•21• ElangSenja2

5.6K 464 155
                                    

Happy reading! 🌻

Siapa yang siap buat baca ????

.
.

Saat semua pergi, tak satupun bayangmu hadir kembali.
.
.
.

"Lo bener gak inget ?" Ucap Faiz mengerutkan keningnya.

Elang menggeleng pelan membuat Feira menghela nafasnya berat, ia melihat dari balkon atas seorang pria paruh baya sedang menatap dingin ke arahnya.

"Gini deh," Feira menutup laptop milik Faiz dan membuka tasnya, memberi Elang diary milik Senja. Senja memberi itu ke Feira saat Feira memutuskan untuk sekolah diluar kota.

"Inget ini punya siapa ?"

Elang terdiam, otaknya mendadak kosong, fikirannya mendadak hening, dan kepalanya berdenyut hebat.

"Lo gak papa ?" Tanya Faiz pada Elang.

"Lo baca,"

"Senja ngasih itu ke gue"

"Ntar ae lah Wir, lagi seru nih "

"Iya gue suka sama Senja!"

"Senja itu punya daya tarik sendiri !"

"Ahhh !" Ucap Elang memegangi kepalanya erat. Suara suara itu dari tadi menganggu telinga dan fikirannya.

"Lang ?" Feira bersuara. Keningnya berkerut bingung. Dan yang pasti ia ingin jawaban segera dari Elang.

Elang terdiam, sembari menutup matanya. Samar dan tak asing.

"Lo aman ?" Tanya Faiz.

Elang mengangguk, "semakin gue paksa, kepala gue kaya mau meledak." ucapnya. Ia mengacak rambutnya.

"Senja itu siapa sih ?!" Bentaknya, "kenapa dia selalu hadir di fikiran gue ?"

Faiz dan Feira terdiam. Feira menahan diri untuk tidak lepas emosi, ia membuang tatapannya dari Elang.

"Gue gak bakalan nyerah, gimana pun caranya, lo harus inget lagi." ucap Feira lalu pergi.

Faiz menepuk pelan pundak Elang dan tersenyum kecil, "gue bakal bantu Feira, Lang. Maaf kalo menurut lo gue nyiksa, tapi asal lo tau, kita kaya gini karna kita pengen lo yang dulu, percaya sama gue." lalu Faiz ikut berlalu pergi.

Elang menatap langit langit hitam di atas, lalu ia berjalan mendekat ke kolam renang, memasukkan kedua kakinya di sana, ia merenungkan sesuatu di otaknya.

Buku diary.

Milik siapa ?

Apa yang telah terjadi di buku itu ?

Ada apa di dalamnya ?

Otaknya mengebu untuk bertanya, ego telah menghasutnya untuk kembali, namun logika berkata tidak.

"Kamu bakal buang waktu kamu untuk hal gak penting," ucap Abri berjalan mendekat ke arahnya dengan kedua tangan di saku celana.

ElangSenja2Where stories live. Discover now