1. このすべての始まり

1K 158 65
                                    

Ko no subete no hajimari.

Awal dari semua ini.


            Aku dan Oikawa Tooru resmi berpacaran. Semua orang di sekolah mengetahuinya dan tahu pula bagaimana sifat Oikawa yang buaya. Pada saat Oikawa memutuskan memacari seseorang yang kutu buku, serius, kaku, dan hanya peduli pada pelajaran—alias aku, mereka mencibir. Menganggap pada akhirnya aku akan ditinggalkan seperti mantan-mantannya. Aku tidak peduli, aku sudah menyukainya sejak lama.

Aku tahu Oikawa populer; dia tampan, berbakat, atletis, dan sempurna di semua bagian kecuali pelajaran. Itu bukan hal jarang bagi seorang laki-laki. Layaknya wanita normal, sebagai seorang yang serius aku juga menyukai pria tampan. Lewat seminggu berpacaran, aku merasa sebagai gadis terberuntung di dunia. Oikawa sudah tiga kali mengajakku menontonnya latihan, dan itu benar-benar keren sekali.

- Oikawa Tooru

[Name] maaf aku pulang dulu. Badanku tidak enak, aku juga bolos latihan. Maaf, hari ini tidak bisa pulang denganmu. Love you.

Hari itu hari Kamis. Pacarku sedang tidak enak badan. Apakah ini tugas seorag pacar untuk merawatnya? Aku pikir begitu—pada saat itu.

- [Name]

Jaga kesehatanmu, Oikawa. Jangan memaksakan diri.

- Oikawa Tooru

Aku menyayangimu.

Aku masih ingat sekali, tersenyum kegirangan hanya karena membaca pesan. Aku juga berniat memberi kejutan saat datang ke rumahnya nanti. Akan sedikit telat dari waktu pulang sekolah—aku terlalu larut dalam megerjakan PR milikku sehingga baru sempat mengecek ponsel.

Cepat-cepat aku membereskan buku dan bergegas pulang. Aku teringat kalau Oikawa adalah orang yang ceroboh. Saat latihan pun dia kadang suka lupa membawa pulang buku paket miliknya. Menurutku, alat tulis dan buku itu sangat penting. Kunci suksesku berada di sana. Dan bagi Oikawa, walaupun tidak berarti—bukankah itu bisa menghantarkannya menggapai tempat yang diinginkannya? Aku memutuskan mampir ke kelasnya untuk mengecek apakah ada barang yang tetinggal. Kami memang berbeda kelas. Itu tidak masalah selama aku masih bisa melihatnya.

"Apa kau tidak tahu, aku begitu menyayangimu,"

Suara wanita terdengar, tidak jauh dari langkahku. Oke, ini memang sudah lewat dari jam pulang. Seharusnya aku tidak heran kalau jam segini ada murid-murid yang asyik berduaan. Mungkin tanpa sadar aku bisa saja mengganggu.

Aku sudah bersiap masuk ke kelas Oikawa ketika suara wanita itu terdengar lagi, "Kenapa tidak bersamaku saja?"

Baiklah. Aku merasa bersalah. Siapapun itu, teman sekelas Oikawa atau bukan—aku minta maaf sudah menguping hal yang privasi. Aku akan menyeleseikan urusanku secepat mungkin dan meninggalkan kalian yang ada di dalam bermesraan. Tinggal menggeser pintu saja—

"Apa pentingnya status kalau aku sudah jatuh kepadamu?"

Deg.

Aku merasa sedang berhalusinasi. Perasaanku saja atau bukan—suara itu persis dengan Oikawa. Tidak, aku bukan seorang stalker. Suaranya sudah membekas begitu saja di kepalaku Tapi kali ini pasti—kumohon—aku salah dengar.

"Apakah dengan harus berpacaran dengan si kutu buku kolot itu?"

"Iya. Harus dengannya. Aku juga harus seimbang di pelajaran kan? Dia pion yag berharga, Kikyo-chan,"

Kutu buku kolot? Apa itu aku? Kikyo-chan? Siapa dia?

Aku ini orang yang realistis. Tapi kenyataan yang aku dengar kali ini hampir tidak bisa aku percaya. Meski memang aku terlihat kaku, tapi aku sungguh menyukai Oikawa. Apa yang kubaca di novel-novel kini aku rasakan, saat seorang kekasih berselingkuh. Aku bingung harus bereaksi bagaimana. Haruskah aku masuk begitu saja? Haruskah aku mengiriminya pesan? Harus apa lagi?

"Oi bodoh, aku sudah menyeleseikan tugasku. Kalau kau pulang nanti, jangan lupa tutup gorden dan hapus papan tulis!"

"Iwa-chan kau mengganggu. Pulang saja sana!"

"Tanpa kau suruh pun aku juga akan pulang."

Ada Iwaizumi Hajime—teman dekat Oikawa. Aku sering menjumpainya, tapi kami tidak banyak bicara. Apa aku harus pergi sekarang?

Sraak, pintu digeser. Aku berpindah tempat menjadi di sisi tembok sebelah pintu. Iwaizumi-san terkejut melihatku, tapi dia bergerak menutup pintu secara normal kemudian. Iwaiumi tinggi, Oikawa dapat melihatnya dari kaca pintu—dia berpindah bersandar pada tembok sebelahku yang kosong. Pandai sekali dia mengondisikan keadaan.

"Iwaizumi sudah pergi lo, Tooru~"

Bahkan memanggil nama depan?

"Kau sungguh tidak sabaran ya~"

Nada dari kalimat itu, apa yang akan mereka lakukan?

Aku tidak peduli lagi pada ketidaksopananku. Tidak, harusnya wanita bernama Kikyo itulah yang malu. Tidak, tidak—ini salah Oikawa-san sepenuhnya. Ah tidak—ini salahku yang sudah mau berpacaran dengannya. Aku berjinjit mengintip dari kaca pintu, yang kemudian aku merasa menyesal sudah melihatnya.

Mereka berciuman. Oikawa memangku gadis bernama Kikyo itu.

Aku tidak ingin melihat apa yang terjadi selanjutnya. Mataku mulai panas dan perasaanku amat sesak. Telapak tanganku menutupi mulutku, menahan erangan. Aku kembali pada posisiku semula, bersandar pada tembok—lemas. Iwaizumi memejamkan mata.

"Ayo pergi," bisiknya pelan.

[.]

3 Juli 2020.

Continued. 


You're Worse Than Trash [Oikawa x Reader]Where stories live. Discover now