01

11.2K 1.1K 19
                                    

"Yang mulia, luka anda tidak terlalu dalam.. saya sudah meracik obat untuk memulihkan kondisi anda" kata tabib istana yang perlahan membalut luka didada Rasin.

"Ya, terima kasih"

Beberapa detik kemudian, penasehat kerajaan masuk ke dalam kamar raja. Wajahnya terlihat sangat khawatir.

"Bagaimana kondisi raja ?" Tanyanya kepada tabib.

"Beliau baik-baik saja tuan, istirahat dua sampai tiga hari kondisi yang mulia akan kembali pulih"

"Hah.. syukurlah,." Penasehat kerajaan bernama Juhan menghembuskan nafasnya lega.

"Baik, ini obat yang harus anda minum yang mulia.. " tabib meletakkan bungkusan khusus tempat obat racikkannya diatas meja kecil dekat dengan kasur raja.

".. saya permisi dulu, besok saya akan memeriksa kondisi anda lagi"

"Ya," jawab Rasin, tabib tadi menunduk singkat lalu beranjak pergi.

Rasin menarap Juhan yang berdiri dekat dengannya.

"Bagaimana ?"

"Apa ?" Tanya Juhan.

"Hei, kamu tau maksud ku" Rasin tersenyum aneh.

"Hah.. " Juhan duduk didekat Rasin lalu menyodorkan obat racikkan dari tabib istana didepan wajah Rasin.

".. dengar, bagaimana bisa kamu menyukai seseorang yang hampir saja membunuh mu ?" Rasin dan Juhan adalah teman masa kecil, Juhan orang kepercayaan juga kaki tangan Rasin. Dia tau apapun tentang Rasin, mulai dari kesukaan hingga sesuatu yang Rasin benci.

"Tapi aku tidak mati kan" Rasin mengambil obat tadi dari tangan Juhan, tanpa air dia menelan serbuk obat tadi, Rasin bahkan tidak memperlihatkan wajah aneh setelah menelan obat yang pastinya terasa pahit.

Juhan yang hanya melihat wajah Rasin saja sudah tau pasti obatnya terasa sangat pahit walaupun Rasin tidak berkata apapun. Tanpa perintah dari Rasin, Juhan menuangkan air untuk Rasin.

"Aku tau kamu menyukai hal-hal cantik, tapi kali ini sangat berbahaya yang mulia" Juhan menyodorkan gelas tadi untuk Rasin dan dengan senang hati Rasin ambil dan minum habis.

"Hmm.. mari tanyakan apa yang dia inginkan dari ku ?"

"Apa ?"

"Dia dipenjara bawah tanah kan ?" Rasin meletakkan gelas tadi ditangan Juhan. Dia menarik jubahnya.

"Ka-kamu mau kemana ?!" Tanya Juhan sedikit bingung.

"Penjara bawah tanah"

"Hah ?! Untuk apa ?!"

"Menemui musuh ku" jawab Rasin dengan senyum dibibirnya. Rasin berlengang pergi yang membuat Juhan hanya menepuk jidatnya dengan semua kelakukan raja satu ini.

Juhan akhirnya mengikuti Rasin pergi ke penjara bawah tanah.

Di penjara, dua prajurit terlihat mengintrogasi penari yang hampir membunuh Rasin. Mereka melucuti semua pakaiannya, yang membuat dia telanjang tanpa sehelai benang pun menutupi daerah sensitifnya.

Kedua tangannya terikat keatas dengan memar disudut bibir juga pipinya.

Mereka terus bertanya siapa dan dari mana asal penari ini, tapi dia terus saja diam tanpa mau bicara satu kata pun.

"Bukankah dia omega ?"tanya salah satu prajurit.

"Ya, ku dengar semua penari berjenis omega"

"Kebetulan sekali, apa kita perlu memberinya pelajaran agar dia mau bicara ?"

"Ide bagus"

"Ayo manis, mari bermain sebentar"

Deg! Penari tadi membulatkan matanya saat kedua prajurit tadi menarik kakinya.

"Nn!" Dia mencoba meronta melepaskan dirinya, tapi usahanya sia-sia. Kedua prajurit tadi berhasil membuka lebar kakinya.

"Uah.. " wajah mereka memerah melihat tempat yang sangat mengoda untuk dimasuki seorang alpha.

"Mari bertaruh, siapa yang masuk duluan ?"

"Bagaimana ? Mau suit jari ?" Tanya salah seorang prajurit.

"Oh.. Suit jari.. Aku tidak keberatan untuk ikut"

Deg! Keduanya menoleh saat mendengar suara yang tidak asing diteling mereka.

Rasin berdiri dibelakang mereka dengan senyum lebar.

"Ya-yang mulia !" Keduanya langsung berdiri dengan mimik wajah ketakutan.

"Ada apa ? Apa suit jarinya tidak jadi ?"

"Ti-tidak yang mulia, maafkan kami"

"Hm.. hm.." Rasin hanya menganggukkan kepalanya lalu berjalan melewati kedua prajurit tadi.

Dia berjongkok dihadapan penari tadi yang sudah menutup rapat kedua kakinya. Mata Rasin bisa melihat, betapa indah dan mulusnya tubuh omega satu ini.

Rasin berniat menyentuh wajah omega tanpa nama ini tapi dia dengan cepat menghindar. Rasin yang baru pertama kali ditolak, tersenyum lalu tertawa.

"Hahahaha... " omega tadi menatap Rasin aneh.

"... ini pertama kalinya aku ditolak, menarik"

Grep!
Rasin meremas kasar dagu omega tadi.

"Ugh!"

"Ini sangat menarik untukku.. Mari buat kesepakatan, kamu mau ?"

Omega tadi hanya menatap Rasin tajam, dia tidak mengerti apa yang raja satu ini pikirkan. Apakah dia sedang menyusun rencana ?

.
.

Bersambung ...

(TAMAT) Kill The King (BL21+ Omegaverse) Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin