Oneshot

5.1K 574 137
                                    

"Halo, Jimin hyung?"

Perasaan lega memenuhi relung hati Jungkook kala teleponnya diangkat oleh seseorang yang ia tuju. Ia mengusap keringat yang membanjiri permukaan wajahnya dan lanjut berkata, "Apakah Taehyungie hyung ada bersamamu?"

Sesaat orang di seberang sana memilih hening, Jungkook menahan nafas ketika terdengar suara Jimin memanggil nama Kim Taehyung. "Anaknya lagi pegang handphone kok, Jung. Coba chat."

Kalau sedari tadi chat-nya yang kadaluarsa hari dibaca, Jungkook pasti tidak akan menghubungi teman Taehyung untuk menanyakan keberadaan lelaki itu. "Pegang handphone ya?" Tapi kenapa chat dari Jungkook tidak dibalas dari kemarin?

"Iya, kayaknya lagi chat juga itu anak. Dari tadi senyum-senyum sendiri soalnya."

Jungkook mengeratkan genggaman tangannya pada handphone dan tersenyum miris. "Hyung, boleh minta tolong?"

"Apa, Jung?"

"Kalau Taehyung ke kamar mandi, atau kemanapun itu, dan handphonenya tidak dibawa-bisakah hyung melihat siapa yang chit-chat dengan Taehyung hyung?"

Terdengar suara dengungan berupa 'eng' pelan, pertanda jikalau Jimin ragu-ragu untuk menyanggupi ataupun menolak permintaannya.

"Ku beri nomor Yoongi hyung juga kencan semalam bersamanya. Deal?"

"Deal."

.
.
.

Jungkook tau dia hanyalah sosok yang menyukai Taehyung tanpa mengerti apa perasaan orang yang disukainya sama sepertinya atau tidak. Segalanya abu-abu di mata Jungkook.

Sikap Taehyung yang cemburu ketika mengetahui Jungkook sedang bersama orang lain, atau chat dengan seseorang yang menurutnya menyukai Jungkook. Memberi banyak kalimat sayang dan cinta, namun memang benar jika Jungkook membahas status atau hubungan keduanya, Taehyung langsung diam dan mengganti bahasan topik setelahnya.

"Sebenarnya, maumu apa, hyung? Apa arti diriku bagimu?"

Jungkook meringkuk di kasurnya. Menangisi cinta sepihaknya yang begitu melelahkan sekaligus menghabiskan banyak tenaga juga perasaannya.

"Andai kau tidak memberi harapan seperti itu. Andai aku tidak menyukaimu-"

Tangannya meremat spreinya kuat, badannya gemetar hebat diikuti oleh isakan tangis yang memilukan.

.
.
.


'Dia chat dengan Seokjin. Tau kan? Mantan Taehyung setahun yang lalu. Mereka sepertinya balikan.' Begitu isi chat yang dikirimkan Jimin padanya sore ini.

Melihat itu membuat Jungkook tertawa. Bukan jenis tawa yang menyenangkan, namun tawa miris yang diselingi oleh suara sesenggukan. Mata bulatnya merah dan berair yang mana airnya akan menetes seperti hujan yang membasahi pipi lalu meluncur pada dagu. Handphonenya di lempar ke lantai, menimbulkan suara retakan keras.

"Tolol," Jungkook terkekeh. "Jungkook tolol."

.
.
.

'Hyung, perasaanku padamu aku tarik hari ini ya? Aku terlalu lelah untuk menyukai seseorang yang tidak akan pernah balik menyukaiku. Selamat tinggal, Kim Taehyung. Kalau bertemu denganku dimanapun, anggap saja kita tidak pernah mengenal satu sama lain.'

.
.
.

END.

Gone (KTH + JJK)✔Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum