1

136 7 0
                                    

Pairing : Jinguji Jakurai x Amemura Ramuda

Minor pair : - Aohitsugi Samatoki x Yamada Ichiro
- Arisugawa Dice x Yumeno Gentaro

Genre : Bl, Fluff
Story : Nekome

Hypmic punya KR
Author cuma pinjem charanya aja OwO

Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pria bersurai pink dengan hightlight ungu itu memandang keluar jendela. Alunan musik dan juga hujan diluar sana menciptakan suasana yang dapat dikatakan romantis dan sangat cocok untuk orang yang telah berpasangan. Ramuda sedikit menyesali keputusannya mampir ke sebuah café untuk sekedar refreshing setelah fashion show yang ia adakan.

Karena suasana yang seperti ini, ia kembali teringat mantannya yang bernama Aohitsugi Samatoki. Ya, setelah menjadi sahabat sejak menduduki sekolah dasar hingga masuk sekolah menengah atas, Samatoki dan Ramuda pun menjalin hubungan romantis. Namun, hubungan mereka kandas ditengah jalan saat Ramuda berkata bahwa dirinya akan kuliah ke Paris, kota yang terkenal dengan fashionnya.

Walaupun sudah putus,  Ramuda dan Samatoki masih tetap bersahabat. Mereka juga saling kontakan walau hanya sekali dua bulan saat Ramuda masih berada di Paris. Malah, hubungan Ramuda dan Samatoki semakin akrab daripada saat mereka berpacaran. Ramuda juga menerima kabar dari Samatoki sendiri bahwa manta--ekhem--sahabatnya itu telah bertunangan dan pernikahan mereka akan di gelar dua minggu lagi di Yokohama.

Ramuda juga mengenal tunangan Samatoki. Orang itu bernama Yamada Ichiro. Menurut Ramuda, Ichiro sangat cocot untuk menghadapi Samatoki. Karena sifat mereka yang bisa dikatakan sama sama barbar, namun Ichiro masih lebih baik dari pada kuda--Samatoki. Ichiro sendiri pernah datang ke butiknya dan meminta Ramuda menjahitkan setelan jas untuk hari pernikahannya karena itu, Ramuda tahu bahwa mereka memang pasangan yang serasi. Dan mungkin akan sangat menarik melihat keributan yang dilakukan oleh pasangan ini, pikir Ramuda.

Ramuda tidak merasa sakit hati atau cemburu dengan Ichiro. Karena menurut Ramuda, Ichiro terlalu baik untuk jadi musuhnya.

Dan disinilah Ramuda. Duduk sendiri dengan menatap sketchbook kecil miliknya yang kosong. Pintu café berdering menandakan ada orang yang datang. Ramuda sendiri tidak berpaling, karena ia tau siapa itu.

"Yo, Ramuda. Apa kau sudah lama disini?? Maaf....maaf....Gentaro terlalu lama bersiap-siap" kata Dice sembari duduk dengah wajah yang terlihat sedikit kesal. Dari ekspresi itu, Ramuda tahu kalau Gentaro telah membohonginya saat dalam perjalanan ke café itu.

"Yare yare.... Bukankah itu salah mu Dice?? Kau sendiri masih menyempatkan diri untuk bermain judi. Kalau saja aku tidak menyeret mu kesini, mungkin kau akan datang ke café ini tanpa uang dan hanya mengenakan boxer" Gentaro duduk di samping Ramuda dengan buku hijau kecilnya yang menutupi mulutnya. Ramuda hanya senyum-senyum melihat kelakuan dua teman semasa kuliahnya ini.

Ramuda berkenalan dengan Gentaro dan Dice saat ada di Paris. Gentaro saat ini telah menjadi penulis terkenal. Dan Dice?? Dia membantu ibunya mengelola perusahaan. Walau pada awal pertemuan Ramuda sempat ragu apakah seorang Dice yang sangat hobi berjudi dapat mengelola perusahaan. Namun, setelah lama bersama, Ramuda tahu bahwa Dice sangat pintar di bidang itu. Terbukti saat wisuda, Dice mendapat nilai tertinggi dari jurusannya. Dan bahkan, akhir-akhir ini, perusahaan Otome corporation telah menjadi perusahaan yang sangat besar dan terkenal setelah Dice bekerja disana.

"Jadi, ada apa memanggil kami kesini, Ramuda? Kau tidak akan berkata bahwa kau hanya iseng memanggil kami bukan??" pemilik surai coklat itu melirik sang desainer di sampingnya. Sementara Dice telah asik dengan makanan yang dipesan Ramuda sebelumnya.

Ramuda menatap Gentaro dengan mata yang bersinar dan senyum manisnya. "heheehhh~ ping pong ping pong~ kau benar Gentaro~ aku memanggil kalian kesini hanya iseng~ 0ω<" Gentaro hanya menghela napas melihat kelakuan teman pinknya itu. Yah..... Gentaro sendiri sedang tidak sibuk, jadi tidak masalah meladeni kelakuan desainer imut itu.

Dice menatap Ramuda dengan serius setelah menghabiskan tiga piring cheese cake yang dipesan Ramuda untuk mereka bertiga. Yaps.... Dice ngabisin bagian Ramuda dan Gentaro juga.

"Ramuda, apa kau benar tidak ada masalah?? Mata mu terlihat sedih loh" kata Dice sambil meraih parfait milik Ramuda namun langsung di tepis pemilik parfait. 

"Heee?? Mata ku terlihat sedih?? Apa kau sedang sakit Dice?? Orang imut seperti ku tidak memiliki mata sedih ne~" Ramuda berkedip-kedip imut menatap Dice dan seakan dikelilingi oleh kilauan kilauan yang membuat Dice kesal.

"Fufufu.... Aku tau apa yang kau pikirkan, Ramuda. Kau pasti sedang memikirkan, pasangan pasangan disini bukan?? Kau pasti berfikir, 'aahhh.... Enaknya mereka yang punya pasangan~ bisa berduaan dan bermesra-mesraan dimana pun~ Gentaro dan Dice juga pasti sedang kencan~ mungkin aku bisa mengganggu kencan mereka~' kan, Ramuda??" kata Gentaro sambil mempraktekkan suara seorang gadis yang kesepian ditinggal sahabatnya.

"Heee~ aku tidak sejahat itu Gentaro~ lagi pula kenapa suara gadis?? aku bukan seorang gadis ne~ Gentaro jahat~ (。ŏ_ŏ)" Ramuda menyuapkan parfait kedalam mulutnya sambil menatap Gentaro dengan 'puppy eyes' nya.

Gentaro hanya terkekeh pelan. "Fufufu.... Bohong kok Ramuda. Habisnya kau sendiri memanggil kami dengan alasan tidak jelas kan? Jadi, katakan apa mau mu" ia meraih cangkir yang berisi teh dengan asap yang masih mengepul, meniupnya lalu menyesapnya.

"Hmmm..... Habisnya~ aku kesepian ne~ lagi pula kalian tidak sibuk kan?? Jadi kita bisa berbincang-bincang lagi seperti saat masih kuliah ne~ Setelah pulang ke Jepang, kita tidak pernah ngobrol santai bukan?? Aku bosan ngobrol dengan kalian lewat pesan ne~" Ramuda menyantap parfaitnya dengan riang.

Dice dan Gentaro saling bertatapan lalu tersenyum ke arah Ramuda. "Yahh.... Kau benar. Sudah lama kita tidak kumpul bareng" kata Dice sambil membaca daftar menu.
"Fufufu.... Mau bagaimana lagi, kali ini aku ikut saja, Ramuda" Ia melirik pria bersurai pink itu dengan buku kecil yang menutupi mulutnya.

"Ahahahahhh~ yatta~" -Ramuda

Ada perasaan hangat selama Dice dan Gentaro mengobrol dengannya di café. Setidaknya, ia tidak sendirian ditempat yang dipenuhi pasangan itu.
Sementara itu Ramuda tidak sadar, bahwa seseorang sempat menatapnya sebentar sebelum keluar dari café.

TBC.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Uhuk--maaf, kalau ceritanya terasa gaje UwU

I Choose To Love You [Hiatus]Where stories live. Discover now