Papa, où t'es?

124 27 9
                                    

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Matthew Williams atau yang lebih dikenal sebagai Canada bagi para personifikasi negara sedang duduk di depan televisi bersama dengan peliharaan beruang kutub nya, Kumajiro.

Hari ini adalah awal dari bulan Juli, bagi warga Kanada hari ini adalah hari Kanada atau disebut Canada Day. Matthew sudah mengikuti kegiatan-kegiatan yang mengharuskannya hadir dan sekarang sudah kembali dirumahnya. Hari ini banyak dari rakyatnya memberikan ucapan dan hadiah, dia menghargainya tapi...jika saja mereka datang mungkin Matthew akan lebih bahagia.

"Hari ini adalah tanggal satu Juli! Happy Canada Day!" Seru suara reporter televisi.

"Ya, selamat hari ku! Sayangnya ngak ada satupun dari mereka yang peduli!" Kata Canada dengan sarkasme.

"Siapa?" Tanya Kumajiro.

"Canada! Pemilikmu! Huft.." Canada berdiri dan mulai berjalan ke tangga. Dia berniat untuk tidur siang karena tidak ada satupun dari mereka yang akan mencarinya. Lagipula, banyak dari mereka bahkan (baca: selalu) sering lupa bahwa dia ada. Jika tidak, maka mereka mengira dia adalah saudaranya, America atau Alfred.

Matthew berjalan menuju kamarnya dan dia tidak perlu khawatir terhadap Kumajiro. Dia tahu beruang itu bahkan lebih pintar dari Alfred. Yang perlu dia khawatirkan sekarang adalah apakah dia bisa tidur atau tidak.

Setelah mencari posisi nyaman akhirnya kedua mata violetnya mulai menutup. Mimpi yang indah, Canada.

Canada membuka matanya dan disambut dengan cahaya terang mentari. Akhirnya, matanya bisa melihat dengan jelas pemandangan sekitarnya. Padang rumput hijau yang sedikit bersalju di beberapa bagian. Pemandangan indah. Canada, tunggu...apa itu namanya?

"D-Dimana aku, siapa a-aku?"ucapnya pelan. Dia melihat kedua lengannya, kecil dan putih mulus. Lalu dia melihat kiri dan kanannya. Ada sesuatu di dekatnya. Sebuah gumpalan putih yang terlihat seperti salju, tapi sepertinya bukan....

Gumpalan itu bergerak dan melihat kearahnya. Violet bertemu dengan coklat gelap. Lalu si pemilik mata coklat itu berlari kearahnya. Ternyata hanya anak beruang kutub...eh?! Anak beruang kutub?!

"Menjauh!!!" Teriaknya, kedua lengan sekarang melindungi wajahnya. Tapi anak beruang itu tetap menuju arahnya dan mulai mengendusnya. Perlahan, dia mulai membuka perlindungannya. Anak beruang itu melihatnya dengan mata yang seperti merindukan tuannya.

"Vinland!" Beruang itu memeluk tubuh kecilnya.

"V-Vinland..?" Tanyanya, entah kenapa nama itu terkesan familiar tapi juga terkesan asing.

"Baldr!" Seru beruang itu lagi dengan nama yang berbeda. "Vinland! Baldr!"

"M-Maaf, tapi siapa Vinland atau Baldr? Dan kenapa kau bisa bicara?" Tanyanya lagi.

Beruang kutub itu merunduk sedih dan mendengus. "Sudahlah, ayo pergi ke barat,"

"Tapi-,"

Terlambat, dia sudah ditarik oleh anak beruang itu dengan moncong kecilnya. Perjalanan mereka kemudian dimulai dan keheningan menyertai mereka. Tak ada dari mereka yang berbicara.

Dalam perjalanan, dia melihat pantulannya di sungai. Rambut pirang pucat sedagu dengan satu untaian yang melawan gravitasi, mata violet indah, kulit putih gading, pipi berona pink, pakaiannya adalah tunik panjang dengan pita merah di leher dan celana panjang yang tertutup tuniknya. Kakinya tidak dilindungi oleh apapun tapi tidak terluka sedikitpun dari perjalanan mereka.

Akhirnya mereka sampai tepat tengah hari. Matanya disuguhkan dengan banyak orang yang membuat kabin kayu dan pekerjaan lainnya. Dia ingin bertanya kepada orang-orang itu. Namun khawatir mereka tidak berbicara bahasa yang sama dengannya. Takut, dia memeluk anak beruang itu dan mencari rasa nyaman di bulu-bulu halusnya.

Papa, où t'es?Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ