LE -31-

30 2 0
                                    

Serombongan lelaki dengan tampang angkuh menerobos masuk ke halaman sebuah rumah. Tidak terlihat orang lain selain mereka, hanya satu orang yang sedang mengamati dengan teliti dari balik tembok besar di depan kaca rumahnya.

"Nek, aku akan ke–"

"Sssstt!"

Wanita itu mengarahkan telunjuknya di depan bibir sembari matanya terus menatap tajam kemana mereka pergi. "Ray, cucuku. Bertetaplah di rumah, di luar berbahaya."

"Memangnya ada apa?"

Naluri seorang anak kecil tak akan pernah memahami situasi dan kondisi saat ini. Clarion menyadari akan hal itu.

"Kau ingat ledakan keras beberapa hari yang lalu, bukan? Bagaimana jika itu terjadi di sekitaran sini? Lebih baik kau di rumah saja bersama nenek, menjaga nenek."

Begitu polosnya Ray, hingga ia menurut dan masuk untuk segera berganti kostum.

Clarion menatap kepergian cucunya dengan senyum tipis yang terlengkung sempurna di bibirnya.

♠️


"Julian, bagaimana situasi di sana? Apakah benar-benar baik?" tandas Sean dari balik ponsel besar di genggamannya bersama wajah-wajah penuh keangkuhan atasannya itu.

Lelaki bernama Julian itu mengangguk. Ia mengalihkan pandangannya sejenak, memberi instruksi rekannya untuk berpencar mencari jalan masuk ke dalam rumah yang terlihat sudah kosong dalam beberapa waktu ini.

"Semuanya terlihat baik. Teman-temanku akan segera bekerja dan sebaiknya aku menutup teleponnya sekarang."

Tuttt ...

"Sangat tidak sopan!" sungut Sean merasa direndahkan anak buahnya.

"Lewat sini!" Clark menemukan jalan termudah untuk masuk, semua anak buah yang telah berpencar kembali berkumpul setelah mendapat panggilan dari handytalk yang dibawanya oleh masing-masing team yang telah terbagi.

Satu persatu memasuki celah kecil yang tak lain adalah bekas pintu basement yang sudah usang. Dengan mudah, sekelompok orang itu masuk dan kembali berpencar mencari sebuah buku berjudul "The Lost ClockWise."

Semua buku teracak tanpa tertinggal satupun. Rak-rak yang sebelumnya rapi kini berantakan. Buku-buku berserak, lembaran demi lembaran buku beterbangan saat si pelaku melemparkannya ke tempat yang asal.

"Kau hanya diam!" seru James. Saat yang lain sibuk mencari, justru Julian dengan enaknya duduk sembari memainkan ponselnya. Apa itu adil?

Sebagian besar mata menatap James yang tiba-tiba marah. Tetapi tidak untuk Julian, bahkan ia tak sama sekali mengerti kalau dirinyalah yang dimaksud oleh James.

"Hei! Apa kau hanya ingin terlihat baik di depan bos besar? Hah!" Lelaki yang dimaksudnya itu masih terus terdiam tanpa merasa bahwa dirinya dan James kini menjadi pusat perhatian teman-temannya.

"Aku berbicara denganmu!" Kini James berada tepat di hadapan Julian yang kemudian tersadar ke arahnya.

"Kau bicara denganku?" Julian bingung sendiri. Kemudian ia menunjuk dirinya sendiri untuk memastikan kebenarannya.

"Sial!" James memalingkan matanya sekejab. "Bagaimana bisa Tuan Mac merekrut manusia sepertinya?"

Tatap mata Julian menandakan sebuah kecurigaan pada James. "Kau membicarakanku?"

Last Earth [E N D]Where stories live. Discover now