KA 8. Tentang Lia

17 2 0
                                    

   "Lucas. Kau tak membawa pedang api milikmu?" tanya Tara padaku yang kubalas dengan gelengan.

   "untuk apa aku membawanya? Pedang api hanya kupakai saat bertarung serius. Jika hanya latihan seperti ini, aku cukup menggunakan pedang biasa saja." jawabku.

   Saat ini, kami sedang berada di gedung arena. Kelas khusus berpedang akan dilakukan disini.

   "hei. Liat ke pintu! Bukankah dia si non-element? Sedang apa dia disini?" ucap Rio sambil menunjuk ke arah pintu masuk gedung arena.

   Terlihat seorang gadis berambut merah ruby berdiri didepan pintu sambil membawa sebuah pedang di tangan kirinya.

   "kalau dia kesini, trus bawa pedang, bukankah ia akan ikut kelas khusus?" tanya Tara.

   Aku juga tak tahu. Selama ini, tak ada perempuan yang mengikuti kelas khusus berpedang. Sebuah pemandangan baru ada seorang gadis memasuki gedung arena saat kelas khusus.

   "samperin, yok." ajak Rio.

   "ayo lah. Aku juga ingin bicara dengannya. Dia kan teman sekamar barunya Arin." ucap Tara.

   Ya sudah. Aku juga ingin tahu mengapa dia kesini. Bisa saja hanya mampir atau salah masuk gedung, kan?

   Akhirnya, kami bertiga mendekati cewek itu. Terlihat dia menghampiri Ones dan Nori.

   "aku tak menyangka akan ada seorang perempuan yang ikut kelas khusus berpedang." ucap Rio menyapa cewek itu.

   "oh! Hai, Rio. Ya, aku juga tak menyangka jika ternyata hanya akulah yang perempuan disini." balas cewek tadi.

   Dia serius ikut kelas khusus berpedang? Aku jadi penasaran dengan kemampuan berpedangnya.

   "kau temannya Arin, kan?" tanya Tara.

   Sepertinya dia benar-benar merindukan adiknya. Aku dan Rio sudah tahu dari lama, jika hubungannya dengan adiknya tidak bagus.

   Cewek tadi mengangguk menjawab pertanyaan dari Tara.

   "setelah kupikir-pikir, selama ini, aku tidak tahu namamu. Setiap kita saling sapa, selalu kau yang menyebut namaku." ucap Rio.

   Jadi dia tak tahu nama ni cewek?! Apa-apaan. Katanya kenal.

   "namanya Azalia, Ri. Kau panggil saja dia Lia." jawab Ones.

   "hei. Lia yang ditanya. Bukan kamu." ucap Nori sambil memukul bahu Ones.

   "hehe. Lia kan tak masalah." balas Ones.

    Cewek yang bernama Lia itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

   Bersamaan dengan itu, mr. Karo telah datang dan mengumpulkan kami semua. Mr. Karo membuka kelas khusus hari ini.

  "baiklah. Selamat datang untuk murid yang baru masuk kelas ini. Mr. harap, kalian bisa semangat dalam mengikuti kelas khusus berpedang yang sudah kalian pilih. Nah, hari ini, kita akan berduel. Satu lawan satu." ucap mr. Karo membuka kelas.

   "mr. lawannya mr. yang tentukan, atau kita pilih sendiri?" tanya Ones yang terlihat melirik Lia.

   Kenapa dia melihat Lia? Apa aku salah lihat tadi?

   "kalian bisa pilih sendiri. Ayo segera mencari pasangan duel kalian." jawab mr. Karo.

   Ones, Nori, dan beberapa anak yang lainnya secara serempak berteriak.

   "YES!"

   "Kenapa kalian senang sekali?" tanya seorang anak laki-laki yang bernama Zico.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kalista AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang