Sekarang ini gue lagi dilobi rumah sakit, sebenernya jam jaga gue udah selesai tiga puluh menit yang lalu tapi gue masih nungguin seseorang. Sesekali mata gue liat ke lampu yang bawahnya ada tulisan ruang operasi yang dari tadi masih anteng warna merah."Dok, mau saya bikinin kopi?" tanya perawat bagian loket yang ada didepan gue.
"Gausah sus makasih." tolak gue.
"Bener dok? Kayanya ngantuk banget?" tanyanya sekali lagi.
"Enggak kok, yang lagi tindakan kecelakaan ya? Parah sus kondisinya?" tanya gue
"Euhm tadi sempet liat sih agak parah dok makanya langsung tindak operasi lumayan lama," lanjutnya.
"Oh gitu ya. Semoga cepet selesai dan pasiennya selamat," kata gue.
"Amin!" seru seseorang yang barusan bikin kaget gue karena tiba-tiba duduk disamping gue.
"Dateng tuh salam kek permisi kek, gak kek setan bikin kaget orang gini bisa?" tanya gue ke dia.
"Aelah gitu doang baper amat bosque. Lo kok belom pulang?" tanya dia.
"Harusnya gue yang tanya. Bukannya hari ini lo libur kok masuk?" tanya gue.
"Junho neneknya sakit jadi dia anter mamanya ke malang ya sebagai teman yang baik gue gantiin shift dia." jawabnya.
"Sombong banget mini mouse," kata gue.
"Kenyataan ya bapak priki," kata Minhee.
"Shut diem!" seru gue.
Iya yang barusan ngagetin gue itu Minhee salah satu dokter disini yang juga temen gue. Lumayan sih ada dia jadi ada temen ngobrol sambil nungguin.
"Malem dokter-dokter ganteng bukannya kalian hari ini gak ada shift ya kok disini? Kangen sama saya nih pasti?" tanya dokter genit.
"Dih amit-amit," kata Minhee.
"Dokter Eunsang kok belom pulang?" tanya dia ke gue.
"Nungguin mbak calon." jawab gue.
"Oh si perawat itu ya? Duh kalo saya mah mending pulang aja dok. Kan udah gede dok manja banget minta tungguin," katanya julid.
"Sang gue masuk dulu ya. Alergi gue disini lama-lama. Semangat nungguin ayang bebnya. Dok mending anda cepet masuk ruangan deh," kata Minhee sebelum pergi.
"Suka-suka saya lah!"
Minhee beneran kabur ngindarin ini dokter genit. Bukannya pergi dia malah duduk disamping gue yang bikin gue auto geser bangku.
"Udah lama ya dok sama mba perawat itu? Denger-denger mau tunangan iya?" tanya dia kepo.
"Alhamdulilah kemarin udah tunangan. Ini," kata gue sambil nunjukin cincin di tangan gue.
"Dokter dipelet ya sama dia?"
"Enggak. Kenapa?"
"Ya heran aja. Kok mau sama dia? Padahal kan dia cuma perawat. Mana katanya dia sebatang kara cuma ngekos,"
"Euhm. Gitu."
"Cuek banget sih dok."
"Terus saya harus marah bales julidan dokter?"
"Ya ga gitu saya kan cuma bilang faktanya aja."
"Yaudah sesuka dokter aja mau bilang apa."
Udah gue jutekin ini dokter masih aja tanya ini itu ke gue sumpah idupnya kepo banget tapi dari tadi cuma gue jawab singkat doang. Sekitar 15 menit nunggu gue denger pintu kamar operasi dibuka. Gue bisa liat perempuan yang gue tunggu dari tadi keluar gak semangat.
Gue lambaiin tangan gue biar dia tau. Terus dia sedikit teriak bilang suruh tunggu bentar dia mau cuci tangan terus ambil tasnya.
"Tiap hari anter jemput gini dok?"
"Iya." jawab gue.
"Beruntung banget ya," katanya.
Serius ini dokter ngapain sih masih disini.
"Ga masuk dok?" tanya gue.
"Jam saya 10 menit lagi. Dokter Mika belum keluar."
"Oh." jawab gue.
Bisa gue liat El jalan nyamperin gue itu bikin gue berdiri.
"Hai, kok nangis? Pasiennya...?" tanya gue gantung yang dianggukin El.
"This not your fault. Dont judge yourself. Kalian udah berusaha sebaik mungkin. Ayo pulang kamu pasti capek banget," kata gue sambil ngusap pundak dia pelan.
"Dok ini rumah sakit," kata El protes.
"Apa? Orang cuma pundak doang biasanya juga aku kiss kan?" tanya gue.
"Dokter!"
"Saya permisi masuk dulu ya dok," kata dokter genit yang mukanya langsung gak enak.
"Dokter Nita kenapa sih mas?" tanya El.
"Gapapa, ayo pulang. Sini tasnya biar aku bawain," kata gue sambil ngambil alih tas El.
Kita emang jarang banget nunjukin momen uwu didepan umum gini. Ini tadi sengaja sih manasih itu dokter genit boar gak gangguin gue lagi. Alahasil telinga gue selama jalan keluar lobi denger netizen komen kaya 'Dokter Eunsang tuh aslinya soft banget ya' 'Kalo diluar aja diem dingin sama mba pacar langsung cair dia'
Udah biasa jadi ya gue senyumin aja.
"Aku bisa buka sendiri mas," kata El begitu sampe depan mobil.
"Gapapa, biar aku yang bukain." jawab gue.
Setelah bukain pintu buat dia guepun langsung lari ngitarin mobil buat ambil alih kursi kemudi. Terus gue jalanin mobilnya. Gue bisa liat El murunhg lagi. Dia selalu gitu kalo ikut penanganan pasien tapi pasiennya gak selamat dia pasti sedih kaya suka nyalahin diri juga.
"Udah berapa kali aku bilang pasiennya meninggal bukan karena kamu. Itu semua kan takdir," kata gue.
"Iya tau. Cuma yang tadi tuh kasihan. Dedeknya tuh masih umur 5 tahun. Tapi Papa Mamanya gak selamat. Gak bisa bayangin kalo Dedek tadi udah siuman histerisnya kaya apa." jawab El.
"Kita doain aja semoga adeknya cepet sembuh dan dia jadi anak yang kuat. Malem ini mau makan apa?" tanya gue.
"Gausah deh, tadi sebelum tindakan udah makan kok." tolaknya.
"Gak ada penolakan. Ini aku juga belom makan malem. Masa aku makan sendiri? Kita makan nasi padang aja mau?" tawar gue.
"Terserah, aku angka ikut aja. Btw aku boleh tanya sesuatu nggak?" tanya dia tiba-tiba.
"Tanya apa?"
"Gak tanya sih cuma bilang aja aduh gimana sih ya gitu deh. Aku tuh sering banget diledek orang rumkit katanya kamu tuh cuek banget tapi kalo sama aku langsung kaya keju. Kamu jangan cuek-cuek ya," katanya.
"Hahaha siapa yang bilang gitu? Pasti dokter Nita dan semacamnya dia ya? Udah gausah didengerin. Lagian aku punya alasan kenapa aku bersikap kaya gitu." jawab Eunsang sambil senyum nengok ke gue.
"Apa coba alasannya?" tanya gue.
"Aku cuma mau jaga hati kamu aja. Kalo aku terlalu welcome sama orang apalagi cewek takutnya dia baper. Kan susah nanti aku yang dibilang php," kata Eunsang.
"Apaan sih ada ya alasan kaya gitu?" tanya gue.
"Adalah. Udah deh yang kaya gitu gausah dipikir ka yang penting aku gak gitu ke kamu. Pokoknya aku cuma mau manis-manisnya ke kamu aja gak ke yang lain," kata Eunsang senyum manis.
"Tau ah."
"Cie pipinya merah tuh, duh gemes banget kalo gak lagi nyetir udah aku gigit pipinya,"
"Eunsaaang apaan sih!"
FIN
Helloooo
Happy reading yorobuuun
Ada yang rindu work ini ga sih
Aku sedang menata agar rajin update lagi kenapa magernya ga ketulungan
KAMU SEDANG MEMBACA
X1 AS YOUR BOYFRIEND
FanfictionRequestan bucinnya X1 when jadi pacar rasa lokal