketenangan yang
Telah lama aku impikan
Seandainya, dari dahulu
Aku ketahui mengharap pada MU adalah keindahan
Tidak akan aku abaikan,
Dengan doa aku mengikat diri, pada-MU
Dekatkanlah selalu aku dengan cintamu
Ilahi.
.
.
.
.
.
.
18 Mei 2020
JR.
