18. Hilang

38 3 12
                                    

Selamat hari kamis malam...
Tentu aja hari obsession update chapter baru..
Hehe
Ada dikit spoiler nih..
Obsession dah hampir sampai dichapter akhir..
Ga nyangka yaaa bisa sejauh ini..
Dah lah yaaa...
.
.
.
Happy Reading Chingudeul
🌼
.
.
.

“Maaf juga.” Kataku sambil menyembunyikan kepalaku didadanya. Tempat ternyaman bagi seorang Park Nara untuk berlindung.

“Ayo pulang. Ku antar.” Ajak Yoongi sambil menuntunku masuk ke mobilnya. Tanpa basa basi Yoongi melajukan mobil miliknya menuju apartementku. Padahal jarak yang harus ditempuh tidak terlalu jauh, namun Yoongi terus saja memaksa.

“Padahal jalan sebentar saja juga sampai.” Kataku disela-sela perjalanan. Yoongi sengaja mengendarai mobilnya pelan agar sedikit lama.

“Kita jalan-jalan sebentar. Siapa tahu kamu lapar, jadi kita bisa makan malam bersama.” Katanya dengan senyuman hangat tercetak diujung bibirnya.

“Bukannya kamu marah padaku?” tanyaku ragu.

“Kamu sedang apa duduk sendiri dipinggir jalan tadi?” tanya Yoongi tak menjawab  pertanyaanku.

“Kamu masih marah?”tanyaku lagi.

“Apa terjadi sesuatu saat kamu pulang sendirian?”Dia bertanya lagi. Setiap aku mengajukan pertanyaan padanya, Yoongi pasti akan bertanya hal lain padaku. Hal yang jauh dari topik pembicaraan kami. Seolah sedang mengalihkan pembicaraan karena enggan membahasnya.

Aku diam.

“Kita makan malam dulu ya.”
Yoongi memarkirkan mobilnya didepan restoran ayam goreng, lalu mengajakku masuk. Dan memesan  ayam goreng untuk kami berdua.

“Maaf ya, tadi aku membuatmu marah.” Kataku pembuka pembicaraan karena suasana hening dan canggung.

“Aku tidak akan mempermasalahkan apapun lagi, asal kamu berhenti membahasnya.” Kata Yoongi lalu menaruh sepotong paha dipiringku.

“Tapi aku ingin meluruskannya.”

“Nara-ya.” Kini Yoongi menatap mataku serius.

“Ani. Aku hanya ingin kamu tidak salah paham pada hubunganku dengan Taehyung. Aku dan Dia hanya sekedar teman biasa. Aku sudah bilang kalau aku sudah mengenalnya sebelum aku mengenalmu.”

“Nara....”

“Dan sebelum kamu datang. Taehyung terus membantu dan melindungiku. Aku berhutang banyak padanya. Lagipula beginilah cara kami saling memperlakukan satu sama lain.”

“Nara..?”

“Haruskah kamu cemburu dengan kebiasaanku yang sudah kujalani selama ini?”

“Park Nara, aku harap kamu berhenti.” Yoongi akhirnya menghentikan bicaraku dengan nada yang sedikit tinggi.
“Aku sadar kalau memang bukan aku lah yang pertama datang pada hidupmu, tapi siapa kini yang lebih dulu menghuni hatimu. Siapa? Aku juga mengerti jika kamu sedekat itu dengan Taehyung, namun haruskah dengan mengesampingkan perasaanku?” tambahnya.

Aku terdiam karena merasa seluruh ucapan Yoongi benar. Aku yang salah karena lebih mementingkan perasaan Taehyung saat Yoongi juga sama terlukanya. Seharusnya memang Taehyung mengerti karena aku bukanlah miliknya, sejak awal kami hanyalah sebatas teman biasa.

Namun disisi lain aku juga kesulitan jika harus menjaga jarak dengan Taehyung. Aku sudah menganggapnya seperti oppaku sendiri. Teringat dimana dulu Taehyung datang saat aku membutuhkan perhatian dari orang tua dan teman lalu Dia melengkapi semuanya.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang