⊱ 10┊ᴅᴇᴊᴀ ᴠᴜ

418 100 31
                                    

❝ ᴅᴇᴊᴀ ᴠᴜ ❞一一一一一一一一一一一一

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᴅᴇᴊᴀ ᴠᴜ
一一一一一一一一一一一一


Setelah dua anggota —Yeonjun dan Beomgyu— datang, tak lama kemudian para staff, juga kedua anggota lainnya mulai berdatangan memasuki ruangan. Mendapat pekerjaan yang sama seperti kemarin, merias wajah sang ketua dalam grup. Dengan canggung Delynn menghampiri Soobin yang sudah duduk manis di tempatnya. Tidak ada topik percakapan apapun. Keduanya diselimuti dengan keheningan, berbeda dengan yang lainnya yang bising karena mesin ataupun karena perbincangan kecil para pekerja keras hebat di sini. Tidak ada juga niat melepas rentet kata obrolan di antara keduanya.

Begitu selesai, semua berangkat menuju tempat pemotretan dan rekaman, baik itu idola maupun staff. Tidak ada yang spesial, masih sama seperti kemarin. Ah, mungkin sangat spesial ketika grup tersebut menari dan menyanyi dengan begitu profesional. Tapi di luar semua itu, semua sama, merias, merias, dan merias. Itu bagi Delynn yang hanya bercakap akrab dengan empat anggota lainnya, kecuali si ketua. Yah- canggung, Delynn sedikit tidak nyaman dengan itu.





· • —– ٠ ✤ ٠ —– • ·

—Bultaoreune. Fire fire fire fire. When
I wake up in my room, room—

Seperti biasa, alarm berbunyi nyaring tepat pada pukul lima pagi, bangun dengan nyawa yang masih tersebar acak, pergi bekerja, pulang sore menuju malam, istirahat sejenak dengan memainkan ponsel, kemudian tidur dan bangun lagi pukul lima pagi. Begitu kira-kira siklus hidup Delynn selama dua minggu bekerja sebagai perias wajah.

Monoton? Sedikit. Tidak berwarna? Tidak juga, karena tak jarang ia pergi menghibur diri bersama Yunha dan Nara. Bahkan lebih sering pula menonton drama terbaru dengan Elise —si bule room mate— di tengah malam minggu. Sesama jomlo harus saling menemani agar tidak merasa kesepian. Bukankah begitu?

Selama dua minggu ini juga kedekatan Delynn dengan keempat anggota Tubatu tersebut semakin terasa, kecuali bersama si ungu Soobin. Yah— Delynn tidak terlalu memedulikan hal tersebut, selama tidak merugikan dirinya juga.

Tepat kemarin sore, Delynn mendapat sambungan telepon dari manajer untuk datang ke kantor sekitar pukul tujuh pagi. Dengan catatan; pakai pakaian santai dan sepatu yang nyaman untuk bergerak banyak. Hal tersebut sedikit membingungkan bagi Delynn. Namun, bila manajer bermaklumat demikian, apalagi yang dapat ia lakukan selain menurut?

Delynn dengan penampilan siap mulai menyuapkan roti dengan selai cokelat ke dalam mulutnya. Ditemani oleh susu pisang yang menjadi favoritnya semenjak menetap di negera asing ini. Mengunyah dengan cepat, setelahnya bergegas berangkat kerja menggunakan bis.

Selama perjalanan memasuki gedung Delynn dibingungkan dengan satu hal. Apa yang sebenarnya manajer inginkan darinya pagi hari ini. Diminta berpakaian santai dan pergi menuju lantai yang berbeda dengan biasanya. Lagi, tidak ada yang dapat Delynn lakukan selain menurut. Demi uang jajan tambahan dan pengalaman baru yang hebat. "Pagi, Manajer."

ᴡᴏʀᴋ & ᴅᴀᴛᴇ || sᴏᴏʙɪɴ  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang