22- Menghilang

255 35 0
                                    

Vote dan comment nya boleh??

⭐⭐⭐

°°°

Yoongi turun dari taksi dan melihat Hoseok sedang mengobrol bersama dengan polisi yang sedang berjaga disana. Pria itu langsung berlari dengan sekuat tenaganya dan menepuk pundak Hoseok karena membelakanginya.

"Apa yang terjadi? Kenapa dia mati?" Yoongi bertanya sambil terengah-engah, ia menumpu badannya pada pundak Hoseok karena luka di perutnya terasa sedikit perih dan tubuhnya masih lemas.

Hoseok langsung menghentikan pembicaraannya dengan polisi tadi dan menyuruh polisi itu untuk melanjutkan pekerjaannya. Fokusnya teralihkan pada tangan Yoongi yang sedang bertumpu pada pundaknya.

"Hyung yakin sudah baik-baik saja? Apa Seohyun memperbolehkanmu datang kesini? Aku tidak pernah menyuruhmu datang. Jadi jangan menuduhku nanti."

"Masalah itu.." Yoongi mengambil nafas dalam-dalam sambil sedikit meringis merasakan perih di perutnya. "Biarkan saja. Sekarang bawa aku ke dalam dan jelaskan padaku apa yang terjadi."

Hoseok menuruti perkataan Yoongi dan membawanya masuk sambil menuntunnya ke dalam TKP yang merupakan rumah dari Kim Jooseok.

Yoongi mengamati semua yang ada di dalam rumah ini. Semuanya sangat berantakan, meja kaca pecah dan terdapat genangan air kopi diantara pecahan kaca, kertas-kertas yang diduga berasal dari rak-rak yang sekarang terbuka berserakan dimana-mana, serta bekas percikan darah di lantai yang belum diapa-apakan.

"Apa yang sudah kau temukan disini?" tanya Yoongi pada Hoseok. Pria itu sudah sanggup berdiri sendiri.

"Belum ada barang-barang yang bisa dijadikan barang bukti yang bisa membantu kita menemukan pelaku. Saksi mata pun belum bisa ditemukan karena area perumahan ini cenderung sepi. Selain itu CCTV juga hanya berada di tikungan depan gang jadi tidak membantu apa-apa karena itu memudahkan pelaku untuk tidak terekam." jelas Hoseok.

"Apa sudah pasti kalau dia dibunuh? Bukannya bunuh diri?"

"Sudah pasti."

"Kau sudah mengecek kalau tidak ada senjata api di rumah ini?" Yoongi kedua menaikkan alisnya.

"Tidak ada senjata api sama sekali dari rumah ini," Hoseok menggeleng yakin, "Dan, kalaupun dia bunuh diri seharusnya ada senjata api didekatnya yang dijadikan barang bukti kuat."

Yoongi menghela nafasnya panjang dan hanya bisa menatap sekeliling TKP dengan kecewa.

"Jangan khawatir, hyung. Aku yakin kalau pelakunya adalah orang terdekat Kim Jooseok. Tidak ditemukan bukti perampokan selain ponselnya yang hilang. Pintu depannya pun tidak ditemukan kerusakan karena pemaksaan masuk. Dengan begitu berarti Kim Jooseok awalnya membukakan pintu untuk orang ini dengan sukarela." Hoseok menjeda kalimatnya.

"Tapi siapa perampok yang hanya mau merampok ponsel saja, sedangkan banyak barang-barang elektronik lain ada disini? Aku yakin di ponsel itu ada sesuatu yang bisa membantu kita menemukan dalang di balik semua ini." lanjut Hoseok.

"Jooseok membukakan pintu dengan sukarela?" Yoongi mengulang ucapan Hoseok sambil tampak memikirkan sesuatu kemudian matanya menemukan pecahan gelas kaca juga diantara pecahan meja kaca dan langsung menyadari arti dari hal yang janggal yang dari kemarin memenuhi pikirannya.

Yoongi menjentikkan jarinya dan membulatkan matanya, "Benar! Pecahan gelas kaca dan genangan air kopi disitu menunjukkan kalau Kim Jooseok sempat menjamu tamunya yang berarti si pelaku. Sebelum kemudian keadaan memanas dan terjadilah pembunuhan tersebut. Kertas-kertas yang berserakan dan meja kaca yang pecah mengartikan kalau sempat terjadi perkelahian antara mereka."

EPIPHANY | Min YoongiWhere stories live. Discover now