25. Suara dari Jaemin

8.8K 1.6K 137
                                    

Jangan sider dong kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan sider dong kalian. Vote dan komentar juga, biar chapter selanjutnya segera terbit.

.
.

Jaemin,  ia selalu penasaran tentang bagaimana ia akan dikenang nantinya setelah hari kematiannya.

Seperti yang ia selalu kagumi, baik itu Plato, Ir Soekarno, atau siapapun tokoh lainya, yang selalu bisa dikenang dengan apapun jasa mereka, meski raganya bahkan sudah tak lagi di bumi,

Lalu bagaimana dengan nama Jaemin Hasibuan?

Semenjak tahu bahwa ia harus hidup ditopang alat bantu, dan sosialisasi kehidupannya tak luas. Itu artinya saat dia meninggal tidak akan banyak hati yang sakit karenanya, tidak akan banyak doa yang mengalun untuknya.

Lalu hari dimana ia bertemu dengan Jeno, laki-laki bermata sipit tapi punya kesan menyeramkan. Ia mulai tertarik, seperti "Bagaimana ya kehidupannya Jeno?" Bukan tanpa alasan. Setiap laki-laki itu lewat di lorong sekolah, tak sedikit yang menyapanya. Jaemin penasaran rasanya punya banyak teman.

Dan tahu? Tuhan tidak hanya mengirimkan Jeno sebagai kawan, bahkan berbagai laki-laki baik yabg mau menjadi kekasihnya meski ia, Jaemin. Mungkin Saja akan mati mendadak karena kinerja alat bantu jantungnya berhenti bekerja.

Semenjak dengan Jeno, Jaemin mau hidup lebih lama "Aku akan hidup 100 tahun lagi..  Ini adalah hidup aku, dan aku akan melakukan apa aja yang aku mau.." Katanya pada papa waktu itu, yang membuat papa tersenyum dan berjanji memberi restu untuknya dan Jeno.

Ia dan Jeno juga pernah mengabiskan hari tanpa hal bermakna di salah satu taman kota, mereka hanya duduk di salah satu bangku dengan beberapa makanan di tangannya.

Ia bahkan dengan sengaja membiarkan Jeno di kejar anak-anak kecil usia enam sampai delapan tahun, dengan iming-iming mereka, si anak-anak yang bisa mengejar Jeno, akan ia berikan permen dan es krim.

Ia membiarkan tubuh bongsor Jeno di teriaki dan di tarik-tarik anak kecil yang membuatnya terkikik gemas. Toh bersyukurnya Jeno tak pernah marah.

Jaemin POV

Mereka punya kehidupan yang sama kayak aku... Nggak ada yang tahu ada apa dibalik senyum atau cemberutnya mereka...
Dan mungkin nggak ada yang peduli..

Tapi detik ini..apapun itu, aku cuma  mau bikin mereka tersenyum atau mungkin juga bingung..

Paling nggak, setiap lewat taman ini mereka bakal inget ada seorang anak remaja yang kurang kerjaan yang bikin mereka senyum-senyum sendiri saat mengingatnya..dan pemuda itu adalah aku, Jaemin...

Dari kecil aku selalu main di taman ini dengan Mark, Tapi nggak pernah sedetik pun aku berhenti semenit aja buat nikmatin keindahannya..

Sekarang, di saat aku sadar, aku bisa kehilangan semuanya setiap saat.. aku baru ngerasa semuanya begitu indah...

Panglima Tempur []✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang