gomen ne #1

137 9 0
                                    


10  tahun yang lalu

"Okaaasannnn.... Tadaimaaaa" ujar Tetsuya kecil. Sambil membawa gulungan kertas yang cukup besar.

"Tetsuya... jangan berlari. Okaeri sayang. Apa yang kau bawa itu? Hmmm Okasan mau melihatnya"

Tetsuya kecil tersenyum lebar. Ia masih di taman kanak kanak di umurnya yang ke 5 tahun.  Sambil menarik tangan Okasannya ke arah meja. Ia memamerkan gambarnya.

"Ini Okasan. Ini Otousan. Ini Tetsu"
Dengan tangan kecilnya yang menunjuk gambar gambar kecil itu.

"Wahhh... cantik sekali."

Tetsuya kecil menatap ibunya. Masih tetap tersenyum lebar. Memerkan sedikit gigi kecilnya yang masih ompong.

Tapi
.
.
.
.
.
.
.
.

Hal yang membuatnya bahagia. Yaitu Okasannya, meninggal seminggu setelahnya.

Hal yang bahkan membuat para maid dan para pekerja lain turut prihatin dengannya. Prihatin karena malaikat manis itu lebih jarang tertawa, murung, dan sering menangis secara tiba tiba.

Belum lagi ayahnya, sekarang  lebih sering di luar rumah.

Bahkan 1 bulan setelah itu ibunya meninggal.  Tetsuya kecil baru tau jika ayahnya menjual rumah dan memberhentikan semua pekerja dan Maid di sana.

Yeah, dengan sebuah keberuntungan kecil Tetsuya kecil. Ia di adopsi oleh seorang maid yang dulu sempat jadi pengasuhnya.

"Ne... Tetchan. Ikut dengan ku ya..."

Tsuna. Nama ibu angkat Tetsuya. Sambil menggendong Tetsuya, ia tersenyum.

"Ji... jika hiks ayahmu tak menginginkanmu. Aku sangat menginginkanku sayang... hiks... hiks... hiks... oh kamisama... tolong berkari kami... hiks... a... apapun yang terjadi Okachan akan bersama Tetchan hiks... hiks..."

Tetsuya menatap nanar pengasuhnya itu. Ia memeluk leher Tsuna. Sambil menangis.

"Hiks... OKACHAAANNNN HIKS... to.. tolong Tetsu... hiks... Okasaannn... Okachann.... hiks... gomen ne.."

"Tetchaannnn... huwaaaa"

Tsuna merupakan seorang wanita dari panti asuhan yang di bawa oleh ibu kandung Tetsuya. Untuk merawat Tetsuya saat dia sudah lahir.

.
.
.
.
.
.
.
.

"Ojisan! Kau sangat licik!" Dengua Tetsuya.

"Ahahahahah..  lihat wajah merajukmu itu... pantas saja Tsuna selalu bilabg kau manis ahahahaha"

"Okachaannn aku kan sudah bilang jangan memanggilku manis! Ojisan juga! Aku itu tampan!"

Tsuna yang dari dapur hanya terkekeh saat melihat Tetsuya. Dia sedikit terhibur dengan gumaman Tetsuya.

Ia mengacak surai Tetsuya. Oma (Ojisan) masih tetap tertawa. Entah sudah berapa kali ia terpesona dengan kemanisan bocah berumur 15 tahun itu.

"Hei Tsuna. Tetsuya sudah punya pacar" ujar Oma

"Eh.... Tetchan? Punya pacar?"

"Ojisan no baka... Okachan jangan memedulikan Ojisan dia melantur"

"Eh... Tetchan kalo punya pacar juga tak apa"

"Mana ada  Okachan... Ojisannn... jangan tertawa"

"Ahahahahahaha... aduh aduh... eh... tunggu sepertinya lampu di rumah belum aku matikan. Aku pamit dulu ne Tsuna... Tetsuya jangan lupa kalo pacarnya datang beritau aku"

Tetsuya mendorong Oma agar segera pergi. "Pulang pulang sana"

Oma tertawa lagi. Ia menutup pintu setelah mengacak surai Baby blue Tetsuya.

Tetsuya menatap Tsuna. Lalu menghela napas. "Okachan kenapa?"

Tsuna mengalihkan pandangnnya. " Tetchan, hmmm.... maafkan Okachan ne"

Tetsuya menatap Tsuna. Sedikit bingung dengan Tsuna sendiri.

"Maksudnya?"

"Sepertinya kau tak akan melanjutkan sekolahmu sayang" Tsuna menunduk. Meremas sedikit bajunya.

Tetsuya hanya diam. Sambil tersenyum untuk kesekian kalinya ibunya mengatakan hal itu. Selalu minta maaf, padahal Tetsuya sendiri merasa jika dirinyalah yang harus  minta  maaf.

Tetsuya mendekati Tsuna. Lalu memeluknya. "Okachan, aku sudah bilang jika aku tak masalah mau bagaimanapun. Aku sudah sangat berterimakasih jika Okachan mau menerimaku"

Tsuna tersenyum. Sambil mengangguk. "Kau anugerahku Tetsuya... bagaimanapun kau dan ibumu yang membuatku bisa keluar dari panti asuhan. Arigatou"





Segitu dulu:v

Semoga pada suka:D

Makasih::

Ku tau masih banyak kekurangan. Jadi kalau ada yang memberi saran akan ku baca baik baik:)

Arigatou minna

gomen neTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang