Eunwoo

204 15 3
                                    

Satu kali saja, Eunwoo ingin merasa tenang. Bukannya ia tak bersyukur atas semua yang dimiliki, tapi ia ingin satu kali saja. Sekali saja. Setiap kebahagiaan yang dirasakannya seperti menyimpan ketakutan di baliknya. Di setiap pandangan mata penuh puja tersirat bayangan kehilangan di sana. Sebenarnya apa yang salah? Bukankah ia sudah mendapatkan kasihnya? Bukankah ia telah mencapai bahagianya?

Bukan kali pertama ketika perasaan itu muncul, bahkan Minhyuk sudah lelah mendengarkan ceritanya. "Apa lagi kali ini?" begitu katanya setiap kali menemukan Eunwoo menyendiri di pantry sambil memandangi gelas kosong di tengah malam.

Bulan malam itu menunjukkan kekuasaannya. Mendominasi langit malam meski bintang tak terlihat satupun. Eunwoo menggenggam ponselnya erat. Berita mengenai keberhasilan sebuah drama yang sedang tayang. Memuat foto kekasihnya dan beberapa pemeran lain. Kekasihnya selalu bersinar, dimanapun ia berada.

Apa yang sebenarnya ia takutkan?

Ada satu ketika ia menemukan setumpuk hadiah di ruang tunggu mereka. Ia hanya diam ketika member lain sudah berteriak antusias melihatnya. Bukan, itu bukan milik mereka tapi hanya kekasihnya. Ya, hanya milik kekasihnya.

"Sepertinya dia semakin bersinar, benar? Lihat semua hadiah ini. Bahkan tidak ada namaku satupun." Ucap Sanha yang duduk disebelahnya.

Eunwoo hanya tersenyum membenarkan. Ia bangga, sungguh. Tapi apa ini? Kenapa ada sesuatu yang menyelinap masuk ke hatinya? Seperti sengatan kecil yang membuatnya tidak nyaman.

Begitupun hari-hari berikutnya. Ada saja sesuatu yang membuatnya tak nyaman. Bukannya ia membenci itu, hanya saja ia merasa tak tenang. Bahkan ketika kekasihnya menggenggam tangannya, rasanya sangat nyaman. Dia tidak berbohong akan itu. Tapi seenaknya saja sengatan sakit itu datang lagi.

Rasa itu berlanjut hingga menenggelamkan dirinya dalam. Hingga berakibat sangat buruk untuk konsentrasinya. Menghambat semua persiapan comeback grupnya yang semakin dekat. Bukannya ia tak tahu bahwa ia mengacaukan segalanya, terlebih ketika Jinwoo meliriknya tajam melalui cermin di ruang latihan.

"Istirahat lima belas menit." begitu Jinwoo pergi keluar sambil--entah sengaja atau tidak, membanting pintu, Eunwoo meremas helaian kelamnya.

Ia paham, mereka semua lelah. Jadwalnya yang padat memaksanya untuk mencuri waktu istirahat yang sangat sedikit. Bahkan untuk latihan saja member lain harus menyesuaikan dengan jadwalnya. Ia semakin merasa bersalah karena itu.

Eunwoo menyandarkan punggungnya pada dinding kaca, menyembunyikan wajahnya di balik lipatan lengan yang bertumpu pada lutut. Memikirkan kembali apa yang seharusnya ia lakukan saat tiba-tiba sebuah sentuhan terasa pada kepalanya. Ia mengenali sentuhan itu. Setiap usapannya menyerukan kata penenang. Ia menghembuskan nafas berat, berharap sengatan itu tak semakin dalam.

"Apa terjadi sesuatu?"

Ah... suara itu. Suara paling merdu baginya. Senyuman terindah yang sangat ia rindukan. Kasihnya tepat di depan matanya tersenyum dengan pandangan penuh kekhawatiran. Bagaimana bisa ia mendapatkan perasaan sebesar itu? Kebaikan apa yang telah dilakukannya di masa lalu?

"Tidak. Hanya lelah. Konsentrasiku terpecah." betapa hebat Eunwoo dan segala senyum palsunya.

Tidak ada yang tahu bahwa bukan pekerjaanlah yang membuatnya lelah, namun perasaannya sendiri yang membuatnya tak sempat beristirahat.

"Apa masih ada jadwal shooting hari ini?"

"Tidak, tadi pagi yang terakhir. Tapi besok aku harus pergi pagi sekali." Eunwoo jelas melihat raut kekhawatiran itu, segera ia memberikan kekehan manis untuk kekasihnya. "Tenang saja, aku bisa. Aku kan kuat."

"Em... Baiklah. Aku percaya. Kau kan hebat. Ayo mulai latihan lagi, akan ku ajari pelan-pelan." katanya seraya mengulurkan tangan untuk Eunwoo.

Selalu begini. Ia yang menjadi paling lamban dan kekasihnya akan datang membantu dengan telaten. Eunwoo tak akan pernah bisa sebanding dengannya. Kekasihnya selalu menjadi yang terbaik kapanpun itu.

Di depan cermin ia berusaha bergerak mengikuti arahan dengan baik. Mencoba memperbaiki kesalahan yang ia buat. Dan ketika itulah ia kembali sadar bahwa semakin banyak ia menghepaskan ekspektasi orang-orang terhadapnya.

Tak tahu sejak kapan, tapi harapan orang-orang terhadapnya semakin membuatnya hilang. Yang dilihat oleh orang-orang adalah Cha Eunwoo, tapi yang dilihatnya saat ini adalah Lee Dongmin. Cermin ini tidak pernah berbohong. Dan cermin ini selalu membuat kekasihnya lebih bersinar.

Apakah selama ini ia terlalu percaya diri? Nyatanya ia memandang tinggi dirinya sendiri hingga lupa bahwa ia bukan apa-apa. Orang-orang tak pernah tau sisi lemahnya, versi paling buruk dari dirinya. Dan cermin ini selalu menunjukkannya.

Hari-hari berlanjut dengan kepalsuan yang membuat semua seolah baik-baik saja. Di saat dimana ia akan menghabiskan waktu di dalam kamar mandi hingga membuat member lain kesal. Tak ada yang tau ia mencoba membuat dirinya baik-baik saja. Lima belas menit cukup untuk membuang air matanya, mencoba mengusir lelah batinnya.

Semakin hari kekasihnya semakin bersinar terang, kala itu pula ia merasa kecil. Meskipun ia tertawa lepas di depan kamera. Bertingkah lugu bagai anak kecil yang tengah berbahagia. Cukuplah untuk melabeli dirinya sebagai aktor handal. Aktor dalam drama kehidupannya yang nampak sempurna namun rusak di baliknya.

Ia menemukan dirinya semakin tenggelam ketika kekasihnya datang membawa senyuman. Menawarkan pelukan pengusir lelah. Akhirnya ia menangis. Mengatakan bahwa ia lelah meski tanpa kata.

Ia sangat lelah.

Sungguh.

Lelah dengan semua bayangan betapa buruk dirinya. Betapa tak pantas dirinya.

Apakah ini saatnya ia berhenti?

Satu malam ketika tiba-tiba muncul notifikasi di pesan di ponselnya. Mungkin ini saatnya untuk mengusir sedikit penatnya. Tidak ada salahnya ia keluar sebentar bersama teman-temannya. Sepanjang perjalanan ia sudah memkirkannya. Mungkin inilah saatnya.

Tepat sebelum ia membuka pintu bar ia mematikan ponselnya setelah mengirim pesan.

/////

To: Binnie

Bin, maaf. Sebaiknya kita putus.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 19, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

YOU, ME, and USWhere stories live. Discover now