tujuh.

87 12 3
                                    

~Kyungsoo POV~

Aku berdiri di halte, menunggu bis datang. Sambil sesekali tersenyum karena memikirkan tingkah Nayeon yang seperti anak kecil.

Saat aku menolehkan kepalaku, ternyata dia ada disana, sedang berdiri sambil melihat kearahku.

Ku lambaikan tanganku, sambil tersenyum kearah nya. Tapi senyumku memudar ketika tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti di dekatnya.

"Butuh tumpangan?"

Itu yang samar-samar ku dengar. Entah kenapa melihat pemandangan seperti ini membuat hatiku terasa sakit. Walaupun tak ada interaksi yang berlebihan, tapi tetap saja dadaku sesak ketika melihat nya.

Beberapa saat kemudian, Bis datang. Awalnya aku ingin masuk ke dalam bis mendahului Nayeon, tetapi gadis itu berteriak menyuruhku untuk menunggunya.

"Hei, kenapa kau tidak menungguku?" ucapnya

"Aku kira kau akan pergi bersama pria tadi"

Ngomong-ngomong aku tidak pernah melihat pria itu di sekolah, apa dia murid baru? Karena tadi aku melihat dia menggunakan seragam sekolah yang sama denganku.

"Kau tau? Dia itu teman sekolah ku dulu, dia sering menjahili ku, tapi saat ayahnya bekerjasama dengan ayahku, dia langsung berubah dan tidak mengganggu ku lagi" ujarnya.

"Benarkah?"

"Ya, dia sangat aneh"

"Ayo naik, nanti kita ketinggalan bis nya" ujarku mengalihkan perhatian.

Penumpang bis hari ini cukup ramai, sampai-sampai aku dan Nayeon harus berdiri karena memberikan kursi kami untuk penumpang yang lebih tua. Dan itu membuat jarak ku dengannya semakin dekat karena penumpang saling berdesakan.

Saat menoleh kearah Nayeon, aku melihat ada seseorang yang mencoba membuka tasnya. Dan sepertinya Nayeon tidak menyadari hal itu.

"Nayeon, pindahkan tasmu kedepan dada" ucapku. Awalnya dia diam tidak mengerti, namun dia mengikuti ucapanku.

Saat dia memindahkan tasnya, dia hampir kehilangan keseimbangannya karena tidak berpegangan, membuat tangan sebelah kiriku reflek memegang pinggangnya.

"Terimakasih, berkatmu aku tidak jatuh" ucapnya sambil tersenyum.

Aku hanya mengangguk, kemudian menyingkirkan tanganku dari pinggangnya. Jujur, sebenarnya aku malu karena memegang pinggangnya.

Kami turun di halte bis, kemudian berjalan ke kelas bersama seperti kemarin.

"Oh ya, ngomong-ngomong kenapa tadi kau menyuruh ku memindahkan tas?" tanya Nayeon.

"Ada seseorang yang mencoba membuka tas mu"

"Benarkah? Wahh untung saja kau melihat nya, sekali lagi terimakasih"

"Tidak masalah, lagipula kita ini teman kan?" ujarku.

"Ya, kita adalah teman"

Sebenarnya aku ingin hubungan kita lebih dari sekedar teman.

Bersambung..

Tinggal kan vote dan komentar nya yaa, terimakasih.

20:00 [Twenty O'Clock] - KyungYeon Kde žijí příběhy. Začni objevovat