Galang | 4. Club Musik

2.6K 202 34
                                    

Pagi sekali Galang sudah menemukan kebisingan di dalam rumahnya. Mesin blender yang nyaring, Hentakan Basket yang membisingkan. Dengan cepat cowok itu keluar dari kamarnya. Dan benar saja, Mamanya yang sedang sibuk di dapur, Papanya yang selalu memantulkan bola basket saat menonton televisi.

"Papa nggak ke kantor?" Tanya Galang begitu duduk di dekat Sagara.

"Nggak." Jawab Sagara, "Lagi males,"

"Memang bisa gitu? Nggak takut di marahin?" Kejar Galang sedikit mengangkat alisnya.

"Siapa yang berani marahin papa?" Tanya Sagara pada Galang.

Galang mendengus geli, "Iya lupa."

Sagara mengubah posisi duduknya dan kini sepenuhnya menatap kearah Galang. "jadwal tanding Abang hari apa?"

"Hari Rabu Pa, kalian jadi datang kan?" Tanya Galang.

"Kok Rabu? Bukannya senin?" Tanya Sagara lagi, "Rabu Papa ada meeting."

"Kalau Papa nggak bisa-"

"Kita pasti datang Bang, tenang aja." Ujar Anggi dari arah dapur sambil membawakan Sarapan di atas meja.

"Jadwal aku padat hari rabu, Gi." Ujar Sagara, "Kayaknya nggak bisa datang"

Anggi melotot, Pagi yang indah bagi Galang adalah melihat perseteruan Mama dan Papanya. Cowok itu duduk bersandar dan menyimak dengan senyum kecil di wajahnya.

"Cancel semua, Nggak mau tau ya Ga. Harus datang! Kalau nggak..." Anggi mengantung kalimatnya.

"Apa?" Tantang Sagara.

"Tidur keluar selama satu minggu!"

Sagara Menganga lebar, tidak abis pikir dengan kelakuan istrinya. "Sayang jangan gitu ya..." Bujuknya.

"Ada maunya aja manggil Sayang," Cemooh Anggi. "Nggak mempan ya!"

"Aku kan sibuk." Ujar Sagara lagi dengan lemas.

"Kamu tu nggak pernah luangin waktu buat nonton Ga, udah berapa kali coba? Kemarin Lomba Volinya Indy juga nggak. Nanti punya Galang juga nggak bisa. Seterusnya apa? Lomba Gio juga nanti alasannya apa lagi?" Teter Anggi di pagi hari.

Sagara menarik napasnya dengan pelan, menatap ke arah Galang berharap bisa membantunya, tapi cowok itu hanya mengangkat bahu.

"Iya udah iya. Aku batalin Meetingnya, Puas Gi?" Tanya Sagara datar. Membuat Anggi tertawa, selalu. Bahkan sebesar apapun mereka berdebat Sagara yang akan mengalah, karena lebih ke waktu perdebatan yang sering terjadi.

"Nah gitu dong, kan enak dengarnya," Ujar Anggi. "Jangan cemberut gitu, Nanti aku temenin ke kantor hari ini."

Mata Sagara berbinar menatap Anggi, "Bener ya?"

Anggi mengangguk, lalu mencium pipi Sagara lembut dan beranjak lagi menuju dapur. Meninggalkan Sagara dan Galang.

"Kenapa harus panggil nama sih? Kenapa nggak panggil sayang?" Tanya Galang yang selalu penasaran.

GALANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang