10

1.7K 202 11
                                    

Kumpul dengan keluarga besar itu adalah hal yang dirasa cukup menyenangkan. Kita bisa menambah kenalan karena tak jarang ada kerabat yang belum kita ketahui. Seperti yang sedang Jimin lakukan sekarang.

Pemuda mungil yang sudah menjadi anggota keluarga Kim itu tak henti-hentinya berkeliling mengajak ngobrol kerabat barunya.

Dia yang notabennya mudah bergaul dengan orang baru tak susah mengakrabkan diri, tak seperti Taehyung yang padahal anggota keluarga asli tapi tidak terlalu dekat dengan kerabatnya.

Di sini, singkat ceritanya, karena Jimin tak bisa ke Daegu, maka kerabat Kim yang memilih mendatangi Seoul, di rumah Taehyung dan Jimin.

Taehyung tidak berangkat ke kampus hari ini karena dosennya harus pergi ke luar kota, ada masalah keluarga mendadak katanya, quis pun diundur. Yeah, sepertinya ini hari keberuntungan Taehyung.

"Tidak lelah hm?"

Jimin berjengit kaget karena Taehyung yang tiba-tiba muncul dari belakang, meraih pinggang ramping Jimin sebelum tersenyum, pura-pura ramah dengan kerabatnya sendiri.

"Aigooo, kalian serasi sekali," puji salah seorang pria, Kim Jongdae, paman Taehyung.

Taehyung tersenyum simpul, "Terimakasih pujiannya paman. Eum, Tae bawa Jimin sebentar ya?"

"Ah, lama juga tak apa, dia kan milik mu haha!" kekeh Jongdae, disusul tawa renyah yang lain.

Taehyung hanya memutar bola matanya lalu menggiring Jimin ikut dengan dirinya.

"Kenapa Tae?" Jimin bertanya saat sampai sudah mereka di balkon lantai dua.

"Jangan terlalu dekat dengan kerabat gue." ujar Taehyung. "Mereka semua bermuka dua."

"Maksud kamu?"

"Yeah, sebenarnya tidak ada yang benar-benar baik di sana, mereka cuma pura-pura baik di depan lo, tapi dibelakang pasti akan ngomongin lo dan menghancurkan lo,"

"Tapi aku tidak punya salah dengan mereka,"

"Memang, tapi gue ada, dan lo adalah sebagian dari diri gue, maka lo juga bakal kena imbas Jimin."

"Kamu? Apa yang kamu perbuat?"

Taehyung menghela nafas. "Bukan hal besar, tapi mereka selalu mempermasalahkannya."

Kepala Jimin miring ke kiri tanda tak mengerti. Pandangannya mengikuti Taehyung yang mendudukan diri di tepian balkon.

Jimin ingin ikut duduk di sisi Taehyung, tapi karena tak sampai, ia meminta Taehyung memangkunya.

"Gendut," gumam Taehyung, membuat Jimin langsung mencubit perutnya.

Taehyung memposisikan diri bersandar pada dinding di belkangnya, sedangkan Jimin mulai mencari tempat ternyamannya di dada Taehyung sebelum meminta lelaki itu melanjutkan ceritanya.

"Dulu gue pernah pacaran sama sepupu gue sendiri, Jinhwan Kim namanya," ujar Taehyung.

"Sepupu?"

"Iya. Gue nggak tau kalau dia sepupu gue, sampai dua bulan hubungan kami berlangsung, dia minta gue ngenalin dia ke appa, appa tau kalau Jinhwan itu sepupu gue jadi appa minta gue mutusin si Jinhwan, gue nurut aja, toh gue udah nggak terlalu suka sama Jinhwan. Tapi si Jinhwan udah terlanjur baper, dia minta ke orang tuanya yang entah gimana malah setuju dengan hubungan antar sepupu itu. Kerabat-kerabat maksa gue untuk tetap lanjutkan hubungan, tapi gue udah nggak bisa lah, suka juga udah enggak. Karena itu gue mulai dijauhi kerabat-kerabat gue dengan embel-embel 'cowok ga ada tanggung jawab'. Aneh emang, tapi gilanya masalah itu selalu berlanjut. Mereka selalu lakukan berbagai macam cara agar gue bisa balikan lagi sama Jinhwan. Jadi Jim, apapun yang terjadi nanti, jangan salah paham dulu."

✔KREDIT [VMIN]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora