Prolog

6.8K 627 245
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

"Tak perlu lelah mendefinisikan rasa, sebab kuis-kuis hati ini adalah milik-Nya. Tak ada yang lebih pantas ku impikan selain Dia (Allaah) meski seratus tahun lamanya ku memimpikan cinta."

***

"Bunda, kalau setelah ini aku pergi, jangan sedih ya," ucap wanita cantik yang sedang dirias wajahnnya, sembari terus mengenggam erat tangan wanita paruh baya yang duduk di sebelahnya.

"Nanti, setelah menikah, kamu akan ikut dengan suamimu" kini Bunda terlihat lebih gugup, putrinya akan segera menjadi milik orang lain.

Ruangan ber-AC itu terasa panas menunggu detik-detik akad terucap. Semua seolah kaku dan hening saat kata "Sah" terdengar diucapkan oleh para tamu undangan di luar sana. Gedung semegah ini, seperti ikut berguncang menyaksikan bersatunya dua nama dalam ikatan suci pernikahan.

Izzatun Nafsiya, kali ini ia benar-benar menjadi istri dari seorang lelaki tampan, berpostur tegap, tinggi, dambaan banyak wanita. Jas hitam yang ia pakai memberikan kesan gagah, lelaki itu menuju kamar rias pengantin, menghampiri Izza. Bunyi sepatu semakin terdengar jelas.

"Assalamu'alaykum," suara lelaki terdengar, sambil mengetuk dibalik pintu kayu ukir berwarna cokelat itu. Izza tergugah dari tempat duduknya, jantungnya bedegup kencang, keringat muncul disela-sela jemari tangannnya. Bunda membukakan pintu, lalu lelaki itu semakin mendekat ke arah wanitanya, kini kaki mereka saling berhadapan. Tak bisa disembunyikan, pipi Izza memerah ditatap oleh suaminya. Leleki itu mengulurkan tangan untuk bersalaman, tapi rasa canggung membuat jemarinya gemetar hebat, ragu-ragu, malu-malu, membuat gemas yang menyaksikan tingkah lucu pasangan baru itu. Dipeganglah ubun-ubun wanita bergaun putih renda-renda itu, sambil terus didoakan, terlihat sangat khusyu'.

Acara resepsi pernikahan berlangsung dengan lancar. Selesai acara, mereka berdua pulang menuju rumah, menggunakan mobil hitam yang dihiasi bunga dibagian depannya, pertanda pengantin baru. Kursi depan memang cocok bagi dua kekasih halal yang akan meramu kehidupan rumah tangga. Di tengah perjalanan, saat asyik menyetir, sambil sesekali menatap wajah istrinya dengan rasa syukur, tersenyum lelaki itu memperlihatkan lesung pipinya.

"Izza, gue nggak nyangka, kalo ternyata lo orang yang bakalan duduk di kursi itu, nemenin gue, kemanapun gue pergi, lo yang bakalan ada terus sama gue" ucapnya. Izza hanya menorehkan senyuman tipis.

"Makasih ya kamu udah mau pilih Izza. Menerima segala kekurangan dan masa lalu Izza yang udah nggak sesempurna itu lagi. Karena laki-laki kurang ajar itu! ternyata kamu adalah lelaki yang Allaah takdirkan selalu ada untukku, dari aku membuka mata, sampai aku menutup mata, mas." Izza mengatakan itu dengan keyakinan penuh. Sekejap suasana berubah hening, mata lelaki itu mulai berkaca-kaca. Entahlah, apa yang ada dipikirannya. Namun, dapat terlihat jelas, hatinya berkecambuk bingung, seperti ada rahasia yang ingin ia ceritakan, tapi tertahan oleh keraguan.

"Izza..." panggil leleki itu lirih.

"Iya, sayang," wajah itu menoreh ke arah suaminya, seakan siap mendengarkan sebuah pengakuan.

"Gue nggak tau harus mulai darimana, tapi Za gue cinta sama lo. Lo percaya kan?"

"Iyalah, kamu kan suamiku, kenapa?" Izza semakin bingung. Dahinya berkerut, ia semakin dibawa dalam suasana aneh, penuh tanda tanya.

"Kata orang pernikahan adalah ibadah, maka ibadah harus dimulai dengan niat yang ikhlas karena Allaah. Ibadah juga harus didasari dengan kejujuran. Gue mau nanya sekaligus jujur sama lo," Izza hanya terdiam kebingungan.

"Ini apasih?" tanya wanita itu.

"Lo ikhlas kan nikah sama gue?" belum sempat dijawab, leleki itu malah balik bertanya. Membuat wanita yang duduk disampingnya, berpikir nano-nano.

"Ya ikhlaslah, In Syaa Allaah. Kalau aku ga ikhlas, mana mungkin sekarang kita jadi suami istri," ucap Izza ketus, disaut senyuman manisnya, melirik tipis pada suaminya.

"Alhamdulillah kalo gitu, gue juga mau jujur. Sebelumnya gue mau minta maaf, nggak cerita lebih awal sama lo, kalo sebenernya yang donorin mata buat elo itu ..... um itu... um," ia masih sangat ragu. Apalagi melihat wajah Izza yang menatapnya dengan ambigu.

"Jangan bilang kalau .... "

"Iya, dia orang yang berbaik hati ngasih pengelihatannya biar lo bisa liat dunia ini lagi, Za." bagai disayat belati, perih teriris hati Izza, pengelihatan yang disyukurinya ini ternyata adalah mata seorang lelaki yang sangat dibencinya. Ia menaggis tak terbendung lagi, tertampar mendengar pernyataan suaminya.

"Maaf, Izza." ia mencoba mengapai tangan Izza, dengan kucuran air mata, jiwanya berkecambuk, tanpa sadar ia lepas kendali, tepat dipersimpanggan jalan ada mobil truk melaju dengan kecepatan penuh dari arah kiri, melesat, semakin mendekat dengan kursi penumpang yang Izza duduki, suasana berubah menegangkan, ini seperti mimpi, Izza berharap mereka bisa lolos dari waktu.

Duarrrrrr

Suara benturan keras diiringi pecahan kaca, serta terlihat jelas asap yang keluar dari mesin mobil itu. Semua orang berlari ke arah mereka, menciptakan kerumunan, mengerubungi wanita yang masih memakai gaun pengantin putih, sekarang dilumuri darah. Pecahan kaca berserakan melukai tubuh wanita itu.

Izza mencoba dengan sekuat tenaga membuka matanya, dalam keadaan lemah tak berdaya, bibir kecilnya menyebut "Allaah Allaah Allaah" dengan lirih, sembari mencoba meraih tangan leleki yang juga terkapar di sampingnya.

Darah yang mengalir dari pelipis lelaki itu, mengingatkan Izza pada hari dimana kejadian 10 tahun lalu, tragedi terburuk dalam hidupnya, sejarah paling menyakitkan. Mata Izza terpejam membayangkan hari itu lagi, trauma masa kecil yang dialaminya, membuat nafasnya semakin sesak. Rasanya seperti dicekik, kepalanya berputar, pusing. Darah yang terus mengucur dari kepalanya, tak bisa dihentikan. Wanita itu mengidap penyakit hemofilia. Penyakit langka, darah sukar membeku, dimana penderitanya seharusnya tidak boleh terluka. Apakah mereka akan selamat?

Seharusnya hari ini adalah hari bahagia bagi mereka berdua, malah jadi bencana.

...

Pringsewu, 10 Juli 2020
-Cay-
...

Assalamu'alaykum Warahmatullah Wabarakatuh

Hallo sahabatku yang paling manis? semoga hari ini kalian bahagia selalu, gimana rasanya baca update pertama dari cerita "Siapa Jodohku" ? gimana prolognya? kalian penasaran ngga sama kelanjutan kisahnya? coba tebak siapa suaminya Izza? menurut kalian mereka selamat nggak ya? wkwk tulis aja dikolom komentar ya. Oh iya boleh kritik dan saran juga loh disana.

Sekarang WAJIB hukumnya teman-teman buat vote, add ke library. Disunnahkan meninggalkan jejak di kolom komentar, biar aku makin semangat lanjutin ceritanya. 🤗🤭

Baca juga cerita DWG yang lain ya, okay? banyak cerita-cerita seru yang akan mengaduk-aduk perasaanmu. Wkkwk

Cerita ini hanya fiktif, apabila terdapat kesamaan nama, tempat, dsb. Bukan ditujukan untuk pihak tertentu.

Al-Quran utama, Wattpad cuma selingan

Jazaakumullah khoyr

Follow Autor :
IG : @cahyaintanmurni
WP : Cayintanm_

🖤🖤🖤🖤

Siapa Jodohku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang